"Badan lo bau banget."
Olivia kembali menutup setengah wajahnya dengan masker. Tak lupa ia juga kembali mengenakan sebuah jubah untuk meredakan bau tak enak yang mengkuar dari tubuhnya.
"Ini alasan gue gak bisa keluar apartement buat sementara waktu. Kayaknya efek parfum yang pernah lo kasih gue mangkannya jadi gini." Kata Olivia pada sang kekasih.
"Jangan salahin parfum dari gue, emang lo nya yang males mandi." Ketus Seanno.
"Gue males mandi paling beberapa jam doang kok gak sampe seharian."
"Tetep aja salah lo sendiri. Perempuan tapi jorok. Gak malu? Lo udah diliatin aneh sama orang-orang disini." Seanno memundurkan posisi duduknya.
Ntah karena perasaan Olivia yang sedang sensi atau memang Seanno yang tak menerima kehadirannya secara terang-terangan ditempat makan siang ini.
"Lo liat deh, banyak pelanggan di cafe ini yang gak jadi makan setelah ngelirik ke arah lo." Kata Seanno menyadarkan keberadaan Olivia.
"Emang sebau itu?"
Seanno mengambil sebuah tisu untuk menutup hidungnya kemudian mengangguk. "Bau busuk banget. Kalau gue gak kenal lo mungkin udah gue tonjok muka lo saking keselnya sama bau lo." Seanno tertawa kecil. Padahal Olivia tengah mati-matian menahan diri untuk tak sakit hati karena perkataan pria yang ia suka.
"Gue gak ngerti kenapa bisa kayak gini."
"Emang lo habis ngapain sih?"
"Seharian ini cuman tiduran doang."
"Di mana? Di deket tempat sampah?" Mulut Seanno benar-benar tak bisa dikondisikan.
"Apartement."
"Apartement lo habis kebanjiran sampah sungai apa sampah masyarakat?" Seanno meringis saat Olivia memukul pelan lengannya.
"Jujur gue mah, lo bau banget." Sambung Seanno.
"Gue harus apa ya, No?"
"Cuci badan."
"Gue udah mandi 4 kali hari ini."
"Bukan mandi, tapi cuci badan." Kata Seanno. Pria itu mengeluarkan sebuah kartu dari dalam dompetnya lalu diserahkan pada Olivia. "Pergi ke tempat laudry baju. Di sana lo bisa cuci bad—"
"SEANNO!"
Secara serentak baik Olivia maupun Seanno menoleh ke arah sumber suara yang memanggil nama pria di hadapan Olivia.
"Hai, babe." Seanno tersenyum manis. Bahkan lebih manis dari wajahnya yang begitu bahagia menyambut kedatangan seorang wanita cantik.
Olivia menelan salivanya. Itu kan Nancy? Cewek paling populer di kampusnya dulu. Dia sama Seanno ada ap—
Cup!
Nancy mengecup bibir Seanno.
"Se—" ucapan Olivia terjeda oleh pernyataan menyakitkan yang dilontarkan Seanno.
"Gue sama Nancy mau nikah." Seanno mengecup pelipis Nancy di hadapan Olivia. "Ntar lo datang ya pas penyakit bau busuk lo udah sembuh."
"Oh, jadi bau busuk itu berasal dari Olivia, ya?" Suara Nancy terdengar begitu lembut namun tetap saja menyakitkan.
Seanno memgangguk. "Mungkin pas Olivia gabut—dia renang ke kolam sampah mangkannya bau gitu."
Dari mana datanganya bau busuk yang kini melekat pada tubuh Olivia?
Mandi teratur sudah. Pakai sabur berlebihan juga sudah, namun bau tak sedap itu kian semakin merajalela hampir ke seluruh tubuhnya.
"Penuh penuh!" Supir bus Kota langsung melajukan mobil besarnya tak kala Olivia hendak naik ke sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fearless With You
Teen FictionBau badan Olivia tak kunjung mereda. Semua aktifitasnya terganggu akibat penyakit aneh yang baru-baru ini menderanya. Hingga datang hari dimana ia bertemu dengan Harzean. Pria penjual barang bekas berwajah tampan penuh kharisma. Harzean menjual obat...