PROLOG

62 6 0
                                    

Pernahkah di suatu hari kalian duduk bercengkrama bersama teman-teman kalian di sebuah tempat, ditemani dengan hidangan ringan dan candaan mereka yang khas. Lalu tiba-tiba kalian mendengar alunan musik favorit kalian diputar dan mendadak saja air mata kalian jatuh?

Aku pernah.

Dan percayakah kalian? Jika musik dapat menciptakan sebuah emosi kepada para pendengarnya. Dia masuk melalui telinga lalu datang kepada pikiran untuk diartikan dan kemudian dia turun menuju kepada perasaan untuk dirasakan. Terkadang, musik datang bersama dengan air mata bukan karena diri kita cengeng, atau karena nadanya yang indah, atau bahkan karena liriknya yang menyentuh. Namun karena kenangan yang tercipta dan dibawa bersamanya.

Kemarilah, dan dengarkan setiap kisah yang keluar dari mulut ini. Kemarilah, karena aku akan mengisahkan kepada kalian sebuah kenangan tentang sepasang burung yang sedang menikmati senja disebuah dahan pohon angsana. Mungkin juga akan aku selipkan bait terakhir dari lagu favoritku yang sudah jutaan kali kunyanyikan.

Ah, Bulan sudah menjemput malam rupanya. Sudah waktunya bercerita.

Terimakasih kepada 2020 yang telah memberikan hari terakhirnya untuk menjadi awal dari kisah panjang ini...


Ridwan

Di bawah naungan pohon angsana

HEART OPEN - SHARING EDITIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang