Part 3

1K 51 26
                                    

......

Diawal tahun baru ini memang tak seperti liburan tahun kemarin. Yang mana keluarga the onsu bisa menikmati liburan mereka keluar negeri. Namun ayah selalu punya moment tersendiri untuk membuat keluarganya mengukir senyum bahagia. Ayah selalu lakukan itu. Menyempatkan liburan memang bukan hanya dilakukan ketika tahun baru saja, sebulan sekali ayah selalu memiliki jadwal untuk pergi liburan bersama keluarganya. Kali ini rencana ayah menghabiskan malam tahun baru bersama seluruh keluarga dan tim the onsu yang bekerja bersamanya juga para ART pun pasti turut ikut meramaikan. Ayah memang selalu suka keramaian, dan merekapun tak canggung tanpa jarak bersendau gurau bersama Ruben seprti memang sudah selayaknya teman dan keluarga.

Hiruk piruk keramaian di Villa malam tahun baru nampak begitu meriah. assisten, cru, dan karyawan ayah lainnya sibuk dengan aktivitas bermacam2, begitu juga sarwendah nampak sibuk membantu mereka menyiapkan hidangan makan malam dengan berbagai menu yang menggoda. Ada jagung bakar, cumi bakar, pokoknya malam ini adalah pestanya untuk makan besar.

Di gazebo Remaja 15 tahun yang justeru malah menyendiri disana, membuat ayah memilih meninggalkan keramaian. Ruben duduk disebelah betran yang menoleh menatapnya sekilas lalu kembali fokus pada pemandangan indah pinggir kolam.

"Apa yang onyo pikirin nakk.." ujar ruben yang tangannya langsung merengkuh pundak onyo dan mengelusnya penuh ketenangan.

"Ayaahh.." onyo menghentikan bicaranya, ruben menatap puteranya dalam dan tersenyum lebar.

"Onyo seneng hmm?" kata ayah menekankan pertanyaan itu dan betran hanya mengangguk.

"Iya.. Terima kasih." air mata yang sejak tadi betran tahanpun akhirnya luruh membasahi pipi chubynya. Ia menangis tertahan, wajahnya tertunduk dalam ia malu kini jika harus menangis dihadapan ayahnya beda dengan setahun yang lalu. Ayahpun mengerti betapa lembutnya hati anaknya itu, ia meraih betran, memeluknya erat.

"ayah juga berterima kasih. Berterimakasih karena onyo selalu ada terus bersama kita."

"terima kasih ayah. Onyo seneng banget ada dikeluarga ini. Bisa ngerasaiin bahagia punya keluarga yang harmonis. Bisa dipeluk ayah kaya gini. Dan bisa ngerasaiin punya ibu kaya bunda sarwendah. Dan adik2 yang lucu juga nurut sama onyo. Onyo bahagiaa banget ayah. Onyo mau bersama2 terus sama ayah bunda, cici, dan thania. Ai sayang kalian."

"Ayah juga sayang onyo. Semuanya sayang onyo. Selagi ayah mampu, ayah lakukan apapun itu untuk bikin kalian semuanya bahagia. Ayah akan terus ada disamping onyo, jadi onyo gak perlu pikir yang macem2 ya!!" onyo mengangguk, air matanya semakin deras berjatuhan ia berakhir memeluk erat ayahnya dan menangis diam tertahan. Ia dia menangis bahagia untuk dua tahun bisa bersama mereka hingga detik ini kebahagiaan itu seolah begitu menerangi gelapnya hati yang dulu membuatnya selalu merasa asing dan kesepian. Ia, dia bersyukur berada pada keluarga yang tepat menerimanya lahir batin. Layaknya anak kandung, layaknya saudara kandung. Ia tak ingin kehilangan kebahagiaan itu. Tak ingin dan jauh dalam lubuk hatinya merasa takut untuk kehilangan, itu masih ada.

"Ayah, Onyo." panggilan bunda membuat Ayah dan anak itu menoleh bersamaan. Bunda menghampiri keduanya, dengan ayah dan onyo yang masih saling pandang. Onyo memperlihatkan senyuman manisnya didepan bunda dg wajah yg basah akan air mata. Bunda yang sudah pahampun dengan sentuhan lembutnya mengelap air mata betran.

"Sayang. Bunda udah masakin kalian masakan yang enak. Onyo bunda ambilin makan ya. Onyo pasti laper banget kan."

"ayah juga bun, laper?" ayah mengusap2 perut buncitnya.

"gak nanya kamu yangg..," tawa betran lepas tanpa beban, membuat ayah mengacak gemas rambut bujangnya itu.

"kamu pasti aku selalu siapin lah yang. Suamiku..," kata bunda mengelus pipi suaminya dan pipi putranya bersamaan.

OnyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang