"Lee kobok-kobok bodoh!"
"Heh! Dewi sanca! Namaku Yongbok bukan kobok-kobok, sialan!"
Adu jambak antar saudara kembar itu pun terjadi.
"Dasar kakak tidak berguna!" sembur Daehwi disela tarikan penuh dendamnya.
"Dasar adik durhaka!" Felix membalas dengan intonasi nada yang serupa.
"Ya Tuhan..." Dua orang pegawai toko datang melerai. "tolong jangan bertengkar disini." Ucap salah satunya.
Namun dua manusia sedarah itu tetap melanjutkan pergumulannya. Pakaian branded yang seharusnya tetap kinclong sudah ternoda tanah. Yah... bagaimana tidak, mereka adu kekuatan tepat di pelataran toko.
"Sini ku cabut rambut kuning tahimu!" Daehwi kembali berteriak. Surai kuning tua sang kembaran membuat amarahnya kian menggebu.
Felix tentunya tak terima begitu saja. "Cabut dan akan ku patahkan semua tulang lunakmu!"
"Aku bukan ayam!"
"Tapi kau banci!"
"Bangsat! Mati kau Lee bodoh Yongbok!"
"Arrgghh! Lepaskan aku, siluman ular!"
"Mati kau!"
"Tolong! Aku diterkam Nyi Blorong!"
Seandainya mereka tidak mengenai beberapa peralatan toko, dua pegawai tadi tidak akan mau repot-repot ikut campur.
Lihat saja, dua pemuda jadi-jadian itu dengan asyiknya berguling kesana-kemari. Senggol sana senggol sini, adu bacot tak jelas pula. Beruntungnya tidak ada pelanggan lain---karena memang sudah tengah malam---hingga keduanya tak masuk breaking news saat itu juga.
"Nona-nona, tolong berhenti." Seorang pegawai toko yang nampak lebih tua kembali melerai. Ia pikir suaranya tidak akan didengar, namun nyatanya dua saudara itu dengan ajaibnya berhenti.
"Kau sebut apa kami barusan?" Felix mengeluarkan suara berat khas om-om mesumnya. Si pegawai toko mendadak takut, langkahnya mundur teratur.
"Maaf---
"Daehwi! Gigit dia!"
"Grrhh... guk! Guk!" Sungguh malang, refleks Daehwi memang sememalukan itu. Tanpa ada kata protes ia mulai berlari, mengejar dua pegawai toko yang tadi.
Zrash!
"Ngihaaaa..." Tangan kanannya tengah mengibaskan sepotong pelepah pisang yang entah ia dapat dari mana.
Ayo kita tebak, nama senjatanya itu kalau tidak Chittaprr pasti Jeffrr.
"Aaaaa... maafkan kami!"
"Ahahahaha..." Felix tertawa puas dibelakang sana. Jujur, perutnya mulai kram. Adiknya itu kalau sudah berulah selalu bisa mengalahkan absurdnya sang tuan muda.
"Waahh... asyik! Ada yang kesurupan." Sebuah suara berat diiringi tepuk tangan semangat mendadak muncul disamping Felix.
Pemuda Lee itu menoleh lalu mendapati pemuda lain yang tidak kalah jauh dari tinggi tiang listrik dibelakangnya. "Woaah... ada titan!" serunya takjub.
"Hey, man! Namaku bukan Tristan, tapi Lucas."
Felix terdiam. Kapan aku menyebut dia ikan?
Yah... beginilah percakapan yang tercipta jika dua orang yang mengorek kuping setahun sekali disatukan.
"Mereka kenapa?" Lucas bertanya lagi. Sejujurnya ia agak takut kalau tiga orang yang tengah melakonkan adegan film India itu benar-benar kerasukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing Antagonist | ChenJi
FanfictionZhong Chenle, pemuda manis penyandang gelar gelandangan baru. Entah sial atau mujur, ia dipertemukan dengan seorang polisi tampan berinisial Park Jisung. "Kau pikir semua yang kuberi gratis?" . "Sial!" ...