bagian 2 (kelahiran sang putri)

14 1 0
                                    

Saat ini di malam yang tenang raja kerajaan putih sedang gelisah.
Raja, sepertinya sudah waktunya ratu melahirkan. Ucap sang tabit kerajaan
Lakukan yang terbaik untuk ratu dan anakku.  Dengan wajah khawatir raja terus mengucapka doa agar anak dan ratunya selamat.
*

Dalam kamar,sang ratu tengah berjuang untuk melahirkan sang putri.
Huu..huu...  Ini sangat sakit tabit rasanya aku tak kuat lagi. Ucap sang ratu dengan keringat yang bercucuran karena sakit yang ia rasakan.
Tenang lah ratu, sebentar lagi anakmu akan lahir, berjuanglah. Ayo ratu sedikit lagi.  Ucap sang tabit yang terus membantu persalinan sang ratu.

Oeee ...  oeeeee.... Oeeee.....
Setelah sekian lama menunggu, akhirnya sang anak pun lahir.
Dengan tergesa gesa sang raja pun memasuki kamar dimana sang ratu melahirkan.
Raja menghampiri ratu dengan wajah bahagianya. Akan tetapi itu tidak berlangsung lama karena melihat istrinya yang terus merintih kesakitan.
Tabit ada apa dengan ratu ku.  Ucap sang raja
Maaf raja sang ratu mengalami pendarahan yang hebat. Ucap tabit dengan wajah yang ketakutan.

Ra.. Jaa..  Apakah kau sudah melihat anak kita, bagaimana denganya, apakah dia baik baik saja?  Tanya sang ratu
Dia baik baik saja ratu, tolong bertahan lah demi kami dan kerajaan ini. Ucap sang raja dengan air mata yang terus mengalir di wajahnya.
Maafkan aku raja, aku tak bisa melahirkan seorang putra bagimu, dan mungkin aku..ti... Dak.. Bisa.... Bertahan... Le.. Bih.. La.. Ma.. La.. Gi. Ja... Ga.. Pu.. Tri...ki... Ta. Ucap sang ratu yang telah menutup matanya untuk selamanya.

Ratuuuuuuuuuuuu....... Tidakkkkkkkkkk. Jangan tinggalkan kami ratu. Dengan datangnya kebahagian yang telag lama ditunggu sang raja akan tetapi juga mendatangakan kesedihan.
Dengan tangis yang belum reda sang raja memeluk putri nya yang baru saja lahir.

Tabit umumkan lah bahwa sang ratu sudah tiada, dan satu lagi rahasiakan bahwa yang lahir adalah seorang putri.  Katakan pada keluarga kerajaan bahwa yang lahir adalah seorang putra. Aku tak ingin kerajaan ini hancur,jadi berjanji lah tabir agar kau merahasiakan ini.  Ucap sang raja yang terus memikirkan bagaimana kedepannya ia menghadapi masalah dan rahasia ini.

Baik raja, saya berjanji akan merahasikan ini sampai saya mati,karena saya banyak berhutang budi pada ratu. Ucap sang tabit yang kemudian mengumumkan kematian dan kelahiran sang putra mahkota.

Anakku,maafkan lah ayah mu ini yang harus menyembunyikan identitas mu, karena ayah tak ingin kerajaan kita ini hancur dan membuat rakyat menderita. Ayah yakin kamu pasti bisa membuat kerajaan ini damai. Ucap sang raja dengan wajah yang sendu pada putrinya yang damai tertidur.

FakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang