part 6

2 1 0
                                    


vote nya please

...

"AHAHAHAHA" suara tawa yang berasal dari mulut Amber memenuhi kamar bernuansa pink ini. Sementara gue selaku subjek yang menjadi alasan dirinya tertawa hanya mencebik.

Tadi, selepas dari acara lari dari kenyataan, tempat yang gue datangi selanjutnya adalah rumah Amber. Gue mengantar dia balik dikarenakan mood sudah terlanjur jelek. Dan gue menyesal, alih-alih langsung pulang gue malah numpang ngadem dikamarnya. Kalau tau gue bakal diintrogasi dan disuru ngingat balik tentang itu sekarang pasti gue udah dikamar lebih tepatnya dikasur bersama para future husband.

Dan sekarang setelah gue selesai meceritakan alasan kenapa tingkah gue aneh kepada Amber, suara tawa menghiasi kamar sedaritadi.

"Asli ya Ras, kayaknya hari ini lo sial banget ya"

Ember

"Tapi gue sedikit bingung kenapa jadi lu yang takut ketemu sama dia"

"Alasannya simple. Temanmu yang miskin ini terlalu sadar diri untuk ngga nyari masalah sama cowo apalagi cowo yang jam tangannya udah seharga dengan harga diri lo." Jelas gue dengan lancar.

"Bangsat. Gue gak semurce itu ye, jangan maen-maen lu" Tepukan keras mendadak dari Amber gue terima dengan kekehan. Alih-alih minta maaf, gue malah yakin dan semangat untuk membuatnya semakin kesal lagi. Lumayan lah untuk menghibur diri. Setidaknya kekesalan gue bisa gue sharing ke teman.

"Lo tau merk jamnya apa?" tanya gue

"Manager gitu mentok jam dw gituan"

"Tetot. Salah. Dia make rolex yang baru launching kemarin"

"Buset. Itu manager apa gimana, mahal bener"

"Hooh. Emang mahal-"

Sejenak gue menjeda kalimat. Alis Amber hampir menyatu dengan keningnya yang mengkerut penasaran kenapa gue menggantung. Bukannya melanjutkan gue malah berdiri mengambil tas dan kunci motor. Setelah gue berada didepan pintu, gue menatap Amber dan berkata,

"Makanya gue bilang seharga sama harga diri lu. Buktinya lu gak mampu kan beli itu benda." Usai mengatakan super duper dark jokes tadi gue pergi menghidupkan motor dan pulang secepat mungkin.

...

Hari ini, lebih tepatnya pagi ini (tentunya karena gue bangun pagi) saat gue keluar kamar dan saat kaki gue langkah demi langkah menuruni tangga, seperti biasa gue akan membagi keceriaan untuk manusia-manusia yang ada dirumah ini agar memberinya semangat dipagi hari melalu lantunan lagu yang keluar dari bibir gue

"Pagiku cerahku matahari bersinar kugendong selimutku dipundak~." Seraya bernyanyi, gue memegang kedua ujung selimut yang bertengger manis dipundak gue dan menggoyang-goyangkannya tanda gue sudah terbawa suasana dengan lagu yang gue nyanyikan. Ditambah aroma masakan emak gue membuat gue semangat tuk bernyanyi. Behhh mantab

Tanpa gue ketahui dibalik punggung gue sudut selimut satunya jatuh hingga menyeret-nyeret dianak tangga. Dan ketika sisa 7 anak tangga, dengan kesialan yang datang lagi menemui gue, gue gak sengaja menginjak selimut yang tadi jatoh saat gue meloncat-loncat layaknya anak TK yang sedang bernyanyi bersama temannya. Akibatnya gue oleng, mau megang tiang juga udah gak sempat. Alhasil gue kepeleset dan. Bruk.

Gue jatoh.

Poor pantat gue.

Kondisi rumah jangan ditanya. Pasti ribut. Bukan karena emak gue ngelerai kucing kawin dihalaman samping atau karena emak gue lagi adu nyanyi sama bapak gue. Tapi karena gue. Iya gue.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SARAS STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang