"What are you doing here?" Bokap bingung liat gue menghadap dia di kantornya."Udah abis uang kamu, makanya pulang?"
"Ngga pah, aku mau jemput Yoona"
"Ngapain kamu jemput ade kamu? Mau kamu ajak hidup susah kaya kamu?"
"Pah dia telfon aku, minta aku jemput dia. Tante emang ngga ngurusin Yoona ya? Atau papah masih maksa kehendak papah?"
"Sembarangan kamu kalau ngomong"
"Pulang, kita obrolin ini di rumah"
Gue pun menurut, lagian laper juga kan. Badan gue lengket juga dan gue ngga bawa baju, pulang cuman ambil pasport doang terus langsung terbang kesini.
Akhirnya gue pulang ke rumah, kembali menatap mama tiri gue. Yoona menyambut gue dan memeluk gue, dia nangis lagi.
"Lu tuh kenapa sih?"
"Kangen, mau ikut abang"
"Lepas dulu Yoona, abangnya baru sampai" kata mama tiri gue.
"Mandi dulu Bin, mama siapin makan buat kamu" kata mama dan gue nengangguk.
-
Selesai mandi gue ngga liat Yoona, mungkin di kamarnya. Gue pun langsung ke dapur dan ada mama disana.
Gue ngga benci mama, hanya sedikit canggung aja.
"Yoona kenapa ma?" Kata gue sambil menyendok makanan yang disajikan dan mama memberikan jadwal Yoona yang padat.
"Jadwal papa yang bikin"
"Padet banget" kata gue melihat jadwal yang ada di ipad mama.
"Mama ngga bisa bantu, papa mu ngga bisa dilawan. Mama ngawasin jadwalnya aja, kalau Yoona bolos nanti dikurung di kamar. Yoona makin ngga suka aja sama mama" katanya sedikit sedih.
"Maaf ya ma ada disituasi kaya gini"
"Kamu gimana di sana?"
"Lancar ma, aku bisa hidup kok. Ngga usah khawatir, yang penting mama jaga papa aja di sini. Aku mau bawa Yoona"
"Yah nanti mama ngga ada temen tapi Yoona kasian juga sih papa keras banget sama dia"
"Banyak cara ma buat deket sama Yoona, mama bisa telfon atau chat dia nanti" "bantu aku bujuk papa"
"Oke, diabisin makannya"
Papa pulang dan perdebatan pun di mulai hingga mencapai sebuah kesepakatan kalau papa ngga bakal bantu apa-apa perihal Yoona dan jaminannya adalah Yoona harus masuk universitas negeri kalau ngga dia harus balik ke Australia dan gue menyanggupi.
Yoona ngga ikut dalam perdebatan ini, pokoknya dia tinggal packing dan gue pulang besoknya karena gue ngga mau bolos lama-lama.
Kita dianter papa sama mama dan muka Yoona cerah banget kaya abis keluar dari penjara.
-
Ngurusin Yoona ternyata ngga semudah itu, gue berkali-kali nahan supaya ngga emosi karena anaknya terbilang bebas sekarang.
Bolos les dan nilainya turun, gue ngga tau musti gimana lagi. Sampai akhirnya gue bilang semuanya ke dia, soal dia yang ngga di sokong bokap.
Dia nangis lumayan kejer dan gue baru sadar kalau ade gue secengeng ini tapi sok liar.
Sejak insiden dia bolos les, akhirnya gue anter jemput dia.
"Jangan pernah turun dari mobil, sadar ngga sih kalau ganteng? Temen gue semuanya pada nitip tanda tangan lu jadinya" katanya saat dia berlari dan langsung masuk ke dalam mobil.
"Lu abis muji gue ganteng?"
"Ih males banget" katanya dan gue tertawa.
"Makan apa kita?"
"Mau seafood"
"Oke"
-
"Kalau mama telfon diangkat coba sekali-kali" kata gue saat kita sedang makan, karena mama suka telfon gue dan dia bilang Yoona ngga pernah angkat telfon dia.
"Ngga mau"
"Jadiin dia temen lu kalau lu belum bisa menerima dia jadi mama lu, kaya gue. Dia baik kok Yoona, kalau dia ngga bujukin papa juga lu ngga mungkin ada di depan gue sekarang"
"Iya bang, nanti gue coba ngobrol sama dia kalau gabut"
"Nah gitu dong"
"Jangan sentuh gue! tangan lu bekas megang kerang, bau bang" katanya karena gue reflek mau ngelus rambutnya.
"Minggu depan gue ujian kenaikan kelas bang"
"Targetnya berapa di rapot?"
"Straight A"
"Are you sure?"
"Yes, gue kan pinter"
"Matematika dasar lu di uts dapet D ya kalau gue inget"
"I will get A, liat aja"
"Okay, we'll see"
"If you get straight A, i will let you deco your room" karena dia bawel banget katanya kamarnya ngga aesthetic kaya di pinterest, dasar anak SMA.
"Seriously?"
"Iya, belajar yang bener"
-
Instagram Update!
HaYoonbin
She's got straight A, rip my wallet
Penulis note:
Akhirnya selesai juga, terima kasih untuk teman-teman yang sudah mampir. Sampai jumpa ditulisan yang lainnya.Paypay ~~
💕💕💕❤️❤️❤️💕💕💕