7

3.8K 253 35
                                    

🔞🌚🔞
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Yujin keluar dari kamar mandi dengan masih menyimpan kemarahan. Rambutnya basah kuyup. Dan seluruh pakaiannya yang basah teronggok di lantai.

Sebuah gerakan di sudut kamar membuatnya menoleh. Hyewon berdiri di sana, bekas-bekas pukulan Yujin masih menimbulkan memar-memar di sana sini, tetapi lelaki itu sepertinya sudah diobati.

“Bagaimana dia?,” tanya Yujin dingin.

“Dokter sedang menanganinya, paru-parunya kemasukan cairan…Anda sendiri Tuan Yujin, Anda tidak apa-apa? Terjun dari lantai dua seperti itu hanya untuk menyelamatkan perempuan itu…”

Yujin melirik pada Hyewon dengan tatapan tajam, lalu meraih handuk untuk menggosok rambutnya yang basah,

“Tadinya aku berniat membunuhnya”

“Kalau begitu kenapa anda menyelamatkannya?”

Yujin membalikkan tubuhnya dan menatap Hyewon dengan mata menyala-nyala,

“Karena aku memutuskan, belum saatnya dia mati,” mata cokelat Yujin bagaikan berbinar di kegelapan, “Dan kau…. Kenapa kau sengaja membiarkannya lolos?”

Hyewon menatap Yujin, tampak ada keterkejutan di matanya meskipun sekejap kemudian dia langsung memasang wajah datar, “Saya tidak sengaja membiarkannya lolos”

“Kau pikir aku bodoh?,” suara Yujin menajam, setajam tatapannya.

“Kau adalah pengawalku paling berpengalaman, tak mungkin kau bisa diperdaya gadis itu, kecuali kau memang membiarkan dirimu diperdaya”

Hyewon menelan ludahnya, “Saya ingin membebaskannya, saya takut dia akan membawa masalah untuk kita”

Yujin melempar handuknya dengan marah ke sofa,

“Dalam dua hari ini kau sudah dua kalI mengambil keputusan sendiri dan menentangku. Dengarkan ini baik-baik Hyewon,” suara Yujin dalam dan mengancam,

“Sekali lagi kau membuat kebodohan yang merepotkanku, bukan hanya pukulan yang kau dapat, aku akan menghabisimu secepat aku bisa”

Suara ancaman itu masih menggema di kegelapan, bagaikan janji Iblis yang memanggil-manggil meminta nyawa.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ketika Minju terbangun, yang dirasakannya pertama kali adalah rasa sesak di dadanya. Dia menggeliat panik, mencoba menarik napas sekuat-kuatnya, dalam usahanya mencari oksigen sebanyak-banyaknya.

“Tenang, kau sudah ada di daratan, kau bisa bernafas secara normal,” Suara Yujin membawa Minju kembali pada kesadarannya.

Dengan waspada dia menoleh dan mendapati Yujin sedang duduk di tepi ranjangnya.

Minju beringsut sejauh mungkin dari Yujin dan tingkahnya itu memunculkan secercah cahaya geli di mata Yujin.

“Apakah kau takut padaku setelah kejadian tadi?,” nada gelipun tersamar dalam suara Yujim.

Kurang ajar, batin Minju dalam hati. Dia berjuang meregang nyawa, dan lelaki ini malah duduk disini menertawainya.

Tetapi, apakah benar Yujin yang terjun ke kolam waktu itu dan menyelamatkannya?

Kenapa?

Bukankah jelas-jelas dalam kemarahannya Yujin sudah memutuskan untuk membunuhnya?

Kenapa lelaki itu berubah pikiran?

“Ya, aku memang menyelamatkanmu,” Yujin bergumam seolah-olah bisa membaca pikiran Minju, “Tetapi itu bukan demi dirimu, itu demi kepuasanku.”

Sleep With The Devil [JINJOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang