Matahari sudah menampakkan wujudnya dan Fasya belum juga keluar dari kamarnya ia masih nyaman dengan mimpi indahnya. Arzan, Abang Fasya memasuki kamar adeknya itu dan mendapati Fasya masih tertidur pulas dengan selimut yang sudah tergeletak dilantai
"Daritadi diteriakin masih aja bisa tidur pulesnya gini, kebo!" Kesalnya
"Sya bangun! Udah siang woy! Ga sekolah lo hah?"
"Iya bang bentar" ujar Fasya tanpa membuka mata
"Bentar bentar. udah siang woy, cepet bangun! Habis ini Lo anterin Reyhan sekalian soalnya gue ga berangkat kuliah"
"Gue juga ga berangkat sekolah" ucap Fasya santai
"Lo mau gue siram!? Tinggal bangun aja susah banget sih!" Sentak Arzan membuat Fasya terpaksa harus bangkit dari kasurnya dan menuju ke kamar mandi
"Iye iye, ga usah main siram"
Setelah beberapa menit ia menyelesaikan mandinya dan langsung bersiap siap dengan kemeja putih almamater sekolah lalu bergegas turun karena waktunya sangat mepet sekarang
"Bang cepetan! Nanti gue telat!" Baru saja menginjak tangga ia sudah disambut dengan ocehan adeknya Reyhan yang sekarang masih duduk dikelas 7 itu
"Iya iya, ayo!" Timpal Fasya
"Ehh kamu nggak makan dulu sya?" Tanya Raya, bunda Fasya
"Nggak usah bun!, nanti Fasya beli dikantin aja, udah kesiangan ini" teriak Fasya sambil terburu buru bergegas keluar rumah
"Berangkat pakek mobil, kan lo sama Reyhan" teriak Arzan dari dalam rumah
"Oh iya gue lupa, bentar Rey!"
"Cepetan ah!" Kesal Reyhan
"Bang kunci mobilnya mana?"
"Cari di deket tv!" Fasya langsung bergegas lari mencari kunci mobil di ruang keluarga, kalau tidak cepat ia akan telat termasuk Reyhan
"Ada nggak!?" tanya Arzhan
"Ada. Berangkat, assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" jawab Farras, Raya, dan Arzhan serempak dari dalam
'Ribet' ya, itulah keadaan rumah keluarga Farras setiap pagi. Bagaimana tidak, ketiga saudara lelaki itu selalu saja molor sekedar untuk berangkat sekolah atau kuliah saja.
Fasya mengeluarkan mobil sportnya dan memberhentikannya tepat di depan rumah Neyra, terlihat Neyra masih berdiri di depan pagar putih rumahnya dengan raut wajah yang sedikit kesal, sepertinya ia sudah menunggu Fasya sedari tadi, Fasya malah tersenyum tanpa dosa seraya membuka jendela mobilnya
"Morning! Butuh tumpangan neng?" Ujar Fasya sembari mengangkat satu alisnya
"Enggak!!" Neyra menyilangkan kedua tangannya di depan dada
"Masuk gih! Minta di bukain pintunya?"
"Ga perlu, bisa sendiri!" Neyra membuka pintu mobil Fasya lalu menaikinya meskipun rautnya terlihat kesal
"Tumben lo pakek mobil?" Tanya Neyra, karena biasanya memang Fasya selalu memakai motor jika ke sekolah
"Tuh" jawab Fasya sambil sedikit mendongakkan kepalanya memberi isyarat agar Neyra menghadap ke arah belakang
"Pagi kak" sapa anak berseragam biru putih yang duduk di belakang
"Ooh Reyhan" ucap Neyra seraya terse- nyum manis ke Reyhan
"Maaf ya gue telat, jadinya Lo nunggu lama"
"Iya! Gara gara bang Fasya ini, ga bangun bangun! Lemot emang" sahut Reyhan dengan raut kesalnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Pergi Sebentar
Romansa'nanti kalo gue pergi, gue harap dia yang baik kembali hadir di kehidupan lo, biar gue tenang ninggalin lo' ucapnya dalam hati "Sya, lo ga bakal ninggalin gue kayak Areo gitu kan?" Fasya diam membeku, beberapa detik kemudian ia hanya mengangguk kaku...