BAB 22: Desau

10K 1K 63
                                    

Cara terbaik melupakan mantan kekasih adalah dengan menyibukkan diri. Melakukan banyak hal, sampai-sampai membuat kita lupa akan sakit hati yang sedang dialami. Sekalipun, rasa sesak itu tetap ada di dalam dada. Tapi, dengan menyibukkan diri, paling tidak hari tetap bisa dilalui dengan semestinya. Tidak membuang-buang waktu untuk hal yang sia-sia. Ada yang berkata, bahwa cinta bisa kapan saja meninggalkan kita, tetapi tidak dengan pekerjaan. Maka, itulah yang dilakukan oleh Lentera. Dia menyibukkan diri, bahkan menghubungi teman-teman lamanya, untuk menghilangkan bayangan Gilang dari benaknya.

Lentera berjanji bertemu dengan teman semasa SMA. Mereka berjanji bertemu di Vosco Coffee. Sesampainya di kafe, Lentera langsung menuju meja bar untuk memesan minuman. Dia sengaja datang lebih awal untuk mengerjakan pekerjaannya terlebih dahulu. Teman-temannya akan datang satu jam lagi, sehingga dia bisa menikmati kopi sendirian dan menulis. Sejujurnya, Lentera sangat jarang bertemu teman SMA-nya, tetapi kali ini dia ingin menenangkan hati. Berbicara dengan Deenar, tidak mungkin. Mereka belum berbaikan, bahkan di kantor Deenar hanya berbicara mengenai pekerjaan saja.

Lentera mendesah.

"Pesan apa, Kak?" seorang barista perempuan bertanya. Barista tersebut memakai kaus lengan panjang dengan celemek hitam. Dia tersenyum manis, menunggu Lentera menyebutkan pesanannya.

BAB 21 dan 22 bisa dibaca di Karyakarsa

https://karyakarsa.com/wulankenanga/before-wedding-bab-21-dan-22

Before Wedding [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang