Chapter 12☁️

42 16 3
                                    

–The World Vega–

▪️▫️▪️▫️▪️▫️

Hari melakukan test itu pun tiba. Mereka di antar oleh paman jo sebagai wali, saat mereka tiba sudah banyak yang mengantri untuk giliran mereka tiba melakukan test.


Paman Jo berkumpul bersama para wali saat ini Aletha dan Kasya sedang menunggu gilirannya, jadi mereka duduk di dekat pohon tak jauh dari tempat test berlangsung.

"Kupikir kita akan mengunci sebagian element atau bakat kita." Ucap Kasya.

"Kenapa?" Tanya Aletha.

"Jika kita tidak menguncinya otomatis mereka akan tau bukan kalau kita memiliki banyak element bahkan bakat." Ujar Kasya. Aletha mengangguk paham.


"Kau ingin menggunakan element dan bakat apa?" Ucap Aletha.

"Mungkin hanya Element Tumbuhan dan Angin, bakat paling Healing sama teleport." Jawab Kasya acuh.

"Terus lo?" Lanjut kasya.

"Api, Air, Healing, Teleport juga." Jawabnya sambil melihat ke sekeliling. Kasya mengangguk.


"Selesai test juga di buka lagi inikan." Ucapnya sambil mengedikkan bahu acuh.

"Iya dan gue nanti bikin orang lain gabisa liat aura atau mendektesi Element atau bakat apa aja yang ada di diri kita!" Jawab Aletha.

"Good idea girl!". Ucap Kasya semangat sambil memberikan kedua jempolnya pada Aletha.

Aletha Terkekeh melihat keantusiasan Kasya. "Ayo ngunci lo ingetkan mantranya?." Tanya Aletha.


"Iya "

"κλειδαριά." Ucap Mereka serempak dengan gumaman dan menutup mata.

Seketika cahaya transparant mengelilingi mereka, namun jika ada orang yang melihatnya mereka seperti sedang menutup mata saja. Mereka menggunakan mantra kuno yang jarang di ketahui banyak orang namun mereka mengetahuinya dari buku hitam tanpa judul.

Entahlah mereka pun tak tau buku apa itu. Namun itu sangat amat berguna untuk mereka, jika orang lain melihatnya seperti hanya buku bekas yang sudah tak layak di pakai.

"Coba lo ngendaliin air." Ucap Aletha saat membuka mata.

Kasya mengangguk lalu di mencoba untuk mengendalikan air atau api namun tetap tak bisa.

"Mantranya berhasil." Ucap Kasya saat tak bisa mencoba mengendalikan.

"Sekarang gue mau coba ngendaliin tumbuhan." Lalu Aletha mencoba mengedalikan tumbuhan dan tidak bisa.

"Iya berhasil."

"Mind reader sama See Spirits gue tapi tetep ga kekunci." Ujar Kasya.

|[See Spirits : Melihat Roh/arwah]|

"Lo udah punya bakat itu dari bumi jadi emang gabisa di kunci kayak gue juga punya modifier time juga ga ke kunci karna emang udah lama." Jelas Aletha.

"Terus orang lain bakal tau ga kalo misalnya gue punya Bakat itu?" Tanya Kasya.

"Entahlah, tapi gue mau coba biar orang lain gatau bakat kita apa aja."

"Jadi orang lain itu tau aja kalo kita emang punya bakat spesial tapi mereka gabisa mendekteksi bakat itu" Lanjut Aletha.

"Good!" Ucap Kasya Sambil tersenyum bangga.

✮✯✰

Mereka pun mulai melakukan test.

"Selanjutnya!" Ucap salah satu Panitia Academy. Lalu Kasya Melangkah mendekat karena kini gilirannya.


"Nama siapa?" Tanya wanita itu jutek.

"Kasya Zovandra." Jawabnya Malas.

Wanita itu mendelik tak suka.

"Letakkan tanganmu di Magic Ball itu!" Ujarnya tak santai.

Kasya menghela nafas lalu dia meletakkan tangannya di atas Magic Ball itu. 

Sringg~

Cahaya terang yang sangat menyilaukan mata.

Ctrak!

Bunyi retakan serta pecahan yang sangat nyaring dari Magic Ball sampai Kasya menjadi pusat perhatian karena silaunya cahaya serta bunyi retakan yang sangat nyaring.

Mereka semua yang melihat melongo tak percaya. Bagaimana bisa Magic Ball yang sangat tak di ragukan kekuatan magisnya retak begitu saja hanya karna seorang gadis yang hanya meletakkan tangannya di Magic Ball.

"Maafkan aku bibi!". Ucap kasya polos memecahkan keterdiaman mereka karna dia merasa bersalah telah memecahkan Magic Ball dan juga dia pikir mereka semua terdiam karena dia memecahkan Magic Ball itu.

"Eh ah iya! Tak masalah!" Ucap wanita itu tersenyum gugup.

Kasya binggung melihat wanita itu tersenyum manis padanya bukannya tadi wanita itu sangat sinis padanya lalu apa ini dia tersenyum.

Aneh pikirnya.

"Ah untuk selanjutnya kalian bisa mengantri di barisan yang lain di karenakan Magic Ball yang retak jadi tak bisa di gunakan." Ucap salah satu panitia di barisan sebelahnya memecahkan keheningan sambil menekan kata Magic Ball.

Kasya Dan Aletha hanya menatap mereka jengah.

"Ck, tadi katanya tak masalah sekarang malah di perjelas!" Gumam Kasya malas.

"Silahkan selanjutnya!" Lanjut panitia itu dan kini giliran Aletha dan mereka semua telah melanjutkan aktifitas yang tertunda.

"Nama siapa?" Tanya panitia laki-laki itu.

"Freya Aletha" Ucapnya datar.

"Letakkan tanganmu letakkan di Magic Ball!" Ucap panitia itu.

Ck kenapa panitianya pada jutek-jutek semua. Pikirnya. Lalu Aletha Meletakkan tangannya.

Dan.

Sringgg~

Cahaya lebih terang kembali membuat semua orang yang berada disana menutup mata. Ya cahaya Aletha lebih terang sedikit dari cahaya Kasya walau sedikit tak bisa di pungkiri itu sangat terang.


___🦋🦋🦋___

The World Vega Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang