Alta tersenyum. "Kita pulang sekarang dan melakukannya dikamar, gimana?"
Gempita terkejut dan menegang. Gadis itu buru-buru melepaskan pelukannya pada leher laki-laki itu, segera tangannya menyingkirkan tangan Alta dari dalam seragamnya.
"Tuan jangan, Gempita masih mau belajar," lirih Gempita.
Alta menyandarkan tubuhnya, tangannya menahan pinggang Gempita agar tidak beranjak sedikitpun dari pangkuannya.
"Jadi aku harus bagaimana?" tanyanya membuat Gempita berkerut bingung.
"Tuan gak bisa begini sama Gempita. Iya, memang posisi Gempita cuma pembantu pribadi Tuan, tapi---," Gempita terhenyak kehilangan kata-kata. Alta mencium bibirnya lagi.
Gempita pasrah, Alta memang tidak bisa dihentikan. Laki-laki itu tidak ingat tempat dimana sekarang berpijak.
Alta menatap wajah lugu Gempita. Nafas perempuan itu belum teratur karena ulahnya.
"Kita memang berbeda," ujar Alta membuat Gempita tertunduk. "Kamu pembantu pribadi aku. Tugas kamu melayani semua kebutuhan ku, benar?"
Alta menyeringai melihat Gempita yang mengangguk. Memenuhi kebutuhan yang ia maksud tidak hanya psikisnya saja. Tetapi biologisnya juga. Gempita sudah menyetujui sejak masih kecil namun gadis ini tidak paham-paham membuat Alta harus ekstra sabar walau sabar adalah bukan sifatnya.
"Jadi turuti kemauan ku, paham?" tekan Alta.
Gempita mengangguk ragu-ragu. Ia mengangkat kepalanya, "Tapi jangan giniin Gempita,"
"Kenapa? Kamu tidak suka disentuh, sayang?" Alta menyandarkan tubuhnya disandaran kursi, tangannya menarik pinggang Gempita agar gadis itu bersandar padanya.
Gempita menggeleng pelan. "Bukan gitu, tapi--- Tuan kelewatan,"
"Ini belum kelewatan sayang. Aku masih bisa lakukan lebih dari ini,"
"Tuan masih sekolah!" ujar Gempita gemas pada Alta yang tidak bisa diam. Tangan Alta kembali menyelusup masuk kedalam rok sekolahnya.
Satu alis Alta terangkat menatap Gempita yang menahan pergelangan tangannya agar tidak bergerak didalam rok sekolah gadis itu. Paha Gempita sangat lembut dan mulus membuatnya enggan untuk tidak bersentuhan.
Alta benar-benar tidak bisa menahan diri untuk tidak menjamah tubuh Gempita. Tubuh Gempita berbeda dengan perempuan-perempuan lain, kulit gadis ini sangat lembut membuatnya bersemangat untuk menyentuhnya. Dadanya cukup ditangkupan Alta dan tubuh gadis ini yang berisi membuatnya semakin ingin memangsa gadis ini secepat-cepatnya.
Alta tidak bodoh jika Gempita menahan diri. Dan ini seakan menjadi tantangan untuknya. Alta ingin melihat Gempita jatuh dibawahnya, mendesahkan namanya juga memeluknya setelah melenguh panjang. Memikirkannya saja membuat Alta berekspektasi tinggi pada Gempita.
Walau usianya masih belasan. Alta bercita-cita menikah muda, apalagi dengan Gempita.
Tujuh belas tahun lebih hidup bersama Gempita membuat Alta semakin besar menginginkan gadis ini secara lebih. Tidur berdua, melakukan apapun berdua serta berdua setiap hari dan waktu tidak membuat Alta puas.
Tidur bersama Gempita pun harus dipaksa dan diancam. Jika tidak mungkin gadis cantik itu sudah pergi ke kamarnya sendiri.
"Tuanh," Gempita menutup mulutnya agar tidak berkata kuat. Tangan Alta mengusap pahanya terlalu pelan dan seduktif.
Alta menarik tangannya dari dalam rok Gempita. Ia merapikan kembali seragam Gempita agar tidak ada satupun celah yang bisa dilihat oleh setan-setan disekolahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Over Young Master
RomantikMemiliki Tuan Muda yang bersifat keras kepala, posesif, pemaksa dan tidak mau dibantah bukan, lah hal yang mudah. Gempita Inggitri (17) gadis cantik yang menjadi pelayan pribadi seorang Alta Anggara(18). Seorang laki-laki tampan menyerupai dewa penc...