••
"Bangsat!"
Johnatan menggeram kesal saat melihat Gangga berlagak meminta maaf di depan umum.
Sesuai dugaan mereka, Gangga tidak mungkin berani bertindak nekat untuk menyerang Theo karena cowok itu terlalu takut namanya kotor di depan mahasiswa baru. Apalagi ada Pak Hengky dekan kampus mengawasinya dari jauh. Sebagai mahasiswa teladan, Gangga tidak ingin terlihat jelek di mata dosen.
Gangga bahkan rela menjatuhkan gengsinya untuk meminta maaf di depan umum. Padahal Dominic yakin sekali Gangga tidak sungguh-sungguh meminta maaf pada Theo dan teman-temannya yang lain.
Dominic yang berdiri di samping Johnatan diam-diam memasang kuda-kuda. Siaga kalau-kalau Johnatan tiba-tiba mengamuk dan berlari menghampiri Gangga. Bukannya tidak ingin membela temannya, Dominic hanya menuruti perintah Theo untuk menjaga teman-temannya yang lain.
Jangan sampai mereka terlibat dalam keributan apa pun yang mungkin terjadi hari ini. Alhasil, Dominic, Johnatan, Jaeffry, Tama, Markus, Chandra, Jeno, Najendra, Rendi, Jisabian, Leo, dan Veronica hanya bisa mengawasi dari jauh.
Sesaat setelah Raka anak buah Gangga membubarkan kerumunan, barulah mereka menghampiri Theo. Dominic memimpin di depan bersama Jaeffry, Markus dan Jeno. Disusil Johnatan, Tama, Veronica, Najendra, Rendi, Chandra, Leo, dan Jisabian di belakang. Veronica masih terlihat sibuk menenangkan Johnatan yang sudah terlanjur emosi. Tidak terima dengan ulah Gangga yang merendahkan teman-temannya.
Dominic—yang semula sudah siap menghampiri Gangga— tiba-tiba menghentikan langkahnya. Tindakannya itu membuat teman-temannya refleks ikut berhenti.
Chandra yang berjalan tepat di belakang Dominic tersentak kaget saat cowok itu tiba-tiba berhenti."Kenapa, Bang Do?"
Tidak mendapatkan tanggapan, Chandra menyelinap di antara Jeno dan Jaeffry. Penasaran ada hal menarik apa hingga membuat mereka berhenti di tengah jalan seperti ini. "Loh, Nabilla sama Fani mau ngapain?"
Mengenali nama teman seangkatannya, Najendra, Jisabian, Rendi, dan Leo ikut menyusul Chandra di barisan depan. Memperhatikan Nabilla dan Fani yang dengan berani mengusik Gangga.
Markus menatap prihatin. "Mereka tahu enggak, sih, lagi berhadapan sama makhluk paling kotor di kampus ini?"
"Seharusnya tahu," jawab Chandra mewakili teman-temannya. "Sebagai temen deketnya, gue yakin Nabilla sama Fani cukup pinter buat bedain mana kawan mana lawan, Bang. Walau pun mereka memang agak-agak bloon sedikit, sih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck
Teen Fiction[Series 1] Genre: Young Adult SEBAGIAN PART DAPAT DIBACA DI APLIKASI FIZZO (Akun Stephanie Budiarta) *** -Sesi wawancara organisasi- 🙎🏻♂️: Kekurangan lo apa? 🙍🏻♀️: Kekurangan gue belum tahu punya kelebihan apa. 🙎🏻♂️: .... kelebihan? 🙍�...