7🌹

219K 17.4K 3.9K
                                    

Pagi hari nya bersamaan dengan sinar redup mentari yang masih malu-malu menampakan dirinya mata Vincent sudah mulai terbuka. Ia merasakan seluruh badannya sakit bahkan perih di bagian wajah. Tangannya terangkat meraba pelipis dan ujung bibir teringat kejadian baku hantam tadi malam. Ternyata semua nyata bukan mimpi buruk.
Setelah merenung beberapa saat akhirnya Vincent memutuskan bangkit dan masuk ke dalam kamar mandi.

Butuh waktu 15 menit untuk Vincent membersihkan diri di kamar mandi. Kemudian ia memutuskan keluar kamar dan mendatangi kamar Enzy yang ada di sebelah kamarnya. Ia harus memastikan keadaan anaknya serta Enzy tentunya.

Langkah Vincent terhenti kala ia melihat dua Wanita saling berpelukan dalam tangis. Sepertinya mereka sedang dalam mode berbicara serius. Akhirnya Vincent mengurungkan niat awal toh ia sudah melihat dengan mata kepala nya bahwa Enzy baik-baik saja hanya sedang menangis di pelukan ibu nya.

Akhirnya Vincent memutuskan turun tangga menyusuri cahaya dari arah belakang ternyata sebuah pintu menuju taman belakang telah di buka. Mungkin tukang kebun yang mulai membersihkan taman makanya pintu sudah di buka jam segini. Langkah kaki Vincent dengan santai berjalan menuju taman tangannya ia masukkan kedalam saku jaket yang ia pakai karena udara masih dingin. Mentari belum terlihat di langit hanya seberkas cahaya yang membuat warna gelap menjadi sedikit demi sedikit memudar.

Lagi-lagi langkah Vincent terhenti kala ia melihat seseorang sedang menyiram tanaman. Tidak ada yang salah jika ada orang menyirami tanaman tapi semua di luar ekspektasi Vincent. Ternyata orang itu adalah Papa Enzy, ia terlihat telaten sekali menyirami bunga bunga yang ada di rumah ini.

"Pagi, Om"

Dimas hanya menoleh sekilas kemudian kembali memperhatikan satu persatu tanaman nya.

"Kamu mengingat kan saya pada kejadian 16 tahun lalu..."

Vincent memperhatikan punggung Dimas bersiap mendengar apa yang akan di katakan oleh Dimas.

"...Waktu itu saya dan teman geng saya adalah murid paling berkuasa di sekolah. Karena kenakalan kami sampai suatu hari kami melakukan sebuah permainan. Siapa yang kalah wajib melakukan apa yang di perintahkan oleh yang lain. Mungkin hari itu adalah hari sial untuk saya. Saya kalah. Dan hukuman nya adalah mengajak tidur salah satu teman sekelas saya. Pilihannya rendom dan nama yang keluar dari mereka adalah Indah" Dimas berbalik menatap Vincent untuk beberapa saat "Mama nya Enzy"

Vincent cukup di buat tercengang dengan penuturan Papa Enzy barusan ternyata kejadian sekarang seperti sesuatu yang terulang kembali.

"Masih jelas di ingatan saya bagaimana dulu saya memaksa dan menyiksa Indah supaya mau memuaskan nafsu saya. Dan kamu tau ...." Kini Vincent mendekat ke arah Dimas mensejajarkan diri.

"Seandainya saya tidak minum minuman yang mereka kasih mungkin saya tidak akan jadi segila itu. Mungkin saya bisa membuat sedikit perjanjian dengan Indah. Tapi sayang semua sudah terjadi karena minuman itu saya jadi sangat bernafsu. Minuman perangsang"

Deg. Vincent merasa sebutan benda itu seperti nya pantas untuk menggambarkan bagaimana keadaan dirinya kala itu. Tapi siapa yang memberikan minuman itu sementara pada waktu itu ia dan semua teman-teman nya teler di bar. Lalu siapa yang sengaja memasukkan benda itu ke minumannya.

"Setelahnya hidup indah hancur. Ia harus menanggung beban psikis dan fisik. Semua menghujat Indah. Dia di pandang sebagai Wanita jalang. Anak Yatim-piatu yang durhaka. Hamil di luar nikah. Di keluarkan dari sekolah. Di usir oelh tetangga. Tubuhnya semakin kurus karena kehamilan yang cukup menyiksa" jeda.

"Sedangkan saya malah jadi manusia pengecut yang bersembunyi di dalam kamar tanpa mau membuka nya bahkan untuk siapapun. Saya tidak ada waktu indah menderita"

Sweet Mistake (Completed)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang