happy 3

2K 207 12
                                    

Seorang pria sedang sibuk dengan ponselnya berusaha mengabadikan potret langit yang indah, membuat pria mungil yang sedari tadi menyandarkan dirinya di dadanya itu sedikit terusik.

"Off sedang apa ?"

"Sedang memotret langit. Indah sekali"

"Off suka sekali ya dengan langit ?"

"Suka, karena langit mengingatkanku padamu"

"Bagaimana bisa ?" Off menghentikan aktivitasnya sejenak dan berganti mengelus kepala pria mungil yang dengan sangat nyaman menyandarkan tubuhnya di dada Off.

"Setiap kali kau tidak bersamaku, langitlah yang membantuku untuk menahan rindu. Rasanya seperti kau tetap berada disisiku, karena langit yang ku lihat adalah langit yang sama dengan yang kau lihat"

"Off sedang merayuku ya ?"

"tidak sayang, tanpa ku rayu pun kau tetap akan jatuh dipelukanku" kini pria mungil itu tersenyum malu, pipinya terasa panas.

"kenapa kau memerah ? kau malu ya?" Off yang melihat pipi Gun memerah, semakin menggoda pria mungil itu.

"diamlah Off"

"ah, kekasihku sedang malu. Manisnya" Off mencium kepala Gun dengan sayang

"Aku mencintaimu, Gun" lanjutnya

Kemudian ia mencium bibir pria mungil yang masih berada dipelukannya.

Gun terbangun dari mimpinya yang indah, entah mengapa walaupun mimpinya indah tapi ia merasa sangat sesak. Seakan seseorang secara tiba-tiba menancapkan sebuah pisau dengan sengaja di dadanya, tanpa memberitahu bagaimana cara untuk menyembuhkan lukanya.

Gun melihat jam yang terletak di meja, masih menunjukkan pukul tiga pagi dini hari. Ia kemudian melirik ke samping tempat tidurnya, tempat Off seharusnya berbaring saat ini, namun pria mungil itu tidak mendapati suaminya disana. Sisi tempat tidur itu masih rapi tidak tersentuh. Ia kemudian mengambil ponselnya dan mengetik sebuha pesan singkat kepada sekretarisnya, Krist. Gun memutuskan untuk kembali bekerja lebih cepat dari yang ia rencanakan sebelumnya.

Awalnya, pria mungil itu berencana untuk liburan ke luar negri dengan Off paling tidak 3 minggu, dan menghabiskan waktu honeymoon mereka disana. Namun semua rencana indahnya terasa seperti angan-angannya saja saat ini.

(Krist, tolong siapkan berkas-berkas penting yang harus dikerjakan. Besok aku akan mulai masuk kerja seperti biasa)

Setelah mengirim pesan singkat itu, Gun menarik nafas panjang berusaha mengisi paru-parunya yang sedari tadi terasa sesak. Tidak apa, mungkin ini adalah sisi lain dari pernikahan yang tidak banyak dibicarakan orang. Gun tidak pernah berhenti bertanya pada dirinya sendiri, kesalahan fatal macam apa yang sudah ia lakukan sampai Off memperlakukannya seperti ini.

Gun kembali mencoba memejamkan matanya, tapi tidak berhasil. Ia kemudian memutuskan untuk keluar kamar dan mencari pria dingin itu. Gun melewati ruang kerja Off yang tidak tertutup rapat, ia menghampiri ruangan itu perlahan dan mendapati suaminya sedang tertidur di meja kerjanya. Ia mengusap kening suaminya dengan sangat pelan, takut membangunkannya. Aku tidak tau apa yang sudah ku lakukan sampai membuatmu semarah ini padaku Off, tapi ku mohon maafkan aku. Gun kemudian mengambil selimut dan menyelimuti pria yang sangat dicintainya itu, sebelum akhirnya keluar.

***

Gun baru saja selesai membuat sarapan kesukaan Off, saat ia melihat Off keluar dari ruang kerjanya. Gun kebingungan, karena Off sudah terlihat rapi.

Happily Ever After (OffGun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang