"Ra ada apaan tu ?'' Ara melirik ke arah yang di tunjuk sia, disana tampak ramai. Banyak orang berkerumun.
Belum sempat menjawab, sia sudah lebih dulu menarik tangan Ara menuju tempat itu.
"Misi ini ada apa?"
"Oh ada anak baru Ra,yang di godain kakak kelas. Terus samudra ngak terima ,dan mukul kakak kelas itu" Ara terperangah hanya karena anak baru samudra yang bisa di bilang jarang sekali berkelelahi kini mala sebalik nya.
Seberapa penting anak baru itu, terlihat ketika keributan semakin memanas,bel masuk tiba.
Disana samudra diam dengan tangan menggenggam tangan yang dikata anak baru tadi.
Dipikiran Ara siapa sebenarnya gadis itu,apa sebegitu pentingnya bagi samudra
"Ra ,hei ,araaa!"
"Biasa aja ,pengang ni telinga gw"
"Ya maaf abis nya Lo ngelamun,mikirin ap emg nya? Gas abis atau harga garam naik?"
"Diem deh," gadis itu melangkah pergi meninggalkan sang teman yang berteriak tidak terima karena di tinggalkan.
Samar-samar sepanjang koridor terdengar para siswa membicarakan samudra dengan anak baru yang nama nya belum di ketahui.
"Eh dengar-dengar kata nya anak baru tadi ,cewek yang pernah kak Sam suka,"
"Masa sih,tapi kalo iya gpp sih. Cewek nya cantik cowok nya ganteng coupel goals nanti"
Ara yang berjalan hanya diam tanpa menghiraukan ucapan-ucapan yang bagi nya sungguh tak penting.
IPA 1 mendadak hening ketika pintu di ketuk, pandangan mereka tertuju pada satu objek yaitu pintu.
"Permisi,saya mau mengantar murid baru kekelas kalian, silahkan masuk nak"
Sorak-sorai godaan dari kaum Adam memenuhi pendengaran. Sedangkan yang di goda hanya menunduk malu.
"Nah ini akan menjadi teman baru kalian semua, perkenalkan nama kamu" ujar buk iris dengan ciri khas suara lembut nya.
"Hallo semua perkenalkan nama aku Ayudia, pindahan dari balik papan,salam kenal"
Suara godaan makin terdengar dipenjuru kelas,tak ayal membuat Ara menutup telinga.
"Sudah , silahkan ayu duduk di bangku kosong sebelah Weni,Weni angkat tangan mu" merasa terpanggil si ratu tidur mengangkat tangan dengan ogah-ogahan.
Koridor tampak ramai,ketika bel istirahat sudah di bunyikan.
Sia menarik pelan tangan Ara , perut nya sudah tidak di isi sejak pagi,untung saja tak mengidap penyakit maag.
"Sabar sia,kantin ngak bakal lari"
"Kantin emg ngk bakal lari,tapi bakso mang Ucup yang bakal lari duluan ke perut orang" pundung sia
Langkah mereka terhenti ketika di hadapan sia ada seseorang yang menghadang.
"Boleh aku ikut kalian?"
Pelaku nya yaitu Ayudia anak baru yang belum memiliki teman, berharap dengan Weni untuk kekanti sama saja berharap pada doi yang tak kunjung peka.
Sedangkan kedua sekawanan itu hanya mengangguk.
Di sepanjang koridor bisik-bisik memuji kecantikan ayu. Memang benar ayu cantik tak ada fakta bahwa dia buruk rupa.
Tapi bisa kah orang orang tidak lebay memuji sampai segitu nya.
"Lo mau pesan ap,biar gw yang pesan" sia memang pandai dalam pesan memesan jarang sekali perempuan itu ngantri lama.
"Samain aja" jawab pelan ayu
Diujung kantin 1 ada samudra dan kawan-kawan nya.
"Eh ayu akrab sama Ara,dan sia?" Rian melirik ke samudra yang masih diam
Percayalah samudra masih memendam rasa pada ayu namun tak berani mengatakan.
Ari mengedikan bahu pertanda bahwa ia tak tahu.
"Lo masih suka ayu Sam?" Pertanyaan Rian berhasil membuat samudra menengok ke arah nya.
Samudra hanya membalas dengan muka datar,tanpa mereka tau jawaban nya adalah ia.
Singkat nya samudra menyukai ayu ketika duduk di bangku sekolah dasar dipikir hanya cinta monyet, berlanjut pada jenjang SMP ternyata rasa suka nya tak kunjung pudar, samudra yakin kini rasa itu bukan sekedar cinta monyet belaka.
Melihat ayu bergurau dengan Ara ada rasa yang beda entah apa itu,ada kebimbangan yang merasuk.
Kedua teman nya sontak memandang samudra ya y beranjak dari kantin, meninggalkan tanda tanya,tumben sekali pikir nya.
***
"Sam!"
Teriakan itu mau tidak mau membuat samudra berhenti dan menoleh.
Gadis dengan seragam yang sama dengan nya berlari mendekat.
Dengan alis terangkat samudra seolah bertanya ada apa?
"Aku boleh bareng kamu ngk,soal nya supir aku ngk bisa jemput" suara nya di buat selembut mungkin agar samudra menuruti kemauan nya.
Memang pada dasar nya samudra tidak enakan orang nya,jadi mengiyakan saja permintaan gadis ini.
Motor sport nya membela jalanan kota,panas sore ini tak begitu menyengat.
"Aku bakal buat kamu bertekuk lutut lagi sama aku Sam" kekeh nya dalam hati.
Senyum gadis itu mengambang ,ayu ya gadis itu adalah ayu,ucapan nya yang mengatakan bahwa supir tak bisa menjemput hanyalah omong kosong belaka. Ini adalah salah satu cara nya agar samudra jatuh ke genggaman nya lagi.
"Thanks "
"Hem".
***
Suasana rumah Ara sedikit ricuh,adu argumen Antara ayah dan ibu nya memekakkan telinga,entah apa sebab nya Ara tak tahu.
"Sudah ku bilang mas,teman mu itu ingin menipu lihat lah sekarang kan"
"Kau tidak tahu apa-apa Ratih,ini urusan ku!!" Papa Ara berteriak
Sejak satu bulan yang lalu perusahaan orang tua Ara mengalami masalah yang cukup sulit akibat kecerobohan papa Ara.
"Tapi mas.." ucapan Ratih terpotong begitu saja
"Kau bisa diam tidak,kepala ku rasa nya ingin pecah "
Ara dibalik pintu menatap takut pada teriakkan sang papa. Rasa nya seumur ia hidup belum pernah dazi berteriak sekeras itu dengan mama nya.
Heyoowww semuaaa, i'm comeback xixi
Gimana gimanaaaa ada yang kangen gakkk???? Kngen donggg ya kannn
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga!
Teen Fictionpunya tetangga udah songong sok ganteng sok dingin gimana jadi nya? "awh,,samud tolongin gw!" "bangun aja sendiri" samudra berjalan meninggalkan Ara yang jatuh di jalanan komplek perumahan tempat mereka menetap. "anjir,songong Lo ya,tunggu aja butuh...