As Always

556 92 66
                                    

Selamat membaca!

Hari yang cerah menyambut Jiyeon dari tidurnya, burung-burung berkicauan, harum pepohonan menyeruak setiap kali Jiyeon menghirup udara pagi hari yang begitu menyegarkan.

"Saya berharap, hari ini akan menjadi hari yang sangat indah." Ucap Jiyeon sambil tersenyum memberikan semangat pada dirinya sendiri, ia pun segera bersiap-siap dan memakai seragam sekolahnya.

" Ucap Jiyeon sambil tersenyum memberikan semangat pada dirinya sendiri, ia pun segera bersiap-siap dan memakai seragam sekolahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jiyeon tinggal di Seoul bersama kakaknya dan asisten rumah tangganya.

Hari ini Jiyeon harus mempersiapkan hatinya juga pikikrannya, karena ayahnya yang hampir 2 minggu di Dubai menemui client-nya dan sekarang sudah pulang. Dan dia harus siap-siap menutup telinganya, karena jika tidak dia akan mendengar semua omelan orang-orang terhadapnya.

Tok... Tok... Tok

"Jiyi, kau sudah siap?" Tanya seseorang di balik pintu.

"Sudah." Ucap Jiyeon membuka pintu kamarnya dan yang di lihat Jiyeon adalah kakak-nya yang memiliki paras wajah yang berbeda 180 derajat dengannya.

Yekoo sangat cantik dan anggun, berbeda dengan Jiyeon.

"Morning Jiyi." sapa Yekoo dengan senyuman manis tercetak di wajahnya.

" sapa Yekoo dengan senyuman manis tercetak di wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Pagi, Eonni."

Sarapan pagi ini sangatlah buruk dari yang Jiyeon bayangkan, ia harus mendengarkan orang tuanya membahas masa depan dan kebanggan mereka terhadap kakaknya, Yekoo.

Sejujurnya Jiyeon ingin sekali merasakan kasih sayang dari orang tuanya, semenjak ia lahir, apalah daya seorang yang terlahir tapi tidak di harapkan.

"Yekoo, Appa sangat senang mendengar kenaikan prestasimu, Appa selalu bangga padamu, sayang." Ujar Changmin dengan tatapan bahagianya.

"Terima masih, Appa. Aku tidak akan bisa melakukannya tanpa dukungan Eomma, Appa dan Jiyeon juga." Ucap Yekoo sambil terus mengunyah makanannya.

Sedangkan Tifanny menatap sinis pada Jiyeon, membuat wanita itu mau tidak mau menunduk.

AnhedoniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang