Jungwon manyunin bibir—cemberut. Matanya udah berkabut berusaha menahan kantuk, tapi ia gak boleh tidur duluan, mamanya belum pulang. Telpon mamanya tiba-tiba gak aktif padahal tadi menyuruh dirinya pulang cepat, pas sampe rumah malah gak ada orang.
Sudah satu jam dia menunggu kepulangan Minhee di ruang tamu sambil goleran di sofa dan nonton animasi larva yang sebenarnya gak benar-benar dia tonton.
Sampai di jam setengah delapan, Jungwon mutusin nyusulin mamanya ke supermart. Ia masuk kamar dan mengambil hoodie abu-abu yang agak longgar milik mamanya. Kedua paha mulusnya sedikit terekspos karena hanya memakai celana pendek diatas lutut dan nyaris tenggelam ketutupan hoodie.
Jungwon memakai tudung hoodie-nya alih-alih melindungi wajah imutnya yang baru skinkeran. Dengan tergesa ia keluar rumah dan memakai sendal jepit—ia akan jalan kaki saja.
Tubuh mungilnya menerobos sekumpulan pemuda blangsak yang asyik nongkrong sambil nyebat di pinggir jalan. Jungwon abai, dia sedikit membungkuk saat melewati mereka sembari menyapa dengan ramah.
"Permisi, kak."
"Psstt, psstt!" sahut salah satu dari ketiga pemuda jalanan itu—mengundang atensi kedua temannya.
Sontak mereka menoleh ke sosok mungil yang terlihat cantik dibalik tudung hoodie-nya.
"Kiw, ada yang manis tapi bukan gula." yang lain juga menyahuti.
"Mau kemana adik kecil?" pemuda yang paling tinggi dan bermuka agak bule menghampiri Jungwon. Ia menoel dagu gemesnya.
"Mau nyari mama, kak."
"Mau kakak bantuin nyari gak? Kebetulan kakak ini punya bakat detektif." cowok yang dipanggil Jake itu mengusak kepala Jungwon yang langsung menghindar.
"Wkwkwk, sinting lu Jake. Sekolah aja sering bolos sok-sokan lu. Jangan percaya sayang, mending sama kakak aja. Mamanya yang mana sih, mungkin kakak kenal. Soalnya kakak kan cukup terkenal di daerah sini."
Dengan polos Jungwon menyodorkan ponselnya dan memperlihatkan foto Minhee yang tengah tersenyum sangat manis.
"Anjing, pantes aja anaknya semanis ini, mamanya aja cantik banget." Heeseung mengumpati foto Minhee yang cantiknya gak manusiawi.
—sekayak dewi-dewi Yunani yang dulu pernah diajarin guru sejarahnya.
"Kenal gak, kak?"
"Kenal lah, tadi kakak liat mamamu pergi ke arah sana. Ayo kakak anterin."
"Boleh, makasih ya, kak."
"Sama-sama, manis." tersenyum menggoda dan nyubit hidung mancung yang lebih muda.
Jungwon yang polosnya kebangetan ngangguk aja sambil senyum lebar.
Serempak mereka gemas pengen nyulik bocah SMP di depannya.