✦ annoying juan

25 17 0
                                    

"Hah?" Prisila melongo mendengar ucapan Juan. Banyak sekali hal-hal mengejutkan yang ada dalam diri lelaki ini.

"Gue anggap lo terima." usai mengatakan hal tersebut, Juan langsung berjalan keluar dari ruang UKS.

Prisila yang masih tak paham, berlari kecil untuk mengejar langkah lelaki itu. "Maksudnya apaan sih? Lo yang bener napa." decaknya.

Juan menghentikan langkah kakinya, Prisila pun turut melakukannya. "Maksudnya kita udah pacaran beneran. Paham?"

"APA?!" masih untung Prisila tidak pingsan saat mendengar perkataan Juan yang di luar nalar.

"Kan udah jelas. Gue harus ngejelasin berapa kali lagi?"

Prisila menggaruk kepalanya yang tak gatal sambil berkata, "Ya, tapi atas dasar apa kita pacaran beneran. Kan awalnya gue bilang ini sandiwara aja."

"Atas dasar kemauan gue." jawab Juan santai, seolah hal yang ia katakan bukanlah suatu masalah besar untuk Prisila.

Prisila berkacak pinggang. Kedua tangannya ia letakkan di pinggang. Raut wajahnya terlihat kesal. "Itu namanya paksaan!"

Lelaki di hadapan Prisila ini malah rolling eyes. "Pacaran pura-pura buat apa coba, dosa tau ngebohongin orang. Mending langsung aja pacaran beneran. Ribet lo."

"Ih, Juan! Ini namanya lo udah keluar jalur dari rencana. Gak bisa gitu dong!" Prisila menolak mentah-mentah ucapan Juan itu. Tak pernah terbayangkan Prisila bahwa ia dan Juan harus berpacaran. Aneh sekali, pikirnya.

Juan tersenyum. Tapi, di mata Prisila seperti senyum yang dipaksa, habisnya gak ada manis-manisnya, malah serem. "Bisa-bisa aja. Ini buktinya 'kan."

"Ma ─ "

"Berisik lo! Udah lo terima aja, lagian lo gak bakal rugi kalau jadi pacar gue." sesudahnya, Juan langsung melengos dari hadapan Prisila.

Prisila tersenyum pasrah melihat punggung Juan yang semakin lama semakin hilang dari indra penglihatannya. "Wah, pemaksa banget, ya! Dasar cowok gila! Udah julid, ketus, cuek, ini demi apa coba gue pacaran sama dia?! Emangnya dosa gue sebesar itu buat dikasih cobaan yang kelewat batas kayak gini?!"

Prisila misuh-misuh sendiri seperti orang gila di depan ruang UKS. Sepertinya, jam istirahat nanti Prisila tidak akan masuk ke kelas. Misinya untuk menghindari Juan sebisa mungkin akan dimulai.

๑ ⋆˚₊⋆ ──── ʚ˚ɞ ──── ⋆˚₊⋆ ๑

"Del, Prisila belum balik?" Ifsa yang di kelas menanyakan Prisila kepada Adelia. Habisnya jam istirahat sudah mau berakhir lima menit lagi tapi Ifsa sama sekali tak menangkap keberadaan Prisila di kelas mereka.

Adelia yang asik makan donat sambil bermain ponsel langsung menoleh ke arah Ifsa. "Belum, Sa. Emang kenapa?"

"Katanya dia balik jam istirahat. Tapi, ini kok gak balik-balik. Takut gue dia kenapa-napa." cemas Ifsa.

"Prisila belum balik?" suara berat dari Juan langsung membuat Adelia dan Ifsa menoleh ke arah lelaki itu.

Ifsa menggeleng, menjawab pertanyaan Juan. "Belum, Ju. Apa dia ketiduran, ya?" Ifsa masih berusaha untuk berpikiran positif, walau ia juga dilanda oleh rasa gundah. Bagaimanapun 'kan, ia yang bertanggung jawab atas Prisila karna ia yang membawa gadis itu kesana. Yang piket di UKS hari ini juga gak ada.

"Gue aja yang cek." kata Juan. Sekalian ingin menuntaskan niat untuk bertemu dengan gadis itu lagi. Rasanya sekali tadi itu tak cukup bagi Juan.

Ifsa mengangguk cepat, menyetujui usulan dari Juan. Sementara Adelia tersenyum penuh arti.

❝ finally, i found you! ❞ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang