Gelap|| Prolog

25 3 0
                                    

Happy reading 😊
_____________________

Gelap adalah namanya. Adelyn adalah nama panjangnya. Namun, ia tak pernah memakai nama panjangnya lagi saat setelah kebenaran itu terungkap. Kebenaran yang begitu menyakitkan dan kebenaran yang tidak akan pernah bisa mengubah takdirnya. Dan kebenaran itu tidak seorang pun tau terkecuali keluarganya.

Kebenaran itu sudah lama sekali terungkap saat ia baru berusia 5 tahun. Adelyn adalah keluarga terhormat dan sangat terkenal di sepenjuru kota. Bahkan dulu Gelap sangat terkenal oleh orang-orang dengan perusahaan besar karena dirinya sangat terkenal dengan sosok anak kesayangan Algifari Adelyn, ayah Gelap. Namun, saat setelah kebenaran itu terungkap, Gelap menjadi teracuhkan dan demi menutupi semua itu Algifari rela mengadopsi anak dari panti asuhan dan di beri nama Altasya Adelyn yang seharusnya itu adalah namanya yang dulu. Dan dia menjadi seseorang penganti Gelap.

_________________

"kak Sean!" panggil seorang gadis berambut pendek dengan sedikit membentaknya.

Pemuda yang di ketahui bernama Sean itu lantas membalikan badannya ke belakang dan menemukan gadis itu tengah menatapnya dengan tajam.

"Reva. Ada apa?" tanya Sean yang sedikit kebingungan karena Reva menatapnya seperti itu.

"ini semua gara-gara lo!"

Sean mengernyit bingung. Rasanya ia tak punya salah apa-apa sama Reva. Tapi kenapa Reva tiba-tiba menyalahkannya. Dan apa masalahnya.

"Gelap pingsan! Dan itu semua salah lo karena dia mergokin lo lagi berdua-duaan sama cewek sialan itu!" kata Reva akhirnya.

"Gelap pingsan? Terus dia dimana sekarang?" tanya pemuda itu dengan tampang khawatir.

"lo baru tanya sekarang? Kemana aja lo? Disaat semua orang heboh dengan berita Gelap yang pingsan, lo kemana aja? Pacaran sama siluman kalajengking itu?" Reva menjeda ucapannya sejenak. "bajingan lo!"

"gue tanya, dimana Gelap sekarang?!" nada bicara Sean sedikit meninggi. Pemuda itu kesal karena Reva tidak menjawab pertanyaannya barusan.

"otak lo dimana sih. Kalo orang sakit ya di bawa ke uks lah, bodo banget sih l-" perkataan Reva terpotong saat tiba - tiba Sean pergi begitu saja meninggalkannya yang belum selesai berbicara.

______________

"Gelap, kamu gakpapa?"

Gelap hanya diam tidak ingin menjawab pertanyaan dari laki-laki itu. Gelap masih sangat sakit hati jika mengingat kejadian yang tadi. Aresean, pemuda itu kepergok tengah berpelukan dengan wanita lain di belakang gudang sekolah. Dan bahkan pemuda itu mengelus puncak kepala gadis itu dengan penuh kasih sayang. Gelap yang berstatus sebagai kekasih dari pemuda yang bernama Aresean itu jelas sekali cemburu. Itu sangat wajarkan jika seorang perempuan cemburu kepada pacarnya yang kepergok berpelukan dengan wanita lain?

Aresean atau sering di panggil Sean itu menarik tangan Gelap yang tadi Gelap letakan di atas ranjang. Lalu ia menciumi punggung tangannya dengan sedikit ada rasa bersalah.

"kamu marah sama aku?" tanya Sean.

Gelap menatap Sean sekilas, lalu ia memalingkannya ke arah lain. Bola matanya mulai menghangat, di sertai air mata yang ditahan membuat pandangannya sedikit memburam.

"kepala kamu masih sakit ya? Sini aku pijitin," Gelap menepis tangan Sean yang akan memijat kepalanya.

"hati aku lebih sakit Res," kata Gelap akhirnya.

Ares adalah panggilan khusus dari Gelap untuk Sean. Dan hanya Gelap lah yang memanggilnya Ares.

Sean terdiam, ia jelas sekali tau kalau Gelap seperti ini karena salahnya. Salahnya karena kepergok sedang berdua-duaan dengan wanita lain di belakang gudang sekolah. Tadinya Sean ingin langsung menjelaskan semuanya kepada Gelap. Namun, Gelap sudah terlanjur pergi saat Sean akan mengejarnya. Dan Sean tidak tau kalau ternyata Gelap pingsan, disaat semua orang sedang heboh dengan berita Gelap yang pingsan itu. Dan bodohnya, Sean justru tidak peduli dengan kehebohan itu dan Sean akhirnya tau dari Reva. Dan ketidak pedulian itu membuatnya peduli karena itu menyangkut Gelap.

"tadi kamu cuman salah paham," Sean mencoba memberi pengertian kepada Gelap.

"salah pahamnya terlalu nyata sehingga aku gak bisa bandingin mana salah paham dan mana yang nyata".

Sean terdiam namun fikirannya terus mencari solusi agar Gelap bisa percaya padanya.

"aku tadi cuman nenangin Altasya karena tadi dia bilang kalo dia disiksa lagi sama papanya,"

"terus kamu percaya?" Gelap menjeda perkataannya sambil menatap Sean dengan sorot mata yang tajam. "bulshit! Res".

"udah beberapa kali aku denger alasan itu dari mulut kamu. Aku selalu bilang, kalau papa gak pernah siksa Altasya. Karena dia adalah anak kesayangannya papa!" Gelap bangkit dari ranjang lalu memasang sepasang sepatunya. Ia berdiri lalu menatap Sean dengan sedikit mendongak karena tinggi tubuhnya hanya sedada pemuda itu.

"setelah ini alasan apa lagi yang akan keluar dari mulut kamu?" tanya Gelap namun Sean tidak menjawab. Gelap mendorong bahu Sean yang menghalangi jalannya untuk keluar.

"Gelap."

Gelap berhenti di ambang pintu uks itu, lalu ia berucap tanpa membalikan badannya. "sebesar apapun kesalahan Altasya, dia gak akan pernah disiksa oleh papa".

Brak.
Setelah mengucapkan itu, Gelap pergi sambil menutup pintu uks nya dengan kencang meninggalkan Sean yang terdiam memandangi pintu uks yang tertutup dengan rapat.

Tbc.

Prolog dulu

Semoga kalian suka ya sama ceritanya:))

GelapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang