Jingga [ChanChangJin]

tetë

*

*

*

Paginya Changbin dan El sudah terbangun, saat ini Changbin sedang menyiapkan sarapan juga bekal untuk putranya.

"El, udah belum?" Tanya Changbin menaikkan beberapa oktaf nada bicaranya.

"Sedikit lagi Buna"

El membalas dengan berteriak, bocah ini sedang mempersiapkan dirinya sendiri. Tidak ingin dibantu.

"Buna bantu aja yah?"

"Ngga usah Buna, bentar lagi ini. Lagi nyari pensil"

"Buruan okey."

"Okey Buna."

Changbin menggeleng kecil lalu kembali menyusun makanan ke kotak makan sang putra.

"Bunaa, Liat pensil adek nggak?"

Degg...

Detak jantung Changbin seakan ingin berhenti, ingatan yang telah berlalu tiba-tiba muncul di kepalanya.

"Bunaa, Liat dasi adek nggak?"

"Buna, sarapan apa?"

"Buna tadi adek dapet nilai bagus loh"

"Bunaa, kak Ge gangguin adek trus"

"Bunaa kak Ge jahat"

"Buna ayah nyembunyiin bola adek"

"Bunaa papa bencanda Mulu ih"

"Buna, adek sayang Bunaa"

"Buna sayang adek kan?"

"Uwaah, Buna kaki adek sakit."

Lalu di lanjutkan oleh gambaran yang berbeda

"Bunaa sepatu futsal kakak mana?"

"Buna adek gangguin kakak terus"

"Buna, nanti Buna yang antar yah"

"Buna buat cake bareng yuk"

"Buna kakak sayang Buna"

"Buna jangan nangis"

"Buna jangan sedih, kakak nggak suka"

"Bunaa, jangan pergi. Jangan tinggalin kakak dengan adekk. Kakak sama Adek sayang Bunaa."

"Bunaa"

"Bunaa—
—Bunaa, Buna kenapa?"

"Huh, huh, huh."
Changbin terengah-engah seakan-akan dirinya telah berlari ribuan kilometer, yang ia lihat sekarang adalah wajah putranya yang bingung sekaligus khawatir.

"Nggak papa sayang, Buna cuma pusing. Nanti berangkat nya bareng Minju yah?" Kata Changbin, El mengangguk lalu memakan makanannya.

"Buna nelfon mamanya Minju dulu."

Changbin berdiri lalu meraih ponselnya di atas meja, berjalan cukup jauh dari dapur. Dan menelfon Jisung agar membawa putranya sekalian ke TK.

***

Disinilah El sekarang, di depan pagar sebuah TK bersama Minju, Fay dan Jisung.

Ah, Fay baru sampai di antar Felix. Pria itu terburu-buru, jadi menitipkan anaknya ke Jisung.

Jisung duduk di bangku depan pagar, ia terkekeh melihat interaksi ketiga anak itu. Dimana ketiganya sudah cukup dekat.

El, Minju dan Fay berdiri di depan Jisung. Ketiganya seperti ibu-ibu yang hendak merumpi.