28

2.9K 224 41
                                    

Dikiiit🌚
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Aku... aku pusing..., maukah kau memijit kepala dan pundakku?"

Mata Yujin menyala ketika menatap mata Minju. Perempuan ini menatapnya tanpa dosa. Tidakkah dia tahu bahwa permintaannya ini menambah penderitaan Yujin?

Memijit Minju?

Dalam kondisi bergairah dan ingin dipuaskan seperti ini?

Bagaimana Yujin bisa menahan diri, ketika jemarinya menyentuh kelembutan kulit Minju di tangannya?

"Oke, berbaliklah," Yujin menggeram lagi.

Minju tidak pernah meminta tolong kepadanya, dan kalau Minju melakukannya, itu berarti Minju benar-benar kesakitan.

Jemari Yujin bergerak menyentuh kepala Minju, ke helaian rambut seperti sutera yang terasa lembut di jemarinya. Helaian itu biasanya adalah tempat Yujin menenggelamkan kepalanya ketika dia mencapai orgasmenya yang luar biasa nikmat di atas tubuh istrinya...

Sial! Jangan pikirkan tentang itu, Man!

Yujin memijit dan seolah belum cukup siksaannya, selama proses itu, Minju terus menerus mendesah keenakan karena pijatan Yujin. Bahkan kadang mengerang, persis seperti erangannya ketika Yujin mencumbunya, dan itu luar biasa menyiksanya.

Kejantanan Yujin sudah berdenyut-denyut, dan Yujin merasa dirinya hampir meledak karena gairah, gairahnya kepada Minju.

"Sudah cukup?"

"Aku masih sedikit pusing di sisi ini," Minju memiringkan kepalanya, memamerkan pundaknya yang hangat dan halus, membuat Yujin ingin mengigit lembut di bagian lunak di sebelah sana....

Sial. Sial. Sial!

Sambil terus memijit Minju, Yujin menyumpah terus menerus dalam hati, Kemudian ketika Minju tampak santai, Yujin melepaskan pijitannya dengan hati-hati.

Bagus.

Minju sudah tertidur. Sekarang mungkin dia akan mandi dengan air dingin, kalau tidak dia akan terbakar semalaman di atas ranjang ini. Menderita karena tak terpuaskan. Dengan tak kalah hati-hati, Yujin bergerak turun dari ranjang, hendak melangkah ke kamar mandi.

"Yujin"

Hampir saja Yujin mengerang mendengar panggilan Minju, "Apa Minju?," desis Yujin serak.

"Sekarang aku sudah tak pusing lagi"

Hening.

Yujin tertegun sejenak, kemudian menyadari arti kata-kata Minju, dia langsung membaringkan kembali tubuhnya di ranjang, sepenuh gairahnya.

"Bagus," bisiknya parau lalu membalikkan tubuh Minju dan melumat bibirnya tanpa ampun.

Gairahnya yang menggelegak tidak ditahan-tahannya lagi, Yujin menyentuh Minju di mana-mana, menikmati kepemilikannya atas tubuh istrinya, menikmati betapa tubuh Minju yang lembut dan hangat itu menggelenyar di setiap sentuhannya.

Payudara Minju tampak lebih berisi, mungkin karena kehamilannya. Ketika akan menyentuhnya seperti biasanya, Yujin tertegun dan menatap Minju, "Apakah aku akan menyakitimu?"

Minju tersenyum meminta pengertian, "Sedikit nyeri di bagian situ," desahnya.

Yujin tidak mengatakan apa-apa, lelaki itu hanya mengecup ujung payudaranya, lalu mamainkannya dengan lidahnya lembut, tangannya menelusur ke bawah dan menyentuh pusat kewanitaan Minju, menemukan bahwa Minju sudah siap dan bergairah untuknya.

Sleep With The Devil [JINJOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang