Rayuan Maut

167 20 0
                                    

Boy x Boy
.
.
.
Wonwoo berjalan riang menuju ruangan sang suami. Sepanjang jalan banyak karyawan yang menyapa Wonwoo dan di balas dengan senyum ceria oleh Wonwoo. Tidak jarang karyawan Mingyu memekik gemas melihat tingkah Wonwoo yang sangat lucu. Mereka ingin menghampiri istri atasannya untuk saling berkenalan namun rasa takut mereka pada atasannya lebih besar dibanding dengan nyali mereka untuk mendekati istri dari atasannya.

Menaiki lift menuju ruangan sang suami, Wonwoo tidak melunturkan senyuman dari bibirnya. Wonwoo terlalu bahagia untuk bertemu dengan suaminya.

Sampai pada ruangan suaminya Wonwoo membuka pintu ruang kerja sang suami dengan pelan, melihat ke dalam ruangan untuk melihat apa yang sedang dikerjakan suaminya. Melihat suaminya yang masih sibuk dengan berkas-berkas, Wonwoo melangkah ke dalam dengan pelan-pelan.

"Mingyuuuuu" panggil Wonwoo pada suaminya.

Mingyu yang mendengar suara istrinya langsung menegakkan kepala dan menoleh pada sumber suara.

"Sayang kenapa tidak mengabari Mingyu jika ingin berkunjung?" Tanya Mingyu seraya menghampiri sang istri menuntun untuk duduk di sofa ruang kerjanya.

"Dengan siapa kesini?" sederet pertanyaan masih Mingyu layangkan untuk sang istri. Merasa khawatir jika terjadi sesuatu dengan sang istri saat perjalanan tadi.

Wonwoo selaku oknum yang membuat suaminya terkejut hanya terkikik mendengar berbagai pertanyaan suaminya. Mendudukkan tubuhnya pada pangkuan sang suami.

"Wonu ingin memberikan kejutan pada Mingyu, makanya Wonu tidak memberi kabar pada Mingyu jika Wonu ingin berkunjung" jelas Wonwoo dengan cengiran.

"Wonu kesini dengan supir papa Kim. Tadi Wonu juga mampir dulu membeli kue kesukaan Wonu, tapi Wonu tidak membelikannya untuk Mingyu juga karena tadi supir papa Kim sudah disuruh cepat pulang oleh papa Kim, jadi Wonu tidak sempat membelikan kue untuk Mingyu juga" lanjut Wonu menjelaskan perjalanannya tadi.

Mingyu lega mendengar penjelasan istrinya. Mingyu takut jika diperjalanan tadi istrinya mengalami gangguan entah cuaca yang buruk maupun gangguan dari orang jahat yang ingin mencelakai istrinya.

"Janji besok-besok kalau ingin mengunjungi Mingyu harus memberi kabar terlebih dahulu ya, Mingyu takut jika terjadi sesuatu pada Wonu" Mingyu mencoba memberi penjelasan pada istrinya.

"Eumm. Maaf sudah membuat Mingyu merasa khawatir. Jika Wonu ingin mengunjungi Mingyu, Wonu janji akan memberi kabar pada Mingyu terlebih dahulu" ucap Wonu dengan mengelus pipi suaminya.

"Jangan marah pada Wonu ya, Mingyu" bujuk Wonu pada suaminya dengan senyum bibir yang merekah.

Di hadapkan dengan tingkah serta wajah imut istrinya mana bisa Mingyu marah. Yang ada malah Minggu merasa gemas ingin mencium seluruh wajah istrinya.

"Tidak, Mingyu tidak marah pada Wonu. Asalkan Wonu menepati janji tadi ya" pinta Mingyu secara halus pada istrinya.

"Wonu janji" ucap Wonu tidak melunturkan senyum di bibirnya.

Mingyu memang lemah jika di hadapkan dengan tingkah istrinya. Mingyu tidak akan bisa menolah bujuk rayuan maut dari sang istri yang membuat ia tidak bisa marah dengan istrinya. Meskipun ada perasaan kesal dan marah, itu tidak akan berlangsung lama. Melihat wajah istrinya yang sendu Mingyu akan langsung luluh, dengan mudah memaafkan kesalahan istrinya.






















































Kamis, 28 Januari 2021
Kabupaten Semarang

Bucin Manja [Meanie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang