Mendengar kabar berita mengenai Gilang, jiwa Lentera seakan-akan terangkat. Untung saja dia mengikuti saran calon mertuanya untuk duduk, sebab saat ini rasanya tulang-tulang Lentera tak bekerja sebagaimana mestinya. Ponselnya tersungkur di lantai, kedua telapak tangannya gemetar, seakan-akan dia usai membunuh seseorang dengan tangan tersebut.
Lentera tak bisa berpikir jernih. Ponselnya berkali-kali berdering, tetapi dia abai. Hanya dua kata yang ada dalam pikirannya saat ini, "Gilang kecelakaan." Dua kata itu memenuhi otaknya, hingga dia seperti orang bodoh yang tak tahu harus berbuat apa.
Ingatan Lentera kembali ke masa di mana dia ikut dalam kata kecelakaan itu. Kejadiannya teramat cepat, ketika dia sadar orang tuanya sudah pergi. Ingatan itu membuat Lentera bergetar hebat.
Beruntung, ibunya masuk ke kamar. Ekspresi wajahnya tak jauh berbeda dengan Lentera. Dia mengkhawatirkan Gilang, tetapi hatinya lebih khawatir lagi akan Lentera.
"Nduk ...." Ibu Lentera menghampiri anaknya, dia memeluk Lentera tanpa tapi. Dipeluknya Lentera yang masih membeku, dia merasakan keringat dingin pada kedua telapak tangan anak gadisnya. "Kamu yang tenang dulu, ya." Dia terus menggosokkan tangannya ke punggung Lentera. Anaknya itu masih diam dalam pelukannya.
"Gilang pasti baik-baik saja, kan, Bu?" akhirnya, Lentera bersuara. Dia merasa lebih baik. Dia sudah tak sebingung tadi. Meskipun, dia masih gemetar. Hatinya bergemuruh.
BAB 27-28 di KARYAKARSA
https://karyakarsa.com/wulankenanga/before-wedding-bab-27-dan-28
KAMU SEDANG MEMBACA
Before Wedding [END]
RomanceLentera selalu ragu akan pernikahan, ajakan untuk menikah berkali-kali dari sang pacar-Raka-tidak mampu mengubah pendiriannya. Ketika sang ibu menjodohkannya dengan Gilang-meski gadis itu menolak karena hubungannya dengan Raka-pemilik Lentera Media...