Cahaya matahari yang sangat terang, membangunkan seorang pria tampan dari tidurnya yang merasakan pusing di kepalanya, dan yang membuatnya lebih pusing adalah mengapa dia bisa ada disini juga mengapa ada Jiyeon disini.
"Hey! Bangun Nerd." Ujar Jungkook membangunkan Jiyeon.
"Maaf aku ketiduran, mobil ini tadi mogok jadi aku tidak bisa mengantarkanmu ke apartemen itu." jelas Jiyeon.
"Kau melakukan itu dengan sengaja, bukan begitu?" Tanya Jungkook dengan ketus diiringi dengan tatapan tajam.
"Aku benar-benar tidal sengaja, saya tidak berbohong." balas Jiyeon yang ingin menangis karena tiba-tiba dia merasakan pusing menyelimutinya.
"Saya tahu kau melakukannya dengan sengaja, agar bisa dekat dengaku."
"Tidak! Bukan aku, aku hanya mencoba untuk membantumu." ucap Jiyeon meneteskan air matanya.
🔥 🔥 🔥
"Shit!!" umpat Jungkook, ia begitu muak dengan Jiyeon, kalau tidak untuk bahan tawaan, Jungkook tidak akan pernah mau berdekatan dengan Jiyeon.
"Kau darimana saja, Jungkook. Kenapa kemarin tidak pulang?" Tanya Boram.
"Aku menginap dirumah Soobin, Eomma." balas Jungkook lalu masuk kedalam kamarnya, dan segera mandi lalu pergi dari rumah itu.
"Jungkook, kau tidak mau sarapan dulu?" tanya Boram lagi.
"Tidak Eomma, aku harus segera pergi." tolak Jungkook lalu mencium kedua pipi ibuny.
"Aku pergi dulu, bye." pamit Jungkook.
"Hati-hati di jalan."
Entah kenapa Jungkook memikirkan wanita itu, ia rasa sudah mulai gila karena pikirannya terus terisi dengan wanita itu.
Drrttt... Drrttt... Drrttt
Ponsel Jungkook berdering, dan dengan segera pria itu mengangkatnya.
"Hallo."
"Jungkook, apa kau melihat Jiyeon? Aku rasa kau bersamanya tadi malam." tanya Yekoo pada Jungkook.
"Ya bukan berarti dia bersamaku, memangnya dia tidak pulang?"
"Tentu saja belum bodoh, kalau dia sudah pulang, untuk apa aku repot-repot untuk menelponmu."
"Tapi aku tidak tau dimana dia."
"Bukannya kemarin dia bersamamu? Aku mohon bantu aku, aku sangat khawatir dengannya."
"Aku tidak menghabiskan waktu-ku deminya."
Jungkook memutuskan sambungan teleponnya dengan Yekoo, lalu pergi ke rumah Junhe.
"Hey dude." sapa Junhe pada Jungkook.
"Hm."
"Jadi apa kau menginap dirumah Yekoo?" Tanya Junhe.
"Bisakah kita bicara di kamarmu, karena jika orang tuamu mendengar akan bahaya."
"Oke." ucap Junhe lalu mereka pergi ke kamar Junhe.
"Jadi...?"
"Aku ingin sekali membunuhmu, Park Junhe!" desis Jungkook dengan tajam pada sahabatnya.
"Maksudmu apa?" Tanya Junhe binggung.
"Kau tau, kau membuatku menginjakan kaki-ku ke kamar wanita bodoh itu!" ujar Jungkook.
"Tunggu, Apa?! Hahaha." ucap Junhe lalu tertawa.
"Apakah kau serius??" tanya Junhe.
"Ya, dan dia mengantarkanku pulang ke apartemen, tapi mobilnya mogok dan sialnya aku harus tidur satu mobil yang sama dengannya, holy crap!" ucap Jungkook kesal.
"Maaf Jungkook, aku tidak tau jika itu kamar siapa, yang jelas tubuhmu berat dan aku lelah jadi kubiarkan saja."
"Tapi, apakah sekarang dia sudah kembali kerumahnya?" Tanya Junhe.
"Mana aku tahu, memannya kenapa?" ucap Jungkook tidak peduli.
"Yekoo menelponku dari tadi, menanyakan dimana Jiyeon berada." ucap Junhe.
"Aku tidak peduli."
"Tapi kalau orang tuanya marah bagaimana? Kan kau terakhir bersamanya " ujar Junhe.
"Tentu saja, tidak mungkin bodoh orang tuanya saja tidak peduli dengan dia."
"Oh ya aku lupa."
Sudah sekitar setengah jam Jungkook berada dirumah Junhe, tapi pikirannya berkecamuk memikirkan Jiyeon.
Dan akhirnya, Jungkook pamit pada Junhee dan pergi ke tempat dimana terakhir kali dia dan Jiyeon berada. Saat sampai di tempat itu, dia pikir Jiyeon sudah pergi, tapi ternyata mobilnya masih disana.
"Hey bangun bodoh." ucap Jungkook mengira Jiyeon tertidur.
"Jangan berpura-pura atau aku akan membuatmu celaka." ucap Jungkook lagi ,lalu menggoyangkan tubuh wanita itu tapi Jiyeon tidak kunjung bangun.
"Oh Shit!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Anhedonia
RomancePark Jiyeon adalah bahan bullyan Jungkook , karena perpenampilan Nerd. tak hanya disekolah, dirumah pun tidak jauh berbeda, Jiyeon merasakan lebih buruk jika harus berada disebut rumah tapi melainkan neraka.