"pakek aja jaket gue" Ujar Rafan seraya menyodorkan jaket hitamnya ke Neyra tanpa menolehkan kepalanya sedikitpun ke lawan bicaranya
"Nggak usah fan. lo pakek aja gue udah pakek kaos lengan panjang sedangkan kaos lo lengnnya sebahu, lo pasti kedinginan" tolak Neyra membuat Rafan menghembuskan nafasnya malas
"Gue ga kedinginan" ujar nya dingin yang tidak mau berbasa basi seraya langsung menyampirkan jaketnya ke kedua pundak Neyra
Neyra sedikit terkejut tapi ia tersenyum penuh arti "Thanks" ia merasa sangat tenang jika berada di samping Rafan, cowok yang lama ia gemari ini
"Es batu ga sedingin yang gue kira" gumamnya dalam hati sembari memperhatikan Rafan yang kini tengah sibuk memainkan handphone nya, rambutnya terlihat basah dan sedikit berantakan sebab kehujanan tadi, 'tampan' itu yang bisa didefinisikan Neyra saat ini, ia terlihat sangat sempurna di mata Neyra.
🍦
"Kayaknya sih Rafan udah mulai suka sama Neyra" ujar Nando santai sembari meneguk kopi hangatnya
"Hm" respon Fasya singkat
"Tapi kok bisa tiba tiba banget ya si Rafan care sama Neyra" sambung Fasya sembari memainkan secangkir kopi hangat dihadapannya dengan sendok
"Mungkin Neyra pake pelet" sahut Alka ngasal
"Anjir! Ga pernah bener lo kalo ngomong" dengan refleks Fasya menjitak pelan kepala Alka saking kesalnya
"Santai bos, bercanda kali" ucap Alka mengangkat jarinya yang membentuk v
"Sya. Saran gue, kalo lo bener bener punya rasa ke Neyra, mending Lo ungkapin aja keburu telat" kini Iqbal yabg bersuara
"Betul tuh, lagian lo kok bisa sih nahan perasaan lo dari dulu itu" sahut Alka
"dia itu sahabat gue dari kecil, dan gue yakin dia ga punya perasaan apa apa ke gue selain rasa sayang sebagai shabat" ujar Fasya lirih tersenyum miring sembari menatap hujan yang masih deras dari kaca caffe
"Mungkin ada rasa, tapi dia nya ga sadar" timpal Nando
Fasya tertawa singkat mendengar perkataan Nando barusan "ga mungkin, hatinya itu cuma buat Rafan, dia aja cerita sendiri ke gue"
"Dia itu cuma nganggep gue sebatas sahabat dan ga bakal lebih. Sialan" sambungnya dengan memelankan kata terakhir sembari tersenyum getir
"Lo itu big liar! Yang berhasil bohongin perasaan diri sendiri!" Tegas Iqbal kesal, ia menonjok pelan bahu Fasya yang duduk di sebelahnya
🍦
setelah hening sesaat Neyra bangkit dari duduknya dan mendekati rintikan air hujan yang masih deras membiarkan tangannya dibasahi oleh air hujan. Rafan yang melihat itu juga ikut bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Neyra
"suka hujan?" Rafan mengeluarkan suara beratnya
Neyra menoleh ke Rafan "Suka! Banget malah. Dulu gue ga pernah suka hujan, karena kalo ada hujan pasti ada petir gue takut petir hehe" ujar Neyra sembari masih sibuk memainkan air hujan
"Kok bisa suka?" Rafan mengerutkan alisnya sembari menatap Neyra
"Karena Fasya!. Waktu kecil dia yang maksa gue biar mau main hujan hujnanan padahal sebelumnya gue belum pernah nyentuh air hujan sama sekali"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pergi Sebentar
Romance'nanti kalo gue pergi, gue harap dia yang baik kembali hadir di kehidupan lo, biar gue tenang ninggalin lo' ucapnya dalam hati "Sya, lo ga bakal ninggalin gue kayak Areo gitu kan?" Fasya diam membeku, beberapa detik kemudian ia hanya mengangguk kaku...