6

1K 74 14
                                    

__________

Tappei E. 🦝😛

__________

Minggu depan mulai training.

Klub baseball?

Yup. Sebelum semester baru.

Semangat, Tappei ٩(°̀ᗝ°́)وヽ(^0^)ノ

Kalau begitu temani aku beli
perlengkapan, ya?

Hum...

Oke. Kapan??

Besok.

Kenapa mendadak sekali?! (●´⌓'●)

Bawel kamu (´-ι_-`)

Karena besok libur!

Kan, aku cuma nanya! ٩(๑'ȏ´๑)۶

😛😛😛🐷

KENAPA ADA BABI?!

Kamu 🐷

TAPPEI!!!! 🐒🐒🐒

🦛🦛🦛

🐮🐮🐮🐮

🦍🦍🦍🦍

Kenapa binatangnya begitu
semua?? (T_T)

Aku mau yang lucu! 🐰🐰🐰 👈

Kamu 🐱❤️

(゚ロ゚)

Pokoknya kutunggu besok
di stasiun jam 9. 😛

Iya, iya~

__________

Miiko menggengam tali tas tangannya erat. Ada perasaan senang dan berdebar yang bercampur. Pipinya berseri, selaras dengan kakinya yang melangkah penuh semangat.

Hari ini Ia kencan dengan Tappei!

Kali ini tidak bersama Mari-chan maupun Yukko atau Kenta. Berdua saja.

Jika diingat, sebenarnya ini bukan pertama kali mereka jalan berdua.
Kalau Miiko tidak salah, Mereka pernah berdua nonton bioskop waktu SD. Cat Conan! Film anak-anak populer pada masanya. Tappei kira-kira masih ingat tidak, ya?

Miiko tersenyum kecil. Tentu saja waktu itu dan sekarang berbeda.
Waktu itu Miiko tidak seberdebar ini sampai membuatnya bergadang, tidak repot-repot menata rambut ataupun bingung memilih pakaian. Sekarang, status mereka berbeda.

"Tappei!"

Cowok Eguchi itu ternyata sudah sampai lebih dulu, berdiri di salah satu pilar sudut stasiun. Dirinya memakai pakaian kasual, kaus abu-abu dan celana jins biasa. Tappei terlihat tampan dengan itu semua.

"Osoi ja... (Lama!)"

"Tappei yang terlalu cepat. Mada jikan aru yo, (Masih ada waktu, tau?)" sergah Miiko.

Tappei yang mendengar itu tampak tak peduli. Tidak mungkin ia mengatakan bahwa Ia tidak bisa tidur dan tak sengaja bersiap-siap lebih awal dari biasanya, kan?
Ngomong-ngomong, Miiko tampak manis seperti biasa. Helai samping rambut dijepit dengan hiasan berbentuk cookie. Kaus putih dengan rok denim di atas lutut. Jangan mencubit pipi gembilbitu, Tappei!

Tanpa menunggu lama lagi, mereka mulai membeli tiket. Kereta di Jepang memang tepat waktu, Pasang kekasih itu sampai ke pusat kota hanya dalam dua puluh menit. Dan syukurlah, toko perlengkapan olahraga baru saja buka.

"Bukannya, Tappei baru beli Baseball gloves juga?"

"Yang kemarin sudah aus, kalau dapat bola yang dipukul keras, telapak tangan jadi sakit," jelas Tappei seraya memilih juga mencoba sarung tangan khusus baseball yang dipajang dekat etalase.

"Jariku kadang juga suka keram waktu bantu Mari-chan mengejar deadline komiknya!" Miiko mengeluh, tapi sejujurnya Ia tidak pernah keberatan membantu sahabatnya. Lagipula, kalau cerita naik cetak, Mari tak segan menraktir Miiko kudapan-kudapan manis yang lezat.

"Tapi jangan hanya tangan, otak bisa kapalan juga kalau tidak dibiasakan bekerja!"

Miiko memukul bahunya. "Jangan mengejekku, nilai kita tidak beda jauh, tau?!"

"Aku bercanda!" Tappei tertawa, ia lalu mengambil tangan kanan Miiko dan menyentuh telapak juga jemarinya, "Bagian mana yang suka keram? Apa perlu aku memperingati Shimura untuk meringankan bebanmu?"

Tappei membawa telapak tangan Miiko ke sisi wajah, membiarkannya mengelus pipi, berhenti di sudut bibir. "Kasihan pacarku,"

Secepat kilat Miiko menarik tangannya, wajahnya merah sekali. Ia berbalik pergi menuju rak lainnya, membiarkan Tappei menahan tawa di belakang.
Sepertinya sudah jadi kesenangan Tappei untuk menggoda Miiko. Karena mereka sudah pacaran, level godanya juga harus naik, kan?
Miiko yang jengkel memang terlihat lucu, tapi Miiko yang merona malu lebih menggemaskan.

Cowok itu berjalan santai menyusul kekasihnya yang ternyata sedang menatapi sepatu olahraga.
Puluhan ribu yen. Bagus, tapi mahal sekali!

"Terlalu mahal, lagipula sekolah hanya memperbolehkan satu model sepatu olahraga, kan?"

Miiko mengangguk sedih. Tappei yang tak suka dengan kemurungannya, mengambil satu set tali sepatu dan menunjukannya.

"Gimana kalau beli ini saja?" sarannya. Cowok itu menunjuk rak dengan tampilan gantung untuk tali sepatu beragam warna.

"Tidak ada yang melarang untuk warna tali sepatu, kan? Kelihatan keren dan... umm.. Bisa pilih warna yang sama," kalimat terakhir terdengar begitu lirih, Tappei sepertinya malu mengatakannya.

Tapi raut wajah Miiko menjadi senang. Ia mengangguk setuju. Mungkin ini barang couple pertama dengan Tappei ya? Gadis itu tampak memilih dengan teliti lalu memilih tali sepatu warna merah dengan sedikit motif garis biru di ujungnya.

"Aku mau yang ini. Tappei juga beli yang sama, ya?"

Tappei tersenyum, mengusap kepala Miiko sebelum akhirnya mengambil barang yang sama dengan milik pacarnya.

"Oke,"

Untuk sekarang, barang sederhana seperti ini sudah cukup, kan? :)

Kocchimuite, Love!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang