NOVEMBER tahun 2012.
Nggak banyak yang menarik di minggu-minggu awal bulan November ini. Keseharianku ya cuma gitu-gitu aja. Berangkat sekolah lalu pulang les, sepulang les aku beres-beres rumah bareng adekku. Terus malamnya aku cerita-cerita sama ibuku karena kan waktu ketemu kami cuma pagi dan malam, jadi ya sebelum tidur aku biasanya curhat atau sharing sama ibuku. Jujur, aku serasa curhat sama Psikolog hehehe.
Di suatu malam di meja makan, ada pembahasan yang menurutku sangat berarti. Ini menyangkut cita-cita dan masa depanku.
"Bu, udah makan belum?"
"Udah kak, tadi bareng Frella sambil nonton tv. Kakak udah makan belum?"
"Belum sih Bu... hehe." Entah kenapa aku lagi nggak nafsu makan hari ini.
"Makan sana Kak. Itu nasi nya sama lauknya masih ada. Ibu sengaja belum masukin kulkas" Ucap ibuku sambil membuka tudung saji diatas meja makan.
"Iya Bu... nanti deh."
"Kenapa Kak, ada masalah ya di sekolah?"
"Nggak kok Bu. Cuman hari ini tadi BK ngasih suatu kertas form ini ke para siswa." Aku menunjukkan kertas tersebut.
"Apa ini?" Ibuku mengambil kertas tersebut dan membacanya.
"Kami disuruh mengisi form ini Bu. Dikumpulin paling lambat akhir November nanti."
"Oh... ini semacam form survei keinginan setelah lulus ya?"
"Iya, Bu."
"Yaudah diisi aja Kak." Ibuku kembali menyerahkannya padaku.
"Hehe... Kakak jujur bingung sih, Bu. Mau mengisi nya gimana." Jawabku pelan.
"Kakak mau lanjut kuliah kan? Kenapa bingung? Nggak usah takut... memang nggak salah kalo Kakak sekarang lagi pesimis sama impian Kakak sendiri tapi Ibu yakin kalo Kakak akan tetep lolos masuk ke Perguruan Tinggi. Ibu selalu mendoakan kalian yang terbaik dari mulai matahari terbit sampai matahari kembali terbenam bahkan Ibu enggak ragu, Nak... walaupun keadaan kita saat ini lagi susah." Ucap ibuku dengan tersenyum memandangiku.
Aku begitu terharu dengan ucapan ibuku barusan yang seketika membuatku langsung menyesal terhadap setiap perkataan atau perbuatan yang kadang secara nggak sengaja menyakiti perasaan ibuku. Untukmu ibu.. Engkaulah definisi dari kehidupan.
"Iya Bu. Kakak juga optimis kalo Kakak bakal lolos dan masuk ke Perguruan Tinggi. Cuma Kakak takut nanti Kakak nggak bisa bayar uang kuliah, Bu. Kemaren Kakak habis bicara sama salah satu guru les kalo uang semester kuliah itu nggak murah." Balasku.
"Kamu enggak usah khawatit, Kak... pasti Allah akan kasih jalan untuk kita. Untuk sekarang, kakak tulis aja form nya sesuai kehendak hati kakak. Oke..."
"Oke Bu." Aku tersenyum.
Di form survei ini aku menuliskan bahwa aku ingin masuk ke jurusan impianku sewaktu kecil. Aku nggak peduli dimana kampusnya yang penting aku bisa masuk di jurusan itu. Ada sebuah alasan konyol yang melatarbelakangi aku untuk memilih jurusan tersebut hehe. Tapi next time aja deh ceritanya.
Besoknya sewaktu sekolah aku menjadi orang pertama yang mengumpulkan form survei tersebut disaat anak-anak lain masih pada mikir atau bingung mau masuk kemana. Sampe guru BK ngasih dua jempol ke aku haha. Emang konyol sih aku.
MINGGU kedua di bulan November tahun 2012.
Hari ini adalah hari kamis, dan kebetulan cuaca sedang mendung. Terlihat kumpulan awan Stratocumulus yang bewarna abu-abu sedang bergerak perlahan menutupi sinar sore hari ini. Nanti malam bakal hujan nih pikirku dalam hati. Aku baru inget kalo aku lupa bawa mantol soalnya motorku nggak ada bagasi nya jadi ya rupanya mantolnya ketinggalan dirumah hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART OPEN - SHARING EDITION
RomanceAssalamualaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh Halo, selamat malam teman-teman pembaca Wattpad. Sebelumnya perkenalkan diriku Ryan, atau biasa dipanggil Rayen (ejaan yang benar) haha. Disini izinkan diriku menceritakan sebuah kisah hidup / masa lalu d...