45🌹

181K 10.6K 1.1K
                                    

"Tin, ada makanan apa ?" Vincent menarik kursi di meja makan.

"Yah... Maaf pak. Saya cuma masak sarapan pagi doang. Udah abis juga" Tini meringis melihat meja makan yang kosong melompong.

Vincent menggaruk pelipis nya. Perut nya keroncongan. Lagian ini udah siang juga. Wajar lah Vincent kelaparan.

"Yasudah bikinin say---"

"Maaf sekali lagi Pak. Ini saya mau ijin keluar ngerjain tugas kuliah" potong Tini yang semakin merasa bersalah.

Vincent menarik nafas dalam. Di otak nya sekarang ada muka Gembel yang habis babak belur. Membayangkan itu saja rasanya sedikit puas. Sudah pasti babak belur nya karena Vincent lah. Enak aja kalau karena orang lain.

Kalau bukan karena beasiswa Gembel. Pasti saat ini, detik ini juga. Tini bakal ke dapur masak sesuatu dan 10 menit kemudian dia bakal makan dengan tenang.

Pokonya ini salah Gembel. Titik.

Tini masih diam tertunduk. Memeluk dua buku tebal di dada. Mau langsung pergi takut gak sopan. Vincent marah. Di Pecat dan sebagainya. Lebih baik diam dulu lah tunggu keputusan Vincent.

"Yasudah sana sana kerjain tugas kamu. Saya gak mau jadi alasan orang lain gak lulus S2. Cih buruk banget" Vincent mengibas ngibaskan tangannya seolah mengusir.

Seketika cengir Tini mengembang.

"Terimakasih, Pak" Tini mengangguk.

"Hm"

Tini langsung berlari. Sementara itu Vincent menatap dapur dengan meringis kesal.

Perut nya lapaaar.

Terdengar suara langkah kaki berlari. Seketika Vincent reflek menoleh.

"Pak, anak-anak tadi di bawa sama Mama nya Bu Enzy" ternyata Tini kembali cuma untuk itu.

"Hm" lagi lagi Vincent mengibas kan tangannya.

Ia menghembuskan nafas berat. Melihat meja makan yang kosong.

"Laper. Babi! Ah elah" ia mengusap perut nya yang kedengaran jelas keroncongan.

Tak lama terdengar lagi suara kaki berlari ke arah nya. Dan Vincent reflek mengalihkan pandangan.

"Pak, Maaf. Tadi kata Bu Enzy. Saya boleh pulang setelah tugas saya bener bener selesai jadi saya ijin---"

"Kalo kamu gak pergi sekarang. Saya gak ijinin kamu pergi sekalian" Vincent menatap Tini datar.

"Eh anu... Jangan pak" Tini langsung berbalik badan dan lari keluar.

"Aaah huufftt.... Gue laper!!!" Vincent kembali meringis liat meja makan kosong dan dapur yang bersih banget gak ada apa gitu.

Lagi lagi suara langkah kaki berlari membuat Vincent muak. Ia kali ini tak mengalihkan diri. Memilih tetap diam menatap dapur. Berfikir enaknya makan apa. Dari pada ladenin Tini yang gak pergi pergi juga. Bikin Vincent ngarep aja kalau Tini bisa gitu masakin bentar doang ketimbang lari bolak balik dari tadi.

"Kam---"

"Apa! Apalagi Tini! Dari pada kamu bolak balik mending bikinin saya makan siang. Gak usah ngerjain tugas sekalian" geram Vincent.

"Iya saya tau. Anak-anak di bawa sama Mamah. Terus kata Bu Enzy kamu boleh ngerjain tugas sampai selesai. Sekalian sampai seminggu baru kamu balik juga gapapa sana. Sana!!!"

Kan jadi ngedumel. Abis kesel sih. Tini bilang mau Ngerjain tugas tapi masih aja bolak balik ngomong yang gak penting penting amat.

BRAK!!

Sweet Mistake (Completed)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang