Gelap || 1

27 3 0
                                    

'mungkin, gelap tetaplah gelap. Namun, apakah terang akan selamanya terang?'

_Gelap _

_______________

*****

Dear diary,
Jika memang gelap tidak selamanya gelap, apakah mungkin aku akan menemukan titik terang itu?

Dear diary,
Jika cahaya itu akan datang padaku, apakah cahaya itu tidak akan kembali redup?

Dear diary,
Aku mungkin pernah merasakan bahagia walaupun sekecil apapun seperti orang lain, tapi, apakah orang lain pernah merasakan bagaimana gelap yang aku alami?

Gelap menutup kembali buku bersampul hitam yang bertuliskan 'Gelap' itu. Buku bersampul hitam yang sering di bawa kemanapun Gelap pergi. Buku bersampul hitam yang menjadi saksi banyaknya kesedihan dan sedikit kebahagiaan yang Gelap alami. Bolpoint bertinta merah itu tak pernah terganti dalam buku hitam itu. Tak tau kenapa, Gelap sangat menyukai warna tinta yang terdapat pada bolpoint itu. Jika tintanya habis, Gelap akan kembali mengisinya.

Pandangan gadis itu menyapu keseluruh penjuru taman yang dipenuhi kerlap-kerlip lampu yang menghiasi malam ini. Ia menyunggingkan senyumnya sekilas sebelum akhirnya menekuknya lagi. Taman ini sangat indah, namun tak seindah hatinya yang di penuhi luka yang belum bisa ia obati. Luka yang bahkan tak tau harus di obati dengan apa.

Gelap membuka lagi bukunya ke lembaran baru. Ia menyoret kembali kertas hitam itu dengan tinta merahnya. Walaupun ia tau warna tinta itu sedikit tidak terlihat di kertas hitamnya, tapi itu yang membuatnya suka dengan warna itu. Gelap, warnanya sangat gelap. Sama seperti namanya dan juga kehidupannya. Penuh dengan kegelapan yang tidak ada sedikitpun celah terang di kehidupannya.

Gelap menatap kelangit. Satu bulir air dari Langit menetes ke pipinya. Lalu di ikuti setetes lagi yang menetes di buku diary Gelap yang belum sempat Gelap tutup. Air itu membuat tinta yang ada di bukunya menjadi pudar. Gelap menutup bukunya lalu memasukan ke dalam tas selempang kecil berwarna hitam miliknya. Membenarkan jepitan hitam yang ada di rambutnya.

Kaus hitam, jeans hitam, serta sepatu hitam dan tak lupa tas dan aksesoris lainnya yang berwarna hitam menjadi sanksi bahwa kehidupan Gelap memanglah sangat gelap. Sehingga pakaian tidak banyak yang berwarna selain hitam. Ntah kenapa Gelap berpikir—ia tidak pantas memakai baju berwarna selain hitam karena kehidupan gelapnya itu. Gelap ingin seperti orang lain, memakai baju berwarna. Namun, Gelap sadar diri bahwa dirinya itu Gelap.

Gelap berdiri dari duduknya, lalu berjalan meninggalkan bangku taman ke sebuah halte bus. Ia duduk sebentar sebelum akhirnya ia memutuskan untuk naik ke dalam bus.

Bus yang di naiki Gelap berhenti di tempat di mana Gelap menyuruh sopirnya untuk berhenti. Gelap turun dari bus itu lalu berjalan lagi menuju rumahnya yang masih lumayan jauh dari tempat pemberhentian tadi.

GelapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang