6

3.9K 289 38
                                    

Restoran mewah tengah kota, ramai seperti biasanya, Yoshi kaya jadi tak heran jika ia membawa Hyunsuk makan malam disini.

Restoran mewah ini sedikit berbeda dengan restoran seperti umumnya, warna catnya lebih terkesan polos, hiasan hiasannya pun tak banyak, namun terkesan elegan.

Seakan punya cara sendiri untuk bersinar.

Makanan yang ada disini juga mahal mahal, wajar saja orang orang yang makan disini rata rata orang yang ber jas, atau orang dengan penampilan elegan, jangan heran karena bahkan parkirannya saja dipenuhi mobil mobil yang harganya membuat masa sakit ketika menghitung nol dibelakangnya.

"Pesan apa?"

Hyunsuk menatap pada menu makanan yang diberikan oleh salah satu pelayan disana, ia membacanya dari atas hingga bawah, astaga! Bahkan uang sakunya selama satu minggu tidak akan cukup untuk membayar semua ini.

"Pesan saja apa yang kau mau, uangku tidak akan habis hanya untuk membayar makanan."

Sombong sekali, pikir Hyunsuk. Tapi jika ditawari makanan mahal, Hyunsuk tidak bisa menolak, tentu saja ia akan menunjuk beberapa makanan yang berbeda beda.

Malam ini ia harus makan yang banyak.

Hitung hitung untuk masa pemulihan lubang analnya yang rusak karena permainan Yoshi!

Setelah selesai memilih makanan, Hyunsuk kemudian menatap kearah Yoshi, pikirnya Yoshi akan memasang raut kaget, atau takut karena makanan yang dipesan oleh Hyunsuk begitu banyak.

Tapi nyatanya dia tidak seperti itu.

Padahal Hyunsuk benar benar memesan banyak makanan, sampai sampai pelayannya perlu bolak balik tiga kali sampai semua pesanannya tertata di atas meja.

Hyunsuk tau uang yang ada di dompet Yoshi tidak akan cukup membayar semua ini, terkecuali Yoshi menggesekan kartu kreditnya.

Ya, tapi Yoshi itu anak orang kaya, apapun dapat dilakukannya, apalagi hanya membayar makanan seperti ini.

"Kau harus menghabiskannya, aku tidak ingin menghambur uang jika nanti makanannya malah dibuang." Sebenarnya Yoshi bukan khawatir pada uangnya, tapi pada porsi makan Hyunsuk, bahkan sepertinya porsi makan ini lebih cocok untuk lima orang dibandingkan satu seperti ini.

"Iya iya bawel," Hyunsuk mengambil satu potong daging berukuran besar kemudian memasukkannya kedalam mulut mungil miliknya.

Rasanya sama seperti daging pada umumnya, Hyunsuk kira karena harganya yang mahal maka rasa dagingnya akan seperti emas.

Pemikiran yang aneh.

"Sepertinya berat badanmu akan naik dua kali lipat dari biasanya." Yoshi tertawa kecil, tangannya mengambil sebuah benda persegi panjang yang sedari tadi berada di kantong celananya.

Hyunsuk mengangkat bahunya dengan acuh "siapa yang peduli." Lalu melanjutkan dengan memakan potongan daging yang lain.

Yoshi lagi lagi hanya terkekeh, lalu mengambil gambar Hyunsuk secara diam diam, tanpa diketahui oleh Hyunsuk tentunya.

Tidak, ia hanya merasa kalau moment daging daging yang membuat pipi Hyunsuk mengembung itu lucu.

"Kau tidak ikut makan?"

Yoshi menggeleng, "Melihatmu makan rasanya perutku sudah kenyang."

"Yang makan siapa yang kenyang siapa." Hyunsuk melanjutkan acara makannya.

Sementara yang di sindir hanya terkekeh, sebelum akhirnya seseorang menghentikan tawanya itu.

"Lo ngapain sama Hyunsuk bambank?"

Pertanyaan itu bukan berasal dari Hyunsuk ataupun Yoshi, melainkan sosok jangkung yang baru datang dengan wanita disamping kanannya.

Park Jihoon.

"Itu... cuman jalan jalan ngebahas basket." Entah jawaban apa yang Yoshi katakan, tapi ia berharap Jihoon mau menerimanya.

"Ngebahas basket atau bermain sama ni cowok?"

Yoshi tertohok, itu bukan pertanyaan, tapi sebuah tuduhan.

Yang sialnya memang kenyataan.

Lalu pandangan Park Jihoon teralihkan pada Hyunsuk.

"Halo Suk, lo habis main ya sama Yoshi?"

Pertanyaan yang membuat Yoshi ingin membakar Jihoon hidup hidup, andai ia tidak ingat bahwa Jihoon masih punya hutang padanya.

Sementara Hyunsuk hanya tersenyum kikuk.

"Aku hanya teman dari Yoshi, kita hanya membahas tentang basket... lagi pula apa apaan dengan permainan yang kamu katakan?"

Percayalah, di balik kalimat sok lembut yang Hyunsuk ucapkan itu, ada ribuan belati yang rasanya ingin ia tancapkan di mulut Jihoon, ia bahkan belum lupa bagaimana Jihoon mengatainya 'babi' saat terakhir kali mereka berinteraksi di kantin.

Oh astaga! Memikirkannya saja sudah kembali membuat emosi Hyunsuk naik.

"Kalian beda tim, mengapa bicara bersama?" Seperti biasa, Jihoon yang tidak mudah dibohongi.

"Ya karena beda tim lah aku bicara bersama Yoshi, aku ingin berbincang bincang tentang syarat masuk tim inti," Hyunsuk terlewat santai untuk mengatakan hal itu, Yoshi yang melihatnya bahkan sampai menjatuhkan rahang, permainan katanya benar benar menakjubkan.

"Tapi kenapa harus Yoshi?"

Ini bukan debat bahasa indonesia kan? Kenapa seperti semua mencari celah menjatuhkan?

"Terus kenapa? Aku hanya ingin dekat dengan Yoshi juga, dia terlihat hebat bermain basket, benar kan Yosh?" Satu kedipan mata diberikan pada Yoshi, membuat Yoshi hanya mengangguk mantap.

Yoshi kehabisan kata.

"Awas saja kalau kau berani mengisi otak polos temanku dengan hal yang aneh aneh." Ancam Jihoon, lalu Hyunsuk tersenyum remeh.

Otak polos?

Ingin rasanya Hyunsuk tertawa dengan keras sekarang. Jadi sebenarnya yang menjadi teman disini siapa dengan siapa, bagaimana bisa Hyunsuk lebih tau isi otak Yoshi dari pada Jihoon.

Haha, lucu sekali.

"Tenang saja aku tidak akan mengisinya dekan otak kotor."

"Maaf Jihoon, tapi ini waktu gue berdua sama Hyunsuk, kalau boleh mending lo pergi aja." Klasik Yoshi, jika marah, ucapannya akan blak blakan.

Hyunsuk sampai tertegun, sekaligus merasa menang dalam hatinya.

Berbeda dengan Jihoon yang langsung mendengus dan menarik wanita disampingnya dengan sedikit kasar.

Kasian sekali wanita itu.

"Makanlah cepat, habis itu kita bermain lagi."

Hyunsuk mendelik. "Kau gila!? Kita baru melakukannya tadi,"











—TO BE CONTINUED—


belum ada adegan NC
Mungkin nanti dua chapter lagi baru

Sedang tidak niat membuatnya
Hahahahha~

See u next time brou~

『 Lose ; YoshiSuk 』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang