#02

9 4 2
                                    

Duarrr!! Suara ledakan itu terdengar keras dan sepertinya itu berasal dari salah satu labor yang berada di belakang mereka berada. 

"Suara apa itu?" tanya Seven seraya bangkit dari duduknya. "Lihat. Sepertinya berasal dari labor," tunjuk Ruri ke arah gedung yang salah satu ruangannya hancur akibat ledakan.

"Pengumuman! Salah satu iblis berhasil memasuki wilayah sekolah, dimohon untuk para siswa dan staff untuk segera melarikan diri dari sekolah. Diulangi.."

'Bagaimana bisa iblis itu masuk ke sini?' gumam Seven.

***

"Seven! Ruri! Kalian pergilah berlindung. Aku akan menemui pasukan Norel untuk meminta bantuan," ujar Gin seraya pergi menuju markas pusat dan meninggalkan Ruri dan Seven yang kebingungan.

"Seven..," panggil Ruri ketika melihat Seven hanya terdiam di tempat. 'Tidak. Aku tidak akan pergi untuk mencari tempat berlindung' batinnya. 

"Ruri, kau pergilah dulu. Ada sesuatu yang harus aku urus," ujar Seven seraya pergi meninggalkan Ruri.

Di situasi seperti ini, hanya satu yang ia pikirkan. Ia harus membunuh iblis itu bagaimana pun caranya. Meski tidak memiliki senjata khusus, tapi ia memiliki tekad tersendiri.

Brak! Seven membuka pintu lokernya dengan kasar dan mengambil sebuah pedang yang terdapat disana.

Setelah itu ia pun berlari ke labor untuk mencari iblis menjijikkan itu. Saat sedang berlari melewati koridor sekolah, ia melihat ada bercak darah di lantai. 

'Dia disekitar sini?' gumam Seven, kemudian bergegas mengikuti asal bercak darah tersebut.

Langkahnya terhenti dan terasa berat ketika melihat remaja dengan pakaian sekolah sepertinya terkulai lemah dan dipenuhi darah di lantai koridor.

Seven pun menghampiri salah satunya, "Hei kau. Apa kau bisa mendengarku?" tanyanya.

Karena tak menerima sahutan dari orang itu, Seven pun mulai memeriksa denyut nadi nya.

"Sialan! Aku telat untuk menyelematkan mereka," umpat Seven pada dirinya sendiri.

Tanpa ia sadari, sosok iblis menyeramkan telah berada di belakangnya bersiap untuk memakannya.

"Kau lengah!" ujar iblis itu. Seven tak siap dengan apa yang terjadi dihadapannya hanya bisa terdiam.

Swushh! Brakk! Tubuh Seven pun terpental ke samping karena didorong oleh sesuatu yang keras. "Aduhh..," Erangnya seraya berusaha duduk.

Untuk sekejap, ia menarik ucapannya tentang Ruri yang pemalu. Karena saat ini, gadis itu berada di hadapannya dan menyelematkannya dari iblis tadi.

"Ruri, apa yang kau lakukan disini?!" bentak Seven pada Ruri. "Aku kesini untuk menyelematkan mu Seven," jawab Ruri seraya tersenyum lembut.

"Aku menyuruh mu untuk pergi berlindung!" bentak Seven lagi.

Ruri hanya tersenyum mendengar ucapan Seven, "Kita ini teman. Bukannya harus saling menolong?" ujar Ruri yang membuat Seven terdiam.

Iblis yang merasa acara makan siangnya diganggu oleh Ruri, mulai menyerang gadis itu.

Zratt! Dengan cepat Seven pun menangkis serangan iblis itu dan melindungi Ruri.

"Jangan menghalangiku!" ujar iblis itu kesal seraya menyiapkan serangan berikutnya. 

"Jangan mendekati rekan ku!" sahut Seven seraya bersiaga untuk menyerang iblis dihadapannya.

S E V E NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang