*
*
*"Ayah"
Chan menoleh kearah putranya yang saat ini duduk di meja belajar, Ge baru selesai mengerjakan tugas nya.
"Kenapa?"
"Ge dulu lahir pas kapan?"
Ge bertanya dengan wajah berbinar, ia ingin tahu sejarah bagaimana dirinya lahir. Yaah, dia begitu kepo setelah tahu usia orang tuanya terlalu muda untuk dirinya yang saat ini berusia dua belas tahun.
"Eumh, pas Buna kamu masih kelas sepuluh SMA. Trus, Ayah kelas sebelas, papa kelas sepuluh."
"Kok bisa?"
"Eumh, itu yah. Tugasnya udah selese belum?"
Ge mengangguk, ia lalu memperlihatkan buku pr nya yang telah penuh.
"Yaudah, sini. Biar Ayah ceritain" Chan menepuk ranjang kosong di sebelahnya, Chan tersenyum hangat.
Ge mengangguk lagi, lalu berdiri dan merapikan peralatannya. Ia berjalan ke sang ayah dan tidur di sampingnya.
"Dulu itu, Ayah jatuh dalam pesona Buna. Buna itu orangnya cerewet, Friendly, gemesin. Selain itu, Buna itu pinter mangkanya dia punya banyak temen. Papa contohnya, papa itu dulu temen sekelasnya Buna.
Ayah ketemu Buna pertama kali pas Ayah lompat pagar, mau bolos. Hehehe. Eh, malah ketahuan anggota kedisiplinan sekolah. Buna kamu nyelamatin Ayah, Buna narik ayah masuk ke gudang. Jadinya Ayah ngga ketangkep sama anggota kedisiplinan.
Buna ngumpetin Ayah biar bisa ngasih hukuman pribadi, ngeselin kan? Tapi, Buna bukan nyuruh jemuran di bawah sinar matahari apalagi push up atau lari. Buna malah ngajak tanding basket.
Ayah masih ingat, pas Buna kasih tau alasan dia ngajak tanding basket sama ayah. Katanya 'Aku mau tinggi! Mereka bilang aku nggak cocok sama kamu! Katanya aku tralu pendek buat kamu yang kayak tiang!' Buna bilang kaya gitu juga karna keceplosan, Buna marah soalnya ayah nolak tanding basket sama dia. Udah berkali-kali Ayah sama Buna tanding, yang menang juga tetep Ayah. Gitu terus, jadinya ayah bosan. Mangkanya ayah nolak.
Sejak itu ayah sama Buna pacaran, kemanapun Buna, ayah slalu ikut. Kecuali pas belajar di sekolah, sama pulang ke rumah. Selebihnya, di manapun Buna, pasti ada ayah.
Trus, Buna kamu ada tugas kelompok sama papa. Ayah yang notabenenya slalu ngintilin Buna, ikut mereka ngerjain tugas. Mereka ngerjain tugas kelompoknya di Cafe, pas udah. Ayah ngajak ke bar yang ada di samping Cafe, awalnya ayah cuma iseng doang kesana. Ayah kepo, itu tempat isinya apa.
Eh, kita betiga malah mabuk. Trus, ngga sengaja ayah sama papa ngebuat kamu ada di perut Buna." Chan bercerita sambil mengusap kepala putranya.
"Jadi, intinya Ge anak haram yah? Ge anak yang nggak di sengaja yah? Ge anak yang ngerusak masa depan ayah, Buna sama papa yah?"
"Jangan ngomong gitu, itu semua ngga bener. Nggak ada anak haram di dunia ini, kalaupun ada yang haram bukan anaknya tapi cara orangtuanya. Ge bukan anak haram, Ge memang secara nggak sengaja. Tapi, Ayah, Buna, Papa sayang banget sama Ge. Kita bersyukur dengan kelahiran Ge. Coba kalau nggak ada Ge, pasti sekarang kita berlima ngga jadi satu keluarga kan?
Ge pahlawan nya kita semua, kehadiran Ge itu penting.
Ge juga nggak ngerusak masa depan Buna, ayah atau papa kok. Soalnya, masa depan Buna, Ayah, sama papa itu Ge dan Ian. Masa depan kita semua itu keluarga yang harmonis dan bahagia. Ge ngga boleh ngomong gitu lagi yah, jangan ngomong gitu okey" Chan memeluk Ge, ia memberikan kenyamanan pada sang putra."Iyah ayah." Gerald membalas pelukan sang ayah, ah dia senang selama ini pikiran buruknya ternyata salah.
"Eumh, ayah. Buna kira-kira beneran hamil nggak yah?"
![](https://img.wattpad.com/cover/252082120-288-k534601.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jingga [ChanChangJin]
RomantikHanya kisah-kisah sebuah keluarga yang harmonis dan bahagia (?) BxB threesome Chan×Changbin×Hyunjin