Chapter 5

6.2K 818 47
                                    

Satu chapter ilang wuhuhu gimana nih😭

Typo bertebaran

Para readers harap maklum >_<

Happy Reading guys
Jangan lupa tinggalkan jejak ^^


Erwin POV

Dasar Bright kau kira aku tidak mengantisipasi jika hal seperti ini terjadi.

Aku sudah merencanakan semua ini dengan matang.

Awalnya aku hanya ingin menunangkan putraku dan putrinya karena ia putri kesayangan Duke Earlant, jika ia bertunangan dengan putraku ia dapat memperkuat kedudukan putraku.

Tapi siapa sangka di pertemuan pertama kami ia membuatku sangat tertarik, lihatlah meskipun masih berusia 4 tahun ia terlihat sangat dewasa.

Aku kagum dengan ketegasannya saat menjawab pertanyaanku, ia sangat cocok untuk kriteria calon Ratu negri ini dan itu membuatku sangat bersemangat untuk menjodohkannya dengan putraku.

Namun yang aku herankan, ekspresinya berubah drastis saat putraku memasuki ruangan ini.

Ia terlihat terkejut dengan kehadiran putraku, dan ia terlihat gelisah setelah itu.

Sebenarnya kenapa ia menampilkan ekspresi seperti itu saat melihat putraku?

Mungkinkan ia pernah bertemu dengan putraku?

Atau putraku pernah menganggunya sehingga membuatnya takut?

Sepertinya aku harus membicarakannya dengannya setelah ini.

Erwin POV End

Shaliane POV

Bagaimana ini kenapa aku bisa terjebak dalam situasi yang seperti ini.

Kenapa juga aku bisa bertemu dengan orang yang menjadi malaikat mautku sekarang.

Yang mulia Raja terhormat! melihat wajahmu itu aku sudah tau kalau ini rencanamu.

Kenapa yang mulia?

Kenapa kau sangat ingin aku bertunangan dengan anak yang merupakan jelmaan iblismu itu.

Papa tolong anakmu ini.

Bagaimana caraku untuk menghadapi semua ini.

"Ayahanda saya sudah datang," kata Victor penuh wibawa.

"Oh kau sudah datang Victor, duduklah terlebih dahulu." Sahut Erwin.

Victor yang sudah di izinkan duduk, duduk tepat di samping Shaliane.

Wtf kenapa kau duduk disampingku dasar si kepala lemon!

Di ruangan ini terdapat banyak kursi!

Kau tidak harus duduk di sampingku.

Melihat dirimu saja membuatku gelisah tak menentu, tapi sekarang kau duduk tepat disampingku.

Ini tidak baik alarm bahayaku sudah mulai bereaksi, papa tolong putrimu ini.

"Hei kau cari tempat duduk lain," sarkas papaku pada si kepala lemon.

Uh kau membuatku terharu papa.

"Siapa yang kau perintah tuan Duke?" Sahut si kepala lemon memandang papa rendah.

Hei berani sekali kau memandang papa tercintaku dengan tatapanmu yang busuk itu dasar kepala lemon.

Arrgh ingin sekali aku berteriak seperti itu tapi apalah daya diriku yang pengecut ini.

"Tentu saja kau siapa lagi,"

"Kau tak pantas memerintah pangeran negeri ini tuan Duke,"

Sedangkan papa hanya berdecih mengingat kesombongan orang yang sedang menyatakan kalau ia seorang pangeran.

Sombong sekali kau!

Mau aku kutuk jadi batu kau hah!

Entah benar atau hanya perasaanku saja ruangan ini terasa lebih dingin dari sebelumnya.

"Ehem, bisa kita lanjutkan pembicaraan kita," ucap Erwin memecah keheningan yang terjadi sekarang.

"Sebenarnya ayahanda ada perlu apa sampai memanggil saya kemari," tanya Victor.

Oh ternyata kau belum diberitahu ya kenapa kau disuruh datang kesini.

"Begini ayah ingin bertanya padamu apakah kau mau bertunangan dengan putri Duke Earlant?"

Cih, sih Victor ini kenapa malah menukikan alisnya bukan menja-.

Eh kenapa kau melirikku dengan wajahmu yang seperti itu?

"Ayahanda ingin menunangkanku dengan seorang bocah,"

Shaliane tahan emosimu oke.

Jangan sampai kau menonjok si kepala lemon di depan ayahnya, jika hal itu terjadi entah hukuman apa yang akan kau dapatkan.

"Kau juga bocah bodoh,"

Rasakan!

Itu adalah serangan telak untukmu.

"Aku? bertunangan dengan anak manja sepertinya," ucap Victor dengan nada jijik.

"Dasar bastart sialan, kau kira aku mau bertunangan dengan orang sepertimu, cih."

Ups kenapa kau mengatakannya langsung Shaliane bodoh.

Kita lihat apa reaksi si kepala lemon ini.

Eh.

Kenapa ia malah menyeringai seperti itu.

Hei hentikan seringaianmu itu kau membuatku takut.

"Shasa apa itu bastart?" Tanya papa.

Oh tidak apa yang harus aku jawab.

"Um, anu, bastart itu... ada deh papa tak perlu tahu," ucapku cepat.

Kulihat terlihat raut tak puas di wajahnya, maafkan anakmu ini papa.

"Jadi kalian berdua tidak mau pertunangan ini dilangsungkan?" Tanya Erwin sedikit lesu.

"Ya/tidak" ucapku dan Victor bersamaan.

"Kau setuju untuk bertunangan Victor?" Tanya Erwin sekali lagi, sangat terlihat jelas di wajahnya kalau ia puas dengan jawaban anaknya itu.

"Bukan berarti aku setuju kita lihat dulu saja selama beberapa tahun ini, jika ia layak dia akan bertunangan denganku jika ia tidak layak lupakan soal pertunangan ini, jadi ayo undur dulu saja pertunangan ini selama beberapa tahun," jelas Victor.

Cih kau pikir kau layak denganku dasar kepedean.

"Baiklah kita urus nanti masalah pertunangan ini, sekarang aku ingin segera kembali ke mansion, ayo papa kita pulang sekarang."

Entah keberanian darimana aku berani melakukan hal itu.

Aku kan  hanya ingin keluar dari percakapan yang kurang aku sukai ini.


Author note:

Holla author updet

Bagian Typo harap komen ya biar bisa di benerin.

Jangan lupa vote and komen cerita author

Dukungan kalian sangatlah berarti

Sampai jumpa di chapter selanjutnya

Mata ne!

Sayounara!

Bai bai!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bad Villain [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang