Event

152 19 5
                                    

Boy x Boy
.
.
.
Wonwoo sedang memakai baju ala nahkoda kapal pilihannya untuk acara yang diadakan di perusahaan suaminya. Sembari menunggu suaminya selesai mandi, Wonwoo merapikan lagi penampilannya.

Mendengar suara pintu di buka, Wonwoo juga refleks menoleh ke arah suara. Wonwoo melihat bahwa suaminya telah selesai mandi. Dengan handuk yang hanya menutupi tubuh bagian bawahnya, Wonwoo tersipu melihat suaminya setengah telanjang. Padahal mereka sama-sama lelaki, namun Wonwoo masih saja malu jika melihat suaminya tidak memakai baju. Ia lantas menoleh ke arah lain, menghindari tatapan sang suami.

Mingyu terkekeh melihat Wonwoo yang malu-malu. Ia berjalan mendekat ke arah istrinya untuk mengambil baju yang sudah di siapkan, berada di samping wonwoo.

"Wonu kenapa memalingkan wajah dari Mingyu?" goda Mingyu pada istrinya.

"Badan Mingyu bagus, Wonu jadi malu kalau melihat badan Mingyu" ujar Wonwoo jujur menanggapi pertanyaan suaminya.

"Padahal Mingyu dengan Wonu sama-sama lelaki, tapi kenapa badan Mingyu lebih bagus dari pada badan Wonu? Wonu malu karena badan Wonu tidak bagus seperti punya Mingyu" imbuh Wonu dengan suara kecewa.

Mingyu yang sudah selesai berganti baju menghampiri Wonu yang duduk di ranjang.

"Wonu tidak perlu malu dengan bentuk badan Wonu sendiri, Mingyu malah suka badan Wonu yang seperti ini" jelas Mingyu pada istrinya, agar sang istri tidak berlarut-larut merasa kecewa dengan bentuk badan yang dimilikinya.

"Sungguh?" tanya Wonu pada suaminya. "Mingyu tidak berbohong pada Wonu kan?" imbuhnya lagi memastikan pernyataan suaminya yang menyukai bentuk tubuhnya seperti sekarang ini.

"Tentu, Mingyu tidak berbohong. Mau bagaimanapun bentuk tubuh Wonu Mingyu akan tetap menyukainya" jelas Mingyu pada Wonu.

Wonu tersenyum mendengar jawaban dari suaminya. Wonu mengangkat kedua tangannya, bermaksud agar suaminya mau menggendongnya.

Mingyu yang mengerti kode dari istrinya lantas menggendong  Wonu. Mereka turun untuk berangkat ke kantor Mingyu dimana acara perusahaan akan diselenggarakan. Mendudukkan istrinya pada kursi sebelah kemudi namun Wonu tetap mengeratkan gendongannya.

Mingyu bingung kenapa istrinya tidak mau diturunkan malah semakin mengeratkan gendongan pada tubuhnya. "Wonu kenapa tidak mau turun?" tanya Mingyu.

"Wonu tidak mau duduk sendiri. Wonu mau dipangku Mingyu saja" pinta Wonu pada Mingyu.

Mingyu hanya menuruti permintaan istrinya. Setelah menyamankan duduknya dengan Wonu di pangkuannya, Mingyu lantas menjalankan mobil menuju perusahaan.

Wonu yang berada di pangkuan suaminya merasa sangat nyaman dengan elusan pada punggungnya. Memilin dasi yang dikenakan suaminya untuk menghilangkan bosan. Lama kelamaan Wonu merasa mengantuk dengan elusan di punggungnya. Wonu menyamankan lagi posisinya pada pangkuan mingyu.

"Mingyu, Wonu mengantuk" suara Wonu pelan karena wajahnya terlalu menempel pada dada suaminya.

"Tidurlah. Mingyu akan membangunkan Wonu saat sudah sampai nanti"

Setelahnya yang terdengar hanya suara nafas wonu yang teratur. Mingyu tetap mengelus punggung Wonu agar tidurnya terasa lebih nyenyak.

Saat sampai di depan gedung perusahaan, Mingyu melepas seatbelt dan membangunkan istrinya.

"Wonu bangun, kita sudah sampai" dengan mengelus pipi istrinya pelan Mingyu berusaha membangunkannya.

"Eumm, sebentar Mingyu" Wonu menegakkan kepalanya dan menguap lebar dengan mata setengah terbuka.

Mingyu yang melihat tingkah lucu istrinya lantas memasukkan telunjuknya pada mulut istrinya yang terbuka lebar.

"Eumm" Wonu mencoba mengeluarkan jari Mingyu yang berada pada mulutnya. "Kukira ada hewan yang masuk, ternyata jari Mingyu~mengagetkan saja" wonu sebal dengan suaminya yang mengagetkannya.

"Habisnya Wonu lucu sekali, Mingyu gemas dengan tingkah Wonu" Mingyu masih tertawa melihat istrinya yang memajukan bibir merasa sebal dengan tingkahnya tadi.

"Cha kita sudah sampai, ayo turun dan masuk ke dalam" ajak Mingyu.

Saat Mingyu ingin menurunkan Wonu terlebih dahulu terhalang tangan istrinya yang menahan Mingyu untuk menurunkan Wonu.

"Gendong juseyeo, Wonu malas berjalan" pinta Wonu dengan aegyeo.

"Baiklah"

Mingyu turun dari mobil dengan hati-hati. Membenarkan gendongan pada tubuh Wonu kemudian melangkah masuk ke gedung perusahaan.

Karyawan Mingyu memandang dengan mata berbinar melihat atasannya yang sangat romantis. Belum lagi topi barret yang dipakai oleh istri atasannya itu membuat istri atasannya bertambah imut.

Mingyu tidak menanggapi pandangan karyawannya pada dirinya dan juga sang istri. Mingyu berjalan menuju lift, menekan tombol 8 dimana ruangannya berada.

Di ruangannya, Mingyu mendudukkan pantatnya pada sofa panjang yang tersedia.

"Wonu" panggilnya pada sang istri.

"Iya Mingyu"

"Poppo juseyeo~" pinta Mingyu dengan mendekatkan badan ke arah Wonu.

"Kenapa tiba-tiba Mingyu ingin poppo?" tanya Wonu heran.

"Poppo~" nada bicara Mingyu beralih menjadi rengekan manja seorang anak yang menginginkan memakan ice cream. Jangan lupakan bibir Mingyu yang dimajukan menambah kesan imut.

Jika ada karyawan Mingyu yang melihat, kemungkinan karyawan tersebut akan pingsan ditempat.

Wonu mendekatkan wajahnya pada wajah Mingyu. Menempelkan bibirnya pada pipi  Mingyu. Cukup lama Wonu mencium pipi suaminya. Dirasa puas, Wonu lantas menjauhkan wajahnya dari pipi sang suami.

"Sudah Mingyu"

"Pipi yang satunya belum. Nanti jadi tidak seimbang" alasan Mingyu agar mendapat ciuman di pipi oleh istrinya.

































TBC



























Senin, 8 Maret 2021
Kabupaten Semarang

Bucin Manja [Meanie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang