Tidak diperkenankan untuk pembaca dibawah umur ya, cerita ini berunsur 18+. Mohon kerjasamanya❤️
Thankyouu***
Seorang laki-laki berseragam sekolah tidak pernah rapi itu memasukkan tangannya kedalam saku celana. Meskipun kesal, Ia tidak boleh marah sebelum gadis ditunggunya itu datang menghampirinya.
Almamater maroon yang ia kenakan terlihat kusut padahal baru saja tadi malam di setrika oleh pembantunya. Dasinya ia kenakan tetapi belum di simpul.
Alta menyandarkan tubuhnya di badan mobil memperhatikan seorang gadis berambut hitam legam diikat menjadi satu dengan tas ransel mungil dipunggungnya yang sedang berlari tergesa-gesa kearahnya.
Tali sepatunya bahkan belum terikat.
Mungkin lain kali lebih baik jika Alta membelikannya sepatu tanpa tali.
"Maaf, Kak. Tadi Gempita siapin ini dulu, Kakak engga sarapan soalnya," tangan mungilnya menunjukkan dua kotak bekal sarapannya dan tuannya.
Gempita memasukkan kotak itu kedalam tasnya dan berdiri tegap dihadapan laki-laki remaja yang menatapnya penuh intimidasi. Ia terpekik pelan ketika Alta menarik tangannya hingga menubruk dada laki-laki itu.
"Benerin dasi gue," ujarnya.
Gempita cepat-cepat mengangguk tidak ingin Alta bertambah kesal apalagi hingga marah. Ia menyimpulkan dasi Alta dengan hati-hati, Gempita menahan nafasnya ketika tangan besar tuan mudanya melingkar di pinggangnya dan menariknya hingga tidak ada jarak diantara mereka.
"Tuan, gimana Gempita nyimpulin dasinya kalau begini?" Gempita bertanya dengan hati-hati. Ia mendongak menatap wajah tampan Alta yang tidak tersenyum.
Wajahnya sangat serius bahkan selama hidupnya Gempita tidak pernah melihat Alta bercanda.
"Jadi harus gimana? Kakak lepaskan pelukan Kakak atau Kakak lepaskan tangan kamu?"
Gempita meringis, walau kesulitan memasangkan dasi Alta karena tidak ada jarak diantara mereka, Gempita tetap menyimpulkan dasi itu. Kepalanya kembali menatap Alta yang masih memandanginya.
"Tuan, tangannya jangan turun-turun," cicit Gempita gemas dengan tangan Alta yang turun hingga bawah pinggangnya.
Semakin ditegur Alta semakin melunjak. Terbukti laki-laki itu malah meremas bongkahan lembut Gempita membuat Gempita menggenggam erat dasi Alta.
Gempita menggigit bibir bawahnya dan buru-buru memasangkan dasi itu.
"Udah,"
Alta membuka pintu mobil dan mendorong tubuh Gempita masuk kedalam. Ia memberikan instruksi pada sopirnya agar segera melaju.
"Ikat tali sepatu kamu," ujar Alta. Cowok itu memandangi gadis cantik yang sangat patuh terhadap perintahnya itu, ia menarik pinggang Gempita agar duduk disampingnya tanpa jarak.
Matanya menatap Gempita yang sudah menyelesaikan tali sepatunya. Kulitnya sangat lembut membuatnya tidak tahan untuk tetap memeluk dan menyentuhnya.
"Tadi Tuan gak sarapan, kenapa?" Gempita menoleh.
Jika hanya berdua dan dirumah, Gempita sering memanggil Alta dengan sebutan Tuan karena memang Alta adalah majikan mudanya yang semua kemauannya harus dituruti Gempita, tetapi jika disekolah dan di tempat umum, Alta memaksanya untuk memanggil laki-laki itu dengan sebutan Kakak.
"Males,"
Gempita menyandarkan tubuhnya disandaran kursi namun tangan Alta lebih cepat membawa tubuhnya untuk bersandar pada laki-laki itu.
"Hari ini Tuan ulangan, kan. Gempita bawa bukunya buat Tuan belajar disekolah," Gempita mengangkat tatapannya menatap rahang tegas Alta.
"Hm,"
"Hari ini ada ekskul basket, Gempita tunggu dimana?"
"Nanti gue jemput,"
"Nanti Tuan makan ya, bekalnya. Gempita pindahin ke tas Tuan, ya?"
"Ga usah!"
Gempita menggerjapkan matanya beberapa kali. "Jadi gimana, Gempita bawa dua bekel. Tuan engga sarapan, kalau Tuan engga sarapan, Gempita simpen untuk makan di jam istirahat pertama ya?"
"Siapa yang suruh kamu bawa bekel?" tanya Alta. Cowok itu menurunkan pandangannya menatap retina mata Gempita yang menatapnya polos.
"Gempita makan sendiri aja nanti," Gempita menghela nafas. Seharusnya ia bertanya dulu pada Alta.
"Tunggu gue, nanti gue jemput buat makan bareng," Alta menjatuhkan kepalanya diceruk leher Gempita, sedikit memberikan jilatan kecil membuat remasan di kemeja sekolahnya terasa karena perbuatan Gempita yang refleks meremas kemejanya.
"Iya," ujar Gempita, ia ingin mendorong tubuh Tuannya karena tidak enak dengan sopir namun jika ia dorong maka--- Alta akan marah karena penolakannya.
"Jangan deketin laki-laki manapun. Jangan senyum ke siapapun selain gue," bisik Alta penuh penekanan.
Dan seperti biasa Gempita mengangguk patuh. Lebih baik menuruti permintaan Alta daripada menerima amukannya yang diluar logika manusia.
***
Gempita melebarkan matanya dan memeluk tubuh gempal Somi yang sudah merentangkan kedua tangannya.
"UDAH SEMINGGU ENGGA KETEMU!!!" pekik Somi kegirangan. "Lo kok makin gemuk, sih?!"
Bahu Gempita langsung merosot. Ia menatap tubuhnya. "Gemuk banget, ya?"
"Gemuk mana lo sama gue?" tanya Somi membuat Gempita terkekeh. Tidak lama kemudian datang Fana dan Saphira yang terlihat tidak bersahabat.
Mudah ditebak. Pasti karena liptint Fana yang belum dikembalikan Saphira.
Dari jauh Alta memandangi interaksi Gempita. Ia bahkan belum jauh dari gadis itu namun gadis itu sudah berlari memeluk temannya.
"LIPTINT GUE MANA PIRAAA?!!!" tanya Fana kesal.
"Lupa,"
"Lupa-lupa terus lo, kesel gue lama-lama. Awas lo minjem lagi, ga gue pinjemin!" ancam Fana kesal.
Somi memutar bola matanya jengah. "Kelas yuk ah!" tangannya menggandeng tangan Gempita agar berjalan disampingnya.
Sebelum benar-benar pergi kedalam gedung. Gempita menoleh kebelakang menatap Alta yang masih bersandar pada badan mobil memandanginya. Ia tersenyum lebar lalu menghadap kedepan dan melangkah bersama Somi, Saphira dan Fana.
Jika Gempita tahu. Alta dari tadi tidak mengalihkan pandangannya, ia melangkah mengikuti jejak kaki gadis itu dari kejauhan memastikannya sampai di kelas bukan kemana-mana.
Sengaja Alta mengikutinya dari jauh, karena jika dari dekat ia akan ketahuan dengan mudah, jika bukan karena siswa bodoh SMA-nya yang memberinya jalan selebar-lebarnya jika ia berjalan mungkin Alta akan lebih dekat dengan Gempita.
Alta, si penguasa sekolah dengan peraturan sekolahnya adalah perintahnya.
***
3 Januari 2021
![](https://img.wattpad.com/cover/253584524-288-k725048.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Over Young Master
RomanceMemiliki Tuan Muda yang bersifat keras kepala, posesif, pemaksa dan tidak mau dibantah bukan, lah hal yang mudah. Gempita Inggitri (17) gadis cantik yang menjadi pelayan pribadi seorang Alta Anggara(18). Seorang laki-laki tampan menyerupai dewa penc...