happy new year all
...
Tepat setelah kejadian miris dan mencoreng harga diri gue sebaga Saras si manusia gak mau kalah, gue kembali ke Cafe.
"Lu kemana aja siihh, pergi gak pamit itu dosa tau"
Kenapa ya punya temen gini amat. Belom ada semenit gue dudukin ni pantat udah disemprot aja. Sabar..
Merasa letih gue menunda untuk menjawab pertanyaan Amber dan menegak habis minuman yang ada didepan gue dengan rakus.
Didepan gue Amber menggeleng-geleng kepalanya dan memanggil pelayan untuk memesan minuman baru. Gue menghelakan nafas berat berkali-kali untuk meredakan kekesalan gue tapi entah kenapa tidak mempan malah makin kesal kalo diingat-ingat!
Setelah 5 menit meja gue dan Amber diselimuti keheningan dan gue masih tetap kesel.
Brak
"Allahu Akbar!"
Gue meringis kesakitan karena kepalan tangan kanan gue sehabis menggebrak meja berdenyut sakit.
"Heh maemunah, sadar!" Amber menoyor kepala gue
"Sumpah ya, gue tuh kesal bangettttttt" geram gue
"Astaghfirullah sadar Ras sadar. Istighfar"
Dalam hati gue beristighfar sebanyak-banyaknya.
"Minum gue butuh minum"
"Oh iya tumben teh es lama dateng" Amber memanggil pelayan menanyakan mengapa minuman yang tadi ia pesan tak kunjung datang. Pelayan tersebut meminta maaf dan pergi. Beberapa saat kemudia pelayan tadi kembali dengan membawa gelas.
"Ini mbak, silahkan dinikmati" setelah mengatakan kalimat itu pelayan tadi berlalu meninggalkan meja kami.
"Ini minumannya kanjeng ratu, sillahkan diminum" Gelas tersebut melayang diangkat oleh Amber yang kini sedang cosplay menjadi babu.
Gue bergedik ngeri dan mengambil alih gelas tersebut.
"Bukan kanjeng ratu wahai budakku, akan tetapi 'princess' paham?"
"Maafkan babu ini. Dan itu minumannya Princess, silahkan dinikmati. Puas?" ia menekankan kata terakhir. Gue terkekeh dan mulai meminum cairan pada gelas yang ada ditangan gue dengan lahap.
Bfrr
Cuih
Hoek
Gue menyembur minuman tadi ke arah Amber. Alhasil gue mendengar pekikan luar biasa dari mulutnya dan membuat kebisingan cafe ini.
Sebelum gue mendengar caci makian yang ditujukan Amber kepada gue karena udah membuat hujan dadakan diwajahnya dan membuat bajunya basah. Gue berdiri dan meletakkan jari telunjuk gue tepat dibibirnya.
"Sebenarnya ini moment paling ngakak dihidup gue dan gue pengen banget ketawa sekencang-kencangnya. Tapi-"
"Tapi apa HAH!!!" gue menahan bibir gue untuk ngga ketawa sekarang juga karena melihat Amber yang berdiri dengan penuh emosi.
"Astaga Sarass lu tau gak si apa yang lu lakuin ke gue.." dan blablabla bacotan yang keluar dari mulutnya. Kepala gue mulai pusing dan muak dengarnya karena gak berhenti-berhenti. At least, gue mengambil langkah yang menurut gue bakal ampuh.
"Nih minum kasian tenggorokan lu"
"Lagian elu juga yang mulai"
Bfrr
Berhasil bikin dia berhenti ngomel sih. Tapi...
Amber menyemburkan minuman tadi tepat dimuka gue. Oke jadi kali ini temanya main sembur-semburan ya.
"Anjirr ini minuman apa garem."
"Bangsat. lu bales dendam apa gimana hah"
Amber kembali teriak dan memanggil pelayan meminta mereka untuk memanggil orang yang membuat minuman durjannah tadi. Sementara itu, gue mengambil tissue dan mengelap muka gue yang gue yakin ini bukan air minuman tapi air liur nya si babi.
Ketika gue selesai mengelap wajah gue, gue menghelakan napas gue dan menelungkupkan wajah gue ke atas meja.
Gini amat ya nasib gue.
Sial banget hari ini.
Mau nangis aja, tapi malu masa seorang Saras nangis ditempat umum. Hiks
Dibawah sana kaki gue layaknya sedang bermain futsal bedanya yang ditendang bukan bola tapi angin. Gue menegakkan tubuh, menarik napas dalam-dalam dan berusaha tenang.
Setelah merasa tenang bahu gue merosot dan membuat jidat gue menyentuh meja.
Gak lama kemudian gue mendengar Amber bercakap dengan seseorang yang gue tebak manager cafe ini. Malas berurusan gue lebih memilih untuk mendengarkan percakapan mereka. Toh ada Amber juga yang ngurus, gue mah nerima hasil doang.
Dalam hati gue sih pak managernya bakal kasi kita voucher makan sepuasnya disini. Lumayanlah hihi padahal perkaranya cuman di teh es aja tapi gapapa. Berharap dikit gak masalah.
"Sekali lagi saya minta maaf karena kelalaian karyawan saya ya mbak" gue memfokuskan indra pendengaran gue pada penutupan untuk masalah kali ini. Jangan lupa juga kalau gue masih berharap pak managernya mengeluarkan kata 'voucher gratis'.
"Iya. Saya harap kejadian ini tidak terulang lagi ya pak" jawab Amber tapi kayaknya ada yang salah dengan suaranya.
"Baik mba. Ah ya bagaimana kalau sebagai gantinya juga mba dan teman mbak saya kasi voucher potongan harga?"
Ngga dapet voucher gratis dapat voucher potongan harga juga gapapa Mber mayan tuh. Buru dah diambil gak usah mikir lagi.
"Oh ngga usah pak. Lagian es teh doang hahaha"
Sedetik setelah Amber mengatakan itu gue menegakkan kepala gue dan memukul meja dengan pelan. Gue berdiri dan melayangkan tatapan tajam ke arah Amber. Bisa-bisanya dia nolak rejeki.
Ternyata posisi pak manager dan Amber ada disamping meja depan meja gue. Gue melihat selebaran kertas menggantung diudara. Tapi sayang dianggurin.
Sebuah kalimat terlintas dikepala gue dan meminta gue untuk menyuarakannya.
"Ekhem. For your information ya guys, kalo rejeki itu gak boleh di tolak." Mungkin karena suara gue yang terlalu gede sehingga membuat Amber, pak manager dan beberapa karyawan lainnya menoleh kearah gua. Tapi gue gak terlalu duliin mereka karena yang sekarang gue fokuskan adalah memberi tatapan permusuhan kepada wanita bodoh yang bisa-bisanya jadi teman gue itu
Gue memfokuskan mata gue sepenuhnya kearah Amber dengan tatapan yang kalau di komik udah ada gambar beribu-ribu pisau.
Beberapa detik kemudian gue memejamkan mata gue karena beliau udah gatal minta digosok. Setelah membuka mata gue alihkan mata gue untuk melihat rupa pak manager.
1 detik
2 detik
Gue melotot dan buru-buru mengambil barang diatas meja lalu berlari menarik Amber dan keluar dari cafe ini secepat mungkin.
"Eh eh apaan sih Ras"
"Balik atau jadi gembel?" tanya gue sambil memakai helm
"Ish lu mah gak bisa liat gue bahagia dikit"
"Nih ambil terus naik" ucap gue sambil nyerahin helm dia.
Amber mengambil alih helm-nya dan naik dengan gerakan lambat. Belum ada sedetik dia dudukin pantatnya gue menancap gas dan menjauh dari cafe yang mungkin gak bakal gue datengin lagi.
Kenapa?
Karena managernya.
Iya, managernya cowo rolex.
...
962 words
3-1-2021
9:25 pm
KAMU SEDANG MEMBACA
SARAS STORIES
RomanceGak bisa bikin deskripsi box. Kalau penasaran dibaca dulu gih, kali aja keterusan. @copyright flowercorn98