bagian 8 (paman)

14 1 0
                                    

Tak terasa hari yang di jalani oleh safir bersama pangeran frans berlalu begitu cepat.
Bibi kemarin aku berjalan jalan dengan pangeran frans, dia tampan dan baik ya bi.  Ucap safir pada pengasuhnya
Pengasuhnya tersenyum mendengar hal itu. Apakah pangeran menyukai pangeran frans. Ucap pengasuh nya
Tidak.. Tidak.. Aku hanya mengaggumi nya bi. Ucap safir dengan nada malunyaa
Tapi pangeran kau harus berhati hati bagaimana jika pangeran frans tau kau sebenarnya adalah pangeran safir dia pasti akan kecewa. Kata pengasuh
Iya aku tau bi, bahwa aku haru berhati hati dan tidak boleh terlalu mempercayai siapapun tentang identitas ku.  Jika identitas ku terbongkar maka kerajaan ini akan dalam bahaya. Ucap pangeran safir

*
Pangeran safir saat ini sedang menghadap ayahnya di ruang istana.
Safir saat kau berusia 17 tahun nanti aku akan memberikan kerajaan ini padamu,aku akan mengangkatmu jadi raja.  Ucap ayahnya

Apa itu tidak terlalu cepat ayah, apakah aku sudah siap menghadapi itu semua. Ucap pangeran safir
Tidak anakku, kau pasti bisa melakukannya jika kau menjadi raja disini kau akan bisa mencari solusi dari permasalahan identitas mu. Ucap ayahnya

Identitas apa yang kalian sembunyi kan. Ucap seseorang yang datang tiba tiba
Ah ternyata kau, rudolf. Kapan kau datang.  Sapa ayah pangeran safir.
Ya yang datang adalah rudolf paman dari pangeran safir, yang tak lain orang yang selalu berusaha merebut kekuasaan di kerajaannya.

Baru saja, jadi apakah ada rahasia yang kalian sembunyi dari ku. Ucap rudolf dengan sinis nya.
Tidak ada paman hanya perbincangan biasa,yang mana aku akan menyamar di desa agar indentitas ku sebagai pangeran tidak tau. Ucap pangeran safir dengan cuek nya.
Ya ya kalau begitu berhati hati lah, jangan sampai kau tidak pulang keseni. Ucap rudolf dengan nada yang menjengkelkan
Tenang paman aku pasti pulang untuk membersihkan sampah sampah busuk di istana ini.  Ucap safir dengan nada mengejek.
Kauuuu.... Lihat lah perilaku anak mu itu yang tudak tau sopan santun. Ucap rudolf pada raja, Rudolf terasa tersinggung dengan ucapan keponakan nya itu.
Ah...ternyata paman langsung paham, apakah jangan jangan kau juga sampah itu hingga membuat kau tersinggung.ucap safir dengan pedasnya
Kau benar benar tidak tau sopan santun, mulut mu seperti wanita saja berbisa. Ucap rudolf dengan nada semakin marah
Ah tidak paman, itu katakata yang biasa di pakau semua orang untuk memperlihatkan sifat asli dari musuhnya.  Ucap safir denfan santainya
Sudah sudah lah, safir kau boleh pergi sekarang. Ucap raja menengahi perkelahian antar keduanya.
Setelah kepergian pangeran safir, raja pun berbicara dengan rudolf.

Rudolf ada apa kau datang ke sini, tidak biasanya kau datang tiba tiba.  Tanya raja
Oh tidak aku hanya ingin melihat keadaan disini, aku rasa ada sesuatu disini. Ucap rudolf lalu pergi dengan seenaknya tanpa berpamitan dengan raja.

FakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang