1

29 1 1
                                    

Happy reading, selamat menyelami dunia fiksi Ara dan Samudra.

Jika suka silahkan lanjut,jika tidak dipersilahkan untuk mundur Alon Alon ya.

Supaya gak lupa sebelum baca diperkenankan untuk menekan bintang dan follow wp aku.
Bantu aku untuk semangat menjalankan misi pembuatan cerita ini.

♥️♥️♥️♥️♥️

"araaaaaa"

Gadis berkuncir kuda berlari tergesa-gesa menuju Ara.

Sedangkan yang dipanggil menoleh malas,
"Apa sih sia?" Ara memutar bola matanya dengan malas,tebakan nya pasti sia ingin menanyakan prihal pangeran es nya, samudra.

"Liat samudra ngk?"pertanyaan yang sudah bosan di dengarkan oleh Ara,bahkan setiap berjumpa Ara ia menanyakan hal itu.

"Mana gw tau sia, emg gw yang pegang kaki nya" Ara menjawab malas dengan memutar Badan dan kembali meneruskan langkah nya.

"Lo kan tetangga nya ,pasti tau lah"

Plak

Tabokan Pedas mendarat pada bahu sia
"Tetangga ya,bukan emak nya ,awas gw mau lewat ngalangin aja lo!" bukan nya marah sia malah menampilkan cengiran kuda,sudah biasa di tabok Ara,apa lagi hampir setiap hari ia menanyakan samudra yang notabene pujaan hati nya.

"Hehe iya-iya Ara jangan ngegas sih"

Ara melanjutkan langkahnya menuju kelas di ikuti sia di belakang.

" Lo ngapain sih ? " Ara terkejut pasal nya sia mengorek tong sampah di dekat kelas IPA 3 alias kelas si samudra Hindia .

"Nyari samudra kali-kali ada di sini"

"Siaaa Lo bego banget ya kali tu anak ada di tong sampah,ayo ke kelas malu-maluin aja" ujung tas ransel sia di tarik tak sabaran menuju kelas IPA 1.

***

Kantin

"Sesak " satu kata untuk kantin SMA Nakula
Ratusan siswa dan siswi memadati kursi-kursi tak bertuan. Para siswa dan siswi berdesakan memesan makanan seperti tak pernah makan dalam kurun waktu ribuan tahun.

"Sia udah deh ngk usah ke kantin padat banget kayak orang demo"

Ara berbalik dan hendak pergi keluar kantin, tiba-tiba lengan nya ditarik menuju area dalam lagi.

Rontahan dan makian Ara tak digubris oleh sia ,tujuan awal nya adalah melihat pangeran es gerak nya.

"Samudra boleh gabung ngk?"

Ara melotot seketika mata nya bak pentol bakso yang akan menggelinding ke meja kantin

Apa-apaan sia ini pikir nya ,sudah tau samudra perang dingin dengan diri nya masih saja membuat perkara.

"Boleh" satu kata saja sudah cukup mewakili pertanyaan yang di lontarkan sia. Tapi bukan samudra yang menjawab melainkan Rian teman samudra.

Sia kembali menarik Ara untuk duduk,

"Gw cabut aja sia,males disini dingin"

Tentu saja yang di ucapkan Ara itu untuk menyentil batu bergerak yang memainkan ponsel dengan fokus.

"Ngk usah deh Ra,kan Lo belum makan juga"

Perdebatan kecil prihal duduk memikat samudra bersuara

"Kalo ngk mau ngk usah ribet ,berisik Lo itu!"

Area mudah terpancing padahal ia yang awal nya memancing samudra. Dengan cepat sia menarik tangan Ara dan segera meninggalkan area kantin,bisa gawat jika Ara marah satu SMA Nakula akan mendengar makian,umpatan dan kebun binatangnya Ara.

Tetangga!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang