.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Hari pertamanya dalam kebebasan dan Minju luar biasa menikmatinya. Rumah mungil yang dikontraknya masih tertata rapi seolah-olah tidak pernah ditinggalkan sebelumnya.
Mungkinkah Yujin mengirimkan orang-orangnya untuk membersihkan rumah ini?
Minju menggelengkan kepalanya dan mencoba menghapus bayangan Yujin dari pikirannya. Dia harus melupakan lelaki itu dan melangkah maju.
Pagi itu yang dilakukan oleh Minju pertama kali adalah memeriksa kulkasnya dan mengerutkan kening ketika menemukan kulkasnya penuh bahan makanan.
Ini pasti pekerjaan lelaki itu, gumam Minju, menolak menyebut nama Yujin demi usahanya melupakannya. Tetapi Minju tidak mau membiarkan gangguan ini merusak hari pertama kebebasannya.
Diambilnya sayuran, daging sapi, dan telur. Lalu dia membuat tumis daging dengan sayuran dan telur yang berbau harum, setelah menuang masakan harum itu dari wajan, Minju menuang teh hangat yang sudah diseduhnya tadi pagi ke cangkir berwarna putih, dan meletakkan semuanya di meja.
Sambil menyantap makanannya Minju menyalakan komputernya. Hal pertama yang harus dilakukannya adalah mencari pekerjaan, karena Minju harus bertahan hidup. Seperti semula.
Seingat Minju, dirinya masih punya tabungan di rekeningnya, tidak banyak memang hanya cukup untuk bertahan hidup selama satu sampai dengan dua bulan setelah dikurangi pembayaran kontrak rumah kecil ini secara bulanan.
Setelah itu Minju harus bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri sekaligus membayar tempat tinggalnya, kalau Minju tidak bisa melakukannya, dia akan menjadi gelandangan. Jadi, waktunya untuk mencari pekerjaan sangatlah sempit.
Oh ya, hal kedua yang harus dilakukannya adalah mengambil uang tabungannya, mungkin nanti siang dia akan ke bank.
Minju menghirup tehnya yang terasa harum dan meneguknya dengan tegukan panas yang nikmat. Lalu mulai menyantap sarapannya sambil membuka situs pencari pekerjaan di komputernya.
Lowongan kerja… lowongan kerja yang cepat dan sesuai kualifikasinya… mata Minju bergerak cepat dan mencatat beberapa perkerjaan yang sesuai. Dia mengirimkan email surat lamaran ke beberapa perusahaan tersebut sambil menghabiskan sarapannya.
Ketika Minju selesai melakukan kegiatannya, waktu sudah hampir jam dua belas siang. Minju teringat bahwa dia harus ke Bank, dengan bergegas Minju mengambil tas kecilnya dan hendak keluar rumah ketika ada yang mengetuk pintunya.
Seketika Minju waspada. Dia tidak pernah punya teman sebelumnya. Jadi, itu tidaklah mungkin teman yang bertamu. Lagipula, dalam penyamarannya waktu itu karena berencana membalas dendam kepada Yujin, tidak banyak yang tahu kalau Minju tinggal di rumah mungil ini.
Apakah itu musuh Yujin yang ingin mencelakainya?
Minju bergidik ngeri. Kemudian menggelengkan kepalanya, berusaha menenangkan diri.
Tidak, musuh Yujin pasti sudah mengurus masalah itu sebelum memutuskan melepaskan Minju.
Jadi, siapa yang sedang mengetuk pintunya saat ini?
Dengan hati-hati Minju mengintip melalui jendela sebelah dan menemukan seorang lelaki dengan setelan jas mahal dan resmi berdiri di depan pintunya.
Dari penampilannya, tampaknya lelaki itu lelaki baik-baik. Tetapi penampilan bisa menipu bukan? Minju masih tidak bisa percaya bahwa Dokter Chaewon yang begitu baik dan selalu tersenyum itu ternyata adalah psikopat berjiwa kejam.
Minju meraih pisau dapur dan membuka pintu dengan hati-hati, membiarkan rantai tetap menahan pintu itu,
“Siapa?,” Minju menatap pria tampan dalam balutan jas rapi itu sambil mengerutkan keningnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleep With The Devil [JINJOO]
FanfictionREMAKE NOVEL SANTHY AGATHA!!!! Jinjoo vers!!!! Yang gak suka sana jauh jauh huushh 🔞🔞🔞🌚🔞🔞🔞