4

14 2 1
                                    

Happy reading, selamat menyelami dunia fiksi Ara dan Samudra.

Jika suka silahkan lanjut,jika tidak dipersilahkan untuk mundur Alon Alon ya.

Supaya gak lupa sebelum baca diperkenankan untuk menekan bintang dan follow wp aku.
Bantu aku untuk semangat menjalankan misi pembuatan cerita ini.

♥️♥️♥️♥️♥️


"kemarin dunia terlihat sangat indah dan dengan mu merasakan ini semua"
Seventeen- kemarin🎶🎵

Ara duduk di depan televisi dengan mata fokus ke film yang sedang di putar, tapi pikiran nya berkelana entah kemana. Ada perasaan sesak yang tak kunjung terjawab, ia pun tak tahu apa perasaan itu.

Suara dering ponsel mengagetkan nya,tangan nya meraba raba bawah bantal mencari benda digital itu.

Dilihat nya yang menelpon adalah Adiba kakak perempuan raga, tumben sekali pikir Ara. Pasal nya Adiba jarang menelpon Ara, walaupun ia tahu Ara adalah kekasih sang adik bungsu nya.

"Hallo kak "

"...."

"Kenapa tumben nelpon?"

"...."

"Iya kak sbntr bye"

Ponsel mati seketika,Ara bingung, Adiba mengatakan agar segera menuju rumah milik orang tua raga ada hal yang perlu Ara ketahui.

Langkah nya bergegas menuju kamar dan kembali berjalan menuju rumah ia akan kerumah raga yang letak nya ada di blok sebelah komplek rumah nya.

Didepan rumah Ara tak tahu harus menaiki apa karna tak lihai berkendara ia memutuskan berjalan kaki, sampai di rumah raga kening nya mengerut,ada apa ini kenapa rame sekali banyak lalu lalang orang.

Ara menanyakan kepada laki-laki berkopiah

"Pak ini ada ap ya?"

"Loh mbk Ara ngak tahu,mas raga meninggal "

Raga meninggal raga meninggal ,kata itu terus berputar dan membuat lutut Ara lemas seketika.

Ia berlari ke arah rumah berlantai dua didepan nya.

"Kak raga!!!"

Didepan sana ia Melihat ada peti yang berada di tengah-tengah dengan kedua orang tua dan saudara raga di sebelah nya

Semua orang menoleh Melihat pelaku yang berteriak.

"Tante kak raga mana,kak raga gak pergi kan dia janji ke Ara bakal pulang,mana kak raga Tante" tanya menuntut ,ibu raga hanya diam dengan tangan yang mengelus pundak Ara.

"Raga sudah pergi Ra,dia sudah meninggal kan kita semua" Isak ibu raga

Ara menggeleng kuat dengan rasa tak percaya, namun ketika peti itu di buka,ia hampir limbung jika tak di tahan Adiba

"Kak raga bangun,Ara mau kakak bangun ,bangun kak!!!" Teriak nya histeris

Berkali kali menggoyang kan tubuh kaku raga , berkali-kali pula Ara harus tertampar kenyataan bahwa laki-laki nya sudah pergi.

Tetangga!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang