Maaf

188 18 2
                                    

Boy xBoy






Wonu berjalan menuju mobil sang suami dengan menghentakkan kakinya. Ia merasa kesal karena sejak tadi diganggu oleh suaminya. Minggu pagi ini mereka berencana untuk pergi jalan-jalan, menghabiskan waktu bersama disela-sela kesibukan Mingyu bekerja. Namun sejak pagi tadi, Mingyu terus mengganggunya mengakibatkan pekerjaan rumahnya tidak cepat selesai dan mengundur rencana mereka yang ingin pergi berjalan-jalan.

Mingyu yang mengikuti istri mungilnya dari belakang hanya tersenyum melihat tingkah sang istri. Suasana dalam mobil masih sunyi karena Wonu yang masih marah terhadap sang suami. Mencoba menghilangkan kesunyian dalam mobil Mingyu memulai pembicaraan dengan istrinya.

"Kita mau pergi kemana dulu?" tanya Mingyu pada istrinya.

Wonu yang mendengar pertanyaan Mingyu itu awalnya menengok ke arah sang suami, namun selanjutnya ia hanya melengos dan tidak berniat menjawab pertanyaan dari suaminya. Ia masih merasa kesal dengan sikap Mingyu tadi pagi.

Mingyu menghela nafas pelan, memilih mengalah dan menepikan mobil yang dikendarainya. Melepas seatbelt nya dan menengok ke samping dimana sang istri tengah duduk melihat ke arah jendela dan melepaskan seatbelt yang dikenakan sang istri. Wonu hanya diam saja saat Mingyu melepas seatbelt nya. Tidak berniat untuk mengelak perlakuan Mingyu padanya.

Setelah melepaskan seatbelt yang dikenakan sang istri, ia lantas mengangkat tubuh istrinya pada pangkuannya. Menegakkan kepala Wonu yang tertunduk agar dapat melihat wajahnya.

"Wonu masih marah padaku?" tanya nya dengan sabar. Ia menyadari yang ia lakukan tadi pagi itu sudah keterlaluan. Ia merasa gemas pada sang kekasih dan akhirnya mencium wajah istrinya dengan brutal. Saat mencium bibir Wonu ia malah kelewatan dengan menggigit keras bibir istrinya yang mengakibatkan bibir Wonu terluka. Wonu yang merasakan sakit hanya menangis dan tidak menanggapi perkataan yang keluar dari mulut Mingyu.

Wonu hanya melihat wajah Mingyu, masih tidak ingin mengeluarkan suaranya. Matanya langsung berkaca-kaca mengingat perlakuan Mingyu tadi pagi, ia lantas menangis dengan keras. "Hikss hikss me hikss nyebalkan hikss" ujarnya sambil memukul pundak Mingyu dengan isak tangis.

"Iya Wonu, maaf ya~" Mingyu mencoba menggenggam tangan Wonu yang memukulnya semakin brutal. Membawa tubuh sang istri dalam pelukan hangat, guna meredakan tangisan istrinya.

"Maafkan aku Wonu~" sambil mengelus punggung sang istri. Mingyu terus mengucapkan permintaan maafnya. Istrinya menangis lumayan lama sampai nafasnya terengah-engah. Jika tau akibatnya akan seperti ini, maka ia tidak akan mengganggu Wonu tadi pagi.

Mingyu masih setia mengelus punggung dan mengeratkan pelukan istrinya. Ia khawatir sang istri akan pusing nantinya bila menangis terus-menerus. "Wonu sudah ya nanti kepala Wonu bisa sakit jika menangis terus~" bujuknya pada istri mungilnya.

Wonu yang berada di pangkuannya hanya mengangguk kan kepala dan masih mengeluarkan isak tangis pelan. Ia memegang kepalanya dan merengek kepada suaminya, " Kepalaku sakitttt Mingyu"

Mingyu mengelus kepala Wonu pelan, mencoba menenangkan sang istri. "Wonu menangis terlalu lama, makanya sekarang kepala Wonu sakit. Sudah ya berhenti menangis~ aku minta maaf atas perbuatanku tadi pagi~"

Wonu hanya mengangguk kan kepala. Menumpukan kepalanya pada bahu Mingyu. "Aku mau duduk disini saja~" pintanya pada sang suami.

Mingyu tersenyum mendengar rengekan manja istrinya. Itu berarti Wonu sudah tidak marah lagi. "Iya sayang."

Mingyu memasang kembali seatbelt nya dan melakukan mobil dengan pelan. Membiarkan sang istri untuk beristirahat sebentar sebelum sampai pada tempat tujuan mereka.





















Rabu, 31 Maret 2021
Kabupaten Semarang

Bucin Manja [Meanie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang