PART 1

8 2 0
                                    

Budayakan follow dulu ya sebelum baca para sahabat manis!
Cuma mau ngingetin sambil baca nanti jempolnya jangan lupa vote juga di pojok kiri bawah. Mudah banget kok, gak bakal bikin kalian ngos-ngosan wkwkwkwk.

Senyumnya mana? Belum senyum gak afdoolll. Gak bisa senyum gimana kak?yaudah nyengir aja gak papa hehe.

Happy joyday^O^

-●◎●-

Semenjak ayah dan bunda berpisah sekitar tujuh tahun yang lalu, saat itu pula kebahagiaan ku direnggut secara paksa. Keduanya memutuskan untuk bercerai tanpa aku tau apa alasannya, sebab aku masih kecil waktu itu, belum mengerti betul tentang masalah yang tengah dialami kedua orang tua ku. Tapi sebelumnya aku sering mendengar percikan pertengkaran keduanya. Kala itu aku hanya bisa menangis menyaksikan bagaimana keegoisan mereka masing-masing. Kadang aku sangat iri dengan keluarga diluar sana yang masih utuh. Rasanya aku ingin di posisi itu, tapi itu hanya harapku tapi keadaan punya kenyataan yang berbeda. Sempat aku berpikir kenapa ayah dan bunda tidak mempertahankan pernikahan mereka, malah lebih memilih menyerah? Padahal ada aku disini yang tidak berdosa menjadi korban mereka, sudah sepatutnya jadi pertimbangan dalam mengambil keputusan. Aku juga punya perasaan bukan hanya sebuah pajangan di kk.

Setelah persidangan menyatakan bahwa keduanya resmi bercerai, ayah memutuskan pergi ke Swiss. Aku sangat sedih dan kehilangan tentunya. Sosok yang selama ini menjadi figure pahlawan bagiku akan pergi dari meninggalkan ku. Ya, sekarang lebih tepatnya dia adalah pahlawan dalam membuat luka bagiku dan juga dia orang pertama yang mengenalkan ku bagaimana sakitnya rasa kehilangan itu. Menyedihkan memang!!

Aku melihat sendiri ayah keluar dari rumah dengan membawa koper besar, sekuat tenaga aku menahan agar ayah tidak jadi pergi. Tapi aku hanyalah anak kecil yang baru berusia 10 tahun, apa yang bisa ku lakukan untuk membuat ayah tidak jadi meninggalkan kami.

"Ayah jangan pergi,"ucapku dari balik jendela.

"Sudah sayang,"kata bunda, sembari berada disisi ku menemani sambil menenangkan ku  saat melihat mobil ayah melaju di pekarangan rumah kami.

"Bunda, ayah gak boleh pergi,"aku berlari keluar untuk mengejar ayah, tapi aku bukan menghentikannya malah aku yang terhenti karena jatuh. Deraian air mataku menetes dengan lancar. Aku masih ingat betul kejadian itu.

Di sekolah pun aku sering di ejek karena ayah pergi meninggalkan aku dan aku tidak punya ayah lagi. Aku sangat sedih dan terpuruk. Sempat aku tidak ingin datang lagi kesekolah, tapi bunda terus membujukku dan menguatkan aku, jika kami akan baik-baik saja meski hanya hidup berdua.

-●◎●-

Tanpa dosa ayah malah melepas tanggung jawabnya terhadapku, bunda kerja banting tulang cari uang. Siang malam bunda tidak hentinya bekerja, bunda bilang dia kerja untuk masa depanku. Bunda bekerja di salah satu perusahaan asuransi di Jakarta. Bertahun-tahun aku menjalani hari dengan kesepian. Bunda sibuk dengan dunia kerjanya sampai dia lupa jika ada aku yang membutuhkan kasih sayangnya juga. Jangankan ngobrol, saling menyapa saja itu jarang bahkan hampir tidak pernah. Aku belum bangun tidur bunda sudah berangkat dan aku tidur pun bunda baru pulang. Lantas saja jika aku disebut broken home.

Bagi bunda yang terpenting itu adalah uang. Entah sejak kapan pola pikir bunda jadi seperti itu, tapi itu tidak demikian dengan pendapat
ku. Bagiku uang hanyalah pemanis dunia, dia tidak akan pernah habisnya jika dicari terus menerus. Lain halnya dengan waktu. Waktu tidak bisa diulang barang sedetik saja, mau kita menangis darah pun waktu tidak akan lagi terulang. Sebab itulah waktu sangat barharga, ya walaupun tak menampik jika uang juga penting.

Dulu bunda pernah janji bahwa kita akan terus bersama dalam segala keadaan, saling ada satu sama lain untuk menguatkan, tapi itu hanya bullshit. Mungkin bunda sudah lupa akan janjinya.

Bunda bilang dia akan menikah dengan pengusaha mebel asal Jogja dan setelah menikah akan stay disana, tentunya dia mengajak ku untuk ikut serta. Aku jelas menentang keputusan bunda untuk menikah lagi, tapi bunda bukan lah anak kecil yang bisa di atur. Dia tau mana yang terbaik mengenai keputusannya. Justru aku akan sangat berdosa jika menghalangi hal yang membuat bunda bahagia. Jika dengan menikah lagi bunda akan jauh lebih bahagia, aku bisa apa.

"Bunda pergi aja sama om Mario. Aku bakal tetap disini,"ucapku. Entah mengapa saat aku berbicara seperti ini dadaku terasa sesak, sakit sekali rasanya.

"Noel, gak mungkin bunda pergi tanpa kamu. Ayolah, kita pergi ke sana sama-sama."bunda memegang tanganku erat berusaha membujuk. Aku tetaplah aku, Noel yang keras kepala.

"Noel bakal tetap di sini, gak akan pergi kemana-mana. Lagi pula Noel bisa tinggal bersama eyang putri,"kataku mantap. 

Mana bisa aku meninggalkan lingkungan yang telah lama membesarkanku. Terlalu banyak kenangan terukir disini, kenangan bersama ayah dan kenangan masa kecil ku. Serta teman-teman ku juga ada disini, aku tidak siap jika harus melepas ini semua. Aku tidak bisa beradaptasi dengan suasana baru, sangat sulit jika akan memulai lagi sesuatu dari awal. Aku sudah nyaman disini, di kota kelahiran ku, Jakarta.

"Sayang, jangan jadikan bunda orang tua yang jahat dengan meninggalkan kamu sendiri. Bunda gak bakal tenang nantinya,"kembali bunda mengeluarkan kata-kata bujukan, kali ini lebih memelas untuk lebih meyakinkan ku.

_7200 DETIK_

Thankyouhhh udah baca 7200 DETIK. Semoga syukaa ya?kalo gak suka dibuat syukaa aja hehehe.

Gimana pendapatan kalian sama part ini?berikan ay advice kalian yang cemerlang itu. Btw kalo kalian gak nyadar ini cerita kedua ay lo. Kalo kalean mau mampir silahkan!!

Hmm, cuma mau ngingatin bagi yang blom vote silahkan di vote, gak maksa loh cuma berharap aja. Aspirasi kalian silahkan di tulis di komentar ya, biar kalian aktif gitu dalam dunia pertulis menulis.

Mau share ke teman kaleann juga boleh, apalagi mau di rekomendasikan sekaleann malah tambah senang ay. Berkali-kali lipat malah senang nya wkwkwk.

Tungguin next, part ya. Jangan bosan-bosan pokoknya,yang bosan aku sumpahin makin item hahaha. Canda elah, gak usah di ambil hati, jantung aja gimana?

Bye bye bye..jangan rindu....(isi sendiri ya)

7200 DETIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang