EKSTRA PART I

151K 10.1K 1.9K
                                    

3 tahun berlalu.....

Kalo ada yang comment, baru bangun tidur udah tiga taun aja. Baru tinggal makan bentar udah 3 tahun aja. Baru ini itu udah tiga tahun aja....

Dahlah males  ༎ຶ‿༎ຶ




🍁🍁🍁



"permisi, maaf mengganggu Mba. Ini laporan perkembangan mahasiswa didik saya selama satu semester"

Tini menyerahkan beberapa berkas yang lumayan tebal.

Seorang perempuan dengan pakaian formal menerima berkas yang Tini berikan. Ia tampak mengangguk angguk melihat isi laporan Tini.

"Saya perhatikan di setiap laporan kamu. Semua mahasiswa yang kamu didik selalu ada kemajuan"

Tini tersenyum menunduk.

"Gak signifikan Mba. Tapi saya coba terus"

Wanita itu menutup kembali laporan dari Tini. Sedikit merapikan dan kembali mengalihkan perhatian pada Tini.

"Well setidaknya dari beberapa dosen magang yang ikut program beasiswa. Kamu salah satu yang kalo saya perhatikan grafik nya tuh gak pernah turun"

"Alhamdulillah, Mba. Padahal saya nya sendiri selalu ngerasa kurang" Tini mengangguk.

"Eh berarti ini tinggal semester akhir kamu yah ?" Tanya wanita yang punya nametag di dada sebelah kiri "Nia"

"Iya Mba. Sisa 1 bulan kedepan untuk saya jadi pembimbing skripsi mereka. Setelah itu tugas saya selesai" jelas Tini dengan senyum.

Wanita itu mengangguk. "Abis ini mau lanjut kerja dimana ?"

"Mm... Belum tau sih mba. Kayaknya saya mau balik ke kampung halaman saya"

"Wah dimana tuh" Mba Nia sampai memajukan tubuhnya. Gak tau sangking antusias atau emang dasarnya kepo.

"Di... Bandung"

"Ooh... Eh terus terus di sana tinggal dimana ?"

"Rencananya tinggal di rumah alm. Nenek atau bisa jadi nanti ngekos"

Nia mengangguk angguk. "Sendirian dong ? Kamu punya temen temen gak sih disana atau mantan pacar...atau..bla bla bla bla"

Nia terus berbicara bahkan tanpa ia sadari pertanyaan nya terlalu banyak dan tidak Tini hapal.

Tini meringis. Mendengar celotehan dan banyak pertanyaan dari Nia. Bahkan masih belum selesai.

Terlalu panjang. Mendetail dan lupa pokonya. Nia jadi seperti sedang menyetor hapalan. Karena tidak ada jeda, kalau sampai ada jeda mungkin bisa hilang semua hapalan nya.

Ini kenapa saya berasa di interogasi gini yah. Tini mengusap belakang telinga nya.

Suara dering ponsel menjadi penolong. Tini jadi punya alasan untuk menghindar dari hujan pertanyaan yang Nia berikan.

"Halo"

Tini dimana ?

"Masih di kantor nya mas Gembel. Setor laporan. Kenapa Bu ?"

Masih aja manggil Ibu. Udah di kasih tau juga.

"Hehehe iya Enzy. Ada apa ? Kalo urgent aku langsung balik sekarang bisa kok"

Tini menatap Mba Nia di hadapannya. Wanita itu menjatuhkan bibirnya. Begitu mendengar Tini mau pergi. Tini mengangguk dengan cengir nya. Lagian Tini emang butuh pertolongan untuk bisa pergi dari sini. Kalo sudah berbicara dengan Mba Nia suka panjang lebar gak ada rem.

Sweet Mistake (Completed)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang