"Sampai sini aja, Seong."
Minhee meminta Yunseong menghentikan mobilnya di depan sebuah kedai topokki yang masih ramai pengunjung.
Pria Hwang itu bersikeras ingin mengantarnya pulang sebagai bentuk tanggung jawabnya. Kalau perlu mampir sebentar ke rumah Minhee.
"Rumahmu disekitar sini ya, Hee?"
"Masih jauh, tapi aku gak enak sama tetangga. Aku udah bersuami, takut timbul fitnah."
"Baiklah. Kamu hati-hati, ya."
"Hm."
"Tunggu, ini ponselmu bukan?"
Yunseong mengeluarkan android Minhee yang udah mati akibat terlempar ke pinggir aspal dari dalam saku jasnya. Kacanya retak dikit dan lecet dibagian sisiannya. Minhee langsung menerimanya dan menggenggamnya erat.
"Iya, makasih."
"Tenang aja, aku nggak liat isinya, kok. Ponselmu udah mati sejak aku temukan tadi."
Semoga Yunseong benar-benar tak melihat isinya.
Ada banyak rahasia di dalam benda pipih canggih itu soalnya.
—salah satunya foto mereka pas masih pacaran.
Benar, Minhee masih menyimpannya. Ia tidak benar-benar melupakan Yunseong, bagaimana pun Jungwon adalah bukti dari cinta mereka.
Sesaat suasana di dalam mobil hening.
"Oiya Hee, aku minta maaf karena belum sempat memperbaiki semua kesalahanku di masa lalu. Aku bener-bener menyesal telah meninggalkanmu saat itu."
"Lupakan. Lagipula aku udah melupakannya. Aku udah bahagia dengan kehidupanku yang sekarang. Kamu juga hati-hati nyetirnya, jangan sampe nabrak lagi."
"Iya. Selamat malam, Kang Minhee."
Minhee mengangguk dan membuka pintu lalu turun dari sana.
Namun sebelum menutup rapat pintunya, Yunseong memanggilnya.
"Minhee.."
"Ya?"
Minhee mengangkat sedikit wajahnya menatap iris sendu Yunseong.
"Siapa pria beruntung yang menikahimu?"
"Kamu gak perlu tau. Dia sosok pendamping yang sangat aku cintai."
"Maaf." perasaan Yunseong mencelos ngilu saat kalimat itu terlontar dari belah ranum tipis Minhee.
"Tidak ada yang perlu kamu bicarain lagi, kan?"
"Nggak ada. Ya udah, aku pamit ya. Sampai bertemu di lain waktu. Aku harap kita bisa menjadi teman yang baik."
"Hm."
Yunseong menjalankan mobilnya dan meninggalkan Minhee seorang diri.
Bersamaan dengan itu sosok mungil kesayangannya muncul dan meneriakkan namanya.
"MAMA!!" Jungwon tak bisa menahan kesenangannya saat menemukan sang mama, ia berlari menghampiri Minhee. Perasaannya benar-benar lega sekarang. Ia hampir lapor polisi tadi karena frustasi nyari mamanya yang tak kunjung ketemu.
"Kakak ngapain malam-malam gini keluyuran? Mana pakaiannya minim gitu lagi. Kamu itu masih remaja, kak. Seharusnya jam segini udah tidur. Besok pagi kan sekolah."
"Kakak nyariin mama tauuu. Ish, memangnya mama habis dari mana aja? Kakak panik tau pas ponsel mama nggak aktif. Aku cariin kemana-mana tapi orang-orang yang aku tanyain nggak ada yang liat mama. Aku datengin supermart, tapi mba kasirnya bilang mama udah pulang." kumat udah bawelnya.