✦ like tofu

34 18 0
                                    

Koridor sekolah perlahan mulai ramai, dipenuhi oleh murid-murid SMA Taruma yang berbondong-bondong keluar dari kelas menuju luar sekolah. Wajar saja sebenarnya, ini sudah jam pulang sekolah, bel berbunyi sekitar satu sampai dua menit yang lalu.

"Sil, jadi 'kan?" celetuk Juan sambil berjalan mendekat ke arah Prisila yang sedang mengemas semua buku-buku dan peralatan tulisnya.

Prisila menoleh sebentar lalu menjawab, "Iya, jadi. Tungguin bentar, ya." pintanya.

"Selesai!" pekik Prisila dengan senyum puas setelah semua barang-barangnya sudah ia masukkan ke dalam ranselnya.

Gadis itu dengan cepat menggendong tasnya. "Ayo, Juan!" ajaknya.

Keduanya pun berjalan keluar kelas menuju parkiran motor, dimana letak motor milik Juan berada. "Udah izin belum sama orangtua lo?" tanya Juan sembari memakai helm.

"Udah." jawab Prisila seadanya.

Juan mengangguk-angukkan kepalanya sebagai respon. Lelaki itu kemudian naik ke motor lalu mengode ke arah Prisila agar ikut naik juga di belakangnya.

"Oh, iya." Prisila yang paham dengan kode yang dimaksud oleh Juan pun langsung ikut naik ke motor lelaki itu.

๑ ⋆˚₊⋆ ──── ʚ˚ɞ ──── ⋆˚₊⋆ ๑

Juan menghentikan motornya secara perlahan ketika mereka sudah sampai tepat di halaman rumahnya.

"Turun." suruh Juan.

Prisila manggut-manggut, mengikuti instruksi lelaki itu. Juan membuka helmnya dan sejenak memperbaiki rambutnya yang sedikit berantakan.

"Ih, sok ganteng!" ejek Prisila sambil memberikan tatapan julid ke arah Juan yang tengah merapikan rambutnya.

"Emang gue ganteng." kata Juan dengan percaya diri.

"Mana ada." elak Prisila.

"Buta lo."

"Emang gak ganteng, emang gak ganteng!" ledek gadis itu dengan ekspresi wajah yang berhasil membuat Juan berdecak kesal.

"Ikut masuk sekarang atau gue tinggalin lo." ketus Juan sambil berjalan cepat memasuki rumahnya, meninggalkan Prisila yang asik mengejek dirinya. Benar-benar menyebalkan.

"EH, EH, TUNGGUIN! JUAN!" teriak Prisila. Ia kemudian berlari menyusul Juan yang sudah masuk diluan.

Beberapa menit kemudian, Prisila berhasil menyusul Juan walaupun dengan nafas yang sedikit ngos-ngosan. Maklumlah, remaja jompo.

Prisila melayangkan pukulan ke Juan. Berhasil membuat lelaki itu meringis kecil. "Dasar cowok sialan! Jahat banget ninggalin." kesalnya.

"Ya, habisnya lo ngeselin." balas Juan tak terima disalahkan.

"Lo juga ngeselin." Prisila tidak mau mengalah. Masa dia yang salah dan kalah? Enak saja.

"Ngaca."

"Yaudah, lo juga kalo gitu! Jangan nyuruh doang!"

"Lo juga sama aja!"

"Eh, eh, eh! Ada apa ini? Kenapa?" Catrin nongol. Untung saja kehadirannya dapat membuat Juan dan Prisila menghentikan pertengkaran mereka.

❝ finally, i found you! ❞ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang