BAB 28: Aroma Cemara pada Lantai Rumah Sakit

6.5K 873 31
                                    

Mendengar kabar berita mengenai Gilang, jiwa Lentera seakan-akan terangkat. Untung saja dia mengikuti saran calon mertuanya untuk duduk, sebab saat ini rasanya tulang-tulang Lentera tak bekerja sebagaimana mestinya. Ponselnya tersungkur di lantai, kedua telapak tangannya gemetar, seakan-akan dia usai membunuh seseorang dengan tangan tersebut.

Lentera tak bisa berpikir jernih. Ponselnya berkali-kali berdering, tetapi dia abai. Hanya dua kata yang ada dalam pikirannya saat ini, "Gilang kecelakaan." Dua kata itu memenuhi otaknya, hingga dia seperti orang bodoh yang tak tahu harus berbuat apa.

Ingatan Lentera kembali ke masa di mana dia ikut dalam kata kecelakaan itu. Kejadiannya teramat cepat, ketika dia sadar orang tuanya sudah pergi. Ingatan itu membuat Lentera bergetar hebat.

Beruntung, ibunya masuk ke kamar. Ekspresi wajahnya tak jauh berbeda dengan Lentera. Dia mengkhawatirkan Gilang, tetapi hatinya lebih khawatir lagi akan Lentera.

"Nduk ...." Ibu Lentera menghampiri anaknya, dia memeluk Lentera tanpa tapi. Dipeluknya Lentera yang masih membeku, dia merasakan keringat dingin pada kedua telapak tangan anak gadisnya. "Kamu yang tenang dulu, ya." Dia terus menggosokkan tangannya ke punggung Lentera. Anaknya itu masih diam dalam pelukannya.

"Gilang pasti baik-baik saja, kan, Bu?" akhirnya, Lentera bersuara. Dia merasa lebih baik. Dia sudah tak sebingung tadi. Meskipun, dia masih gemetar. Hatinya bergemuruh.

BAB 27-28 di KARYAKARSA

https://karyakarsa.com/wulankenanga/before-wedding-bab-27-dan-28

Before Wedding [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang