Plak
"Awh! Jangan memukul pantatku!"
"Kau tidak mendengar perintahku, ya? Aku tidak menyuruhmu untuk membunuhnya!"
"Jeno, kau tidak mengerti. Orang itu menyentuh Chenle!"
"Lalu apa masalahnya? Pria itu hanya menyentuhnya." Jeno sungguh tidak mengerti jalan pikiran istri manisnya ini.
"Tsk!" decihnya tak suka. "dia menyentuhnya, aku tidak suka!"
Si pemuda Lee mengernyit, "Kau tidak suka karena dia mantan kekasihmu, kan?" bibir yang biasanya tersenyum konyol itu melengkung ke bawah. "kau masih menyimpan perasaan padanya, bukan?"
Renjun menggulirkan booa matanya malas, alasannya tidak begitu.
Salah. Salah besar.
"Bukan begitu."
"Lalu apa lagi? kau punya hubungan masa lalu dengannya, kau pasti masih mencintainya."
"Aku memang tidak suka jika orang lain menyentuhnya, tapi bukan karena aku masih mencintainya. Dia memang seharusnya tak tersentuh."
Penjelasan membingungkan itu membuat lengkungan turun bibir si pemuda Lee makin menjadi. "Tak tersentuh? Jelaskan dengan benar, jangan mengarang alasan."
Renjun tak tahan lagi, "Sudahlah! Bisa tidak kau kesampingkan masalah pribadi?!"
"Kau yang terlebih dahulu membawa masalah pribadi!" Jeno tak mau kalah.
Kehidupan rumah tangga dua orang ini memang penuh dengan perdebatan. Namun tenang saja, mereka saling mencintai kok. Mungkin cekcok adalah cara mereka untuk menunjukkan perasaan masing-masing. Untung tidak ada Jaemin, bisa-bisa adu debat berubah jadi ajang adu gulat.
"Aku tidak--
"Sssstttt..." Nakamoto Yuta yang ada diantara mereka mendesis. "diamlah, kalian terlalu berisik."
"Salahkan si bodoh ini!" sergap Renjun.
"Kau berani mengatai suamimu, huh?!"
"Aku hanya mengataimu bodoh, kau bahkan sering mengataiku jalang!" Renjun tidak bohong. Jika Jaemin selalu memberinya panggilan menggelikan, maka Jeno lebih suka memberinya panggilan mengesalkan.
Sudah cukup. Yuta geram, tanpa pikir panjang ia meraih leher pasangan suami istri itu lalu mencengkramnya kuat. "Diam atau ku patahkan leher kalian!"
Lee Jeno boleh saja lebih berotot, tapi Nakamoto Yuta yang sedang marah itu jauh lebih kuat dan menyeramkan. Ia tak akan segan-segan mematahkan batang lehermu jika berani mengiyakan. Jung Sungchan pernah membuktikannya dulu
Pemuda Jung itu sempat menggoda Shotaro saat ikut sang kakak bertugas. Bahkan tangan nakalnya sempat mencolek dagu si pemuda Osaki tersebut. Dan yah... tentu saja Yuta murka. Selain batang leher, ia juga mematahkan jari tengah Sungchan.
Beruntung kasusnya tak sampai ke meja hijau, mereka lebih memilih menyelesaikannya dengan cara kekeluargaan. Namun hasilnya, Sungchan trauma untuk keluar dari ruangannya. Terutama jika itu berpasan dengan Yuta, nyawanya siap melayang saat itu juga.
Kasihan.
"Baiklah, lepaskan aku dan kita kembali pada tugas utama." Renjun bernegosiasi.
Yuta melepaskan keduanya lalu kembali pada sikap acuh tak acuhnya. "Mengapa kau menembaknya? Aku atau pun Jeno tidak memerintahkan hal tersebut padamu." tanya si Nakamoto akhirnya.
Huang Renjun bukan bagian dari kepolisian, tapi kemampuan menembak jarak jauhnya tidak boleh dianggap enteng. Ia sering ikut andil dalam beberapa kasus yang tentunya tanpa sepengetahuan Seo Johhny.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing Antagonist | ChenJi
أدب الهواةZhong Chenle, pemuda manis penyandang gelar gelandangan baru. Entah sial atau mujur, ia dipertemukan dengan seorang polisi tampan berinisial Park Jisung. "Kau pikir semua yang kuberi gratis?" . "Sial!" ...