enam

526 59 68
                                    

"Kesel kesel keseeeeeel,,,," Jungwon nusuk-nusuk tasnya pake pensil sampe kainnya udah bolong. Kepalanya ia tidurin di meja. Sementara bibir mungilnya ngomel-ngomel ngatain Yunseong.

"Napasih lu, Won?" sungut Jinu yang duduk di seberangnya. Terganggu dengan suara berisik sohibnya.

"Kesel sama om Yunseong!"

"Habis ngapain emang om kesayangan lu itu?"

"Dia udah bosen keknya sama aku, Nu. Hari ini aku ajak jalan malah gak mau, biasanya dia nggak gitu. Mungkinkah dia udah nemuin yang lebih baik dari aku? Tapi masa sih, dia udan bucin kok sama aku, aku juga iya iyain aja pas dia minta apapun sama aku. Huhuhu, ngeselin banget."

"Pundungan lu, dia kan dokter, Won. Mungkin om Yunseong beneran sibuk banget sampe gak bisa nememin lu, lu gak ngertiin posisi dia. Kegiatan dia gak melulu soal kamu, dia punya keluarga yang juga butuh perhatian dia dan tanggung jawab dia banyak sebagai dokter." Jeongwoo menimpali.

"Loh, kok kamu malah nyalahin aku, Woo? Aku kan cuma curhat."

"Habisnya lu manja banget, apa-apa kudu diturutin. Kalo lu mau memonopoli om Yunseong nikah aja sama dia."

"Udah udah, kenapa malah bertengkar. Mending kita ke kantin ngecengin kakak kelas yuk, hehe." Jinu bangkit dari duduknya dan menyeret kedua sahabatnya.

Waktu istirahat masih nyisa 20 menit. Ketiga remaja manis itu berencana akan bolos karena habis ini pelajarannya pak Minhyuk. Guru sejarah yang bacot bener sampe bikin seisi kelas pada ngantuk berjemaah.

.
.
.

"Mama gak bisa jemput katanya. Kantor mama sedang ada acara." keluh Jungwon mandangin room chatnya bersama Minhee.

"Maaf ya Won, gue gak bisa nawarin lu tebengan. Arah rumah kita berseberangan." kata Jeongwoo.

"Ngegrab aja, Won. Gue juga gak bisa bantu, mamah nyuruh aku cepet pulang, soalnya mau bikin surprise buat papah." Jinu ikut meminta maaf.

"Gak apa-apa kok, kalian duluan aja, aku mau naik bus pulangnya."

"Hati-hati yaaa,,, kita duluan!!"

Keduanya dadah-dadah lalu masuk mobil jemputan masing-masing.

Sedangkan Jungwon mengambil langkah berlawanan menuju halte bus.

Belum jauh meninggalkan area sekolah, tiba-tiba seseorang datang bersama motor gedenya menghalangi jalannya.

"Hei, pendek!" seru seseorang itu.

Jungwon awalnya gak peduli, dia pikir seseorang dibalik helm full face itu tidak memanggilnya. Dia cuma liat bentar, habis itu jalan lagi.

"Lu yang make hoodie oren!"

"Lu manggil gue?"

"Nggak, memangnya siapa lagi kalo bukan lu? Ya kali tukang cilok."

"Tapi gue kan nggak pendek."

"Ayo naik!"

"Dih, siapa lu sembarangan nyuruh naik? Mau nyulik gue kan lu?"

Jay membuka kaca helmnya dan nunjukin wajah androgininya. "Naik atau gue gendong?"

Jungwon melotot kaget dan mencibir.

"Ah elah, kenapa lu lagi sih, kak? Males banget pulang sama cowok gak berduit, gak bisa gue porotin."

"Jangan bawel, gue bisa beliin lu lotte world kalo mau."

"Itu kan emang punya bapak kau, jainul." dengus Jungwon.

My Dad ; yunseong jungwon minheeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang