"Sil." Juan bersuara memanggil Prisila yang duduk di sampingnya.
"Hah?" balas Prisila tanpa mengalihkan tatapan matanya yang terus melihat ke arah buku paket sejarah.
"Lo beneran baca buku sejarah?" dengan nada kikuk, Juan bertanya.
Kali ini Prisila menoleh ke arahnya kemudian menjawab, "Kan lo bisa lihat. Kok bodoh banget sih?"
"Bukan gitu," Juan memutar bola matanya malas. "Gue pikir maksud lo baca buku itu kayak baca buku self development, novel, atau komik. Ini ternyata gak sesuai ekspektasi, lo malah baca buku sejarah. Mana buku paket dari sekolah pula."
Prisila berdecak kesal sambil menatap Juan. Buku sejarah yang tadi dibacanya sudah ia letakkan di depannya, tidak di genggaman tangan Prisila lagi. "Ih! Lo pikir lo doang yang berharap kayak gitu? Gue juga mau kali beli buku kayak yang lo bilang."
"Yaudah, terus kenapa gak beli?"
"Gak ada duit." ketus Prisila.
"Miskin." ejek Juan.
Satu cubitan dilayangkan Prisila tepat di pinggang Juan. "Diem lo!" Prisila kesal.
Melihat ekspresi kesal Prisila, bukannya meminta maaf, Juan malah tertawa. "Di rumah gue ada banyak." ucapnya, kemudian.
"Banyak apa?"
"Banyak nyamuk."
"Oh."
Juan memukul Prisila kecil tepat di lengan. Tidak terasa sakit apa-apa sih menurut Prisila. "Ya, bukanlah! Ada banyak buku yang kayak gue bilang tadi maksudnya. Mau minjem gak?" tawar Juan.
"MAU!" pekik Prisila dengan sangat antusias. Sepertinya gadis ini memang sangat menginginkannya.
"Bilang judulnya coba. Manatau gue ada."
"Gak tau."
"Aneh lo. Katanya mau beli, setidaknya lo harus punya dong list judul-judul buku yang mau lo beli." Juan berucap dengan nada malas.
Pupil mata Prisila membesar. "Oh, yaudah, bawa aja besok semuanya ke sekolah! Biar gue tinggal milih aja deh yang mana mau dibaca!" ujar Prisila riang.
"Cewek sinting!" umpat Juan. "Lo pikir bukunya cuma satu dua buku? Ada satu rak, ya, di kamar gue! Siapa juga yang mau bawa buku sebanyak itu ke sekolah." Juan tidak habis pikir dengan ide gila Prisila. Dipikir badannya sebesar apa buat bawa semua buku itu?! Ini Juan Drasa, bukan hulk.
Mendengar penolakan dari Juan, mood Prisila langsung buruk. "Kalau gitu, ajak gue ke rumah lo." Prisila berkata, memberi masukan keduanya.
Dipikir-pikir, sepertinya ide yang kali ini cukup waras. Bisalah Juan pertimbangkan dulu.
"Mau kapan?"
"Apanya?"
Juan menghembuskan nafasnya kasar. Lambat sekali otak Prisila ini berpikir, ya. "Ke rumah gue."
"Besok pulang sekolah!" jawabnya cepat.
"Oke." disetujui oleh Juan.
KAMU SEDANG MEMBACA
❝ finally, i found you! ❞ ✓
Teen Fictionft. enhypen's jungwon ❝ Finally, i found you! ❞ ━ completed » plagiarism and hate comments are not allowed! ║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║ ║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║ ©dowlette