Ageless Toxic End

18K 2.8K 3.3K
                                    

"Lajur kanan, sekarang!"

Ckiiitt

Bruumm

We got that~

Boom boom boom boom boom~

Ah~ Lee Jeno, ringtone ponselmu merusak suasana.

"Hehe... maaf." Cengir Jeno, Jisung meliriknya sinis lalu kembali fokus pada arahan yang Sungchan berikan.

"Halo, Jaemin ada apa?" Si pemuda Lee berbisik.

"Mana pesanan kami?"

Jeno menepuk keningnya, ia lupa kalau istri-istrinya ini memesan sekotak ice cream dan cemilan asin untuk teman menonton film. "Maaf, aku ada tugas dadakan."

"Kasus kemarin?"

Jeno mengangguk, saat sadar Jaemin tak bisa melihatnya maka dirinya mengiyakan. "Kami sedang dalam penge---aarrgghh!!!" teriaknya refleks karena Jisung baru saja menyalip dua truk gandeng.

"Ada apa?" suara di seberang terdengar cemas.

"Dia baik-baik saja?" itu suara Renjun.

"Aku tidak apa-apa, hanya terkejut." Sambung Jeno setelah detak jantungnya kembali normal. "kalian berdua, berdoalah untuk keutuhan nyawaku."

"Sejujurnya biar kau mati pun kami tidak masalah." Balas Jaemin cuek.

"Ya!"

"Jangan lupa ice cream dan cemilan kami!" Renjun berseru kemudian mematikan sepihak sambungan telepon. Jeno mengurut dada, percuma punya dua istri tapi tidak ada satu pun yang peduli padanya. Atau ia tambah saja jadi tiga?

Mungkin ada yang mau mencalonkan diri?

Lee Jeno, ingatlah kau sedang dalam tugas. Beruntung Jisung tidak menendangmu keluar lewat jendela.

"Seratus meter ke depan ada jalan memutar." Arahan Sungchan kembali terdengar dari earbud yang pemuda Park itu kenakan.

"Rute lain?"

"None."

"Sial!" Jisung menghempas kemudi, jalan memutar hanya akan membuang waktu. Maniknya melirik sisi kanan jalan. Gotcha! Ada rute singkat. "aku akan melewati pembatas jalan."

"Kau gila?!" Sungchan meneriakinya. "kalian bisa masuk jurang!"

"Tapi jalan yang benar ada dibawah sana." Jisung bersikukuh. Tepat diujung jurang, ada jalan aspal yang lebih rendah.

Terdengar helaan frustasi dari seberang. "Baiklah, lakukan apa yang kau mau."

Tanpa diminta dua kali, Jeno segera mengeratkan sabuk pengamannya, mengatup mata kuat-kuat. Tuhan, tolong lindungi aku.

Jisung menyeringai, ia suka saat skill berkendaranya ditantang begini. Kopling mobil segera ia oper ke gigi satu. Kaki kirinya tetap diam disana. Kemudian setir ia banting ke kanan.

Ckiittt

Begitu badan mobil berbelok tajam, pedal gas langsung ia injak kuat, tancap gas hingga jarum spedometer menunjuk deretan angka terakhir. Gas sudah maksimal, saatnya melepaskan pedal kopling.

Voila! Ban depan mobil terangkat.

Ckiitt

Bruumm

Ban belakang mendorong kuat, bergesekan keras dengan permukaan aspal. Mobil mereka sukses melayang melewati pembatas jalan.

Brukk

Chasing Antagonist | ChenJiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang